New Soul

wiwichan5050

104K 11.4K 820

Seorang juru masak dan YouTuber yang populer dengan 10 juta fens lebih, pria ramah walau sedikit pendiam dan... Еще

BAB 1 > new soul .
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 7
BAB 8
BAB 9
bab 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
BAB 15
BAB 16
BAB 17
BAB 18
BAB 19
BAB 20
BAB 21
BAB 22
BAB 23
BAB 24
BAB 25
BAB 26
BAB 27
BAB 28
BAB 29 (Revisi)
BAB 30
BAB 31
BAB 32
BAB 33
BAB 34
BAB 35
BAB 36 > End Season 1
BAB 37 > New Season

BAB 6

4.9K 554 31
wiwichan5050

"obat merah dan kapas nya ." Ucap leon pada mbak penjual obat di apotek .

Mbak itu mengangguk sambil tersenyum . Lalu menyerahkan kantong berisi obat dan kapas yang di inginkan leon .

Setelah menyerahkan uang nya pun ,leon keluar dari apotek . Duduk di kursi panjang di dekat apotek itu .

"T tolong ! ." Suara teriakan wanita membuat leon langsung berbalik badan.

Melihat dua orang preman ingin merampas tas dari seorang wanita cantik berambut hitam se punggung .

"Jalang , lepaskan itu! ." Si botak berusaha merampas tas dari wanita kurus dan dua kali lebih kecil dari ukuran tubuhnya .

Wanita cantik itu menggeleng panik, dengan tatapan memelas . "Tolong lepaskan! , Ini untuk pengobatan nenek saya  . "

Namun bukan nya melepaskan kedua preman itu semakin gencar memaksa wanita itu untuk melepaskan tas .

" AGG! jalang ini bikin kesal saja ! ." Preman yang brewokan menaikan tangan nya untuk menampar wanita itu.

Plak!

Wanita itu gemetar sambil memegang pipinya yang membiru . Tenaga preman itu terlalu kuat untuk di tahan tubuhnya yang lemah .

"t tolong jangan ambil uang nya ." Ucapnya dengan nada gemetar .

Kedua preman tertawa senang saat berhasil merampas tas itu , gigi kuningnya terlihat saat dia menyeringai puas ."gitu dong dari tadi ,kalau kau menyerahkan ini sedari awal kami tidak akan memukul mu ."

DUGH!

Sebuah sepatu sukses mengenai kepala preman botak hingga membuat kepalanya yang secerah masa depan itu memerah dan tergores .

Preman yang kesakitan pun menatap marah sang pelaku . dia cukup terkejut melihat pelakunya hanya seorang bocah pendek yang masih memakai seragam SMP .

"BOCAH SIALAN AKAN KU HABISI KAU !."

Leon mereka datar lalu ancang ancang menendang keduanya dengan satu tendangan mutlak .

Tubuhnya kecil memudah kan dia menghindari serangan balik dari dua orang dewasa itu .

"AGGGG!."

BUKH!

BUKH!

BUKH

PLAK!

"B berhenti AGGGG ,a ampun!."

"Kenapa anak smp bisa sekuat ini sialan !. AGGGGHH!."

Tak butuh 10 menit kedua preman besar dan bau itu tersungkur di aspal dengan keadaan mengenaskan .

Leon mengambil tas usang di dekat preman preman itu ,lalu mendekati wanita cantik tadi.

Tangan nya terjulur menyerahkan tas itu pada pemiliknya.

" T terimakasih ." ucap wanita itu sambil tersenyum senang.

Leon hanya mengangguk , tanpa mengucapkan apapun dia membalikkan badan nya untuk pergi .

"Tunggu !."

Leon menatap wanita itu dengan alis terangkat . "Ada apa?."

"aku ingin membalas budi ,kamu tidak tau seberapa penting isi tas ini untuk ku . Jadi....Setidaknya , biarkan aku mengobatimu !." Ucap wanita itu semangat bercampur rasa gugup.

Leon menatap santai pada wanita yang terlihat pemalu itu yang Ternyata cukup cerewet .

"....baiklah."

Wanita itu tersenyum cerah " terimakasih."

Tanpa di minta Wanita itu menarik tangan Leon menuju bangku yang tadi di duduki oleh sang empu .

"Ah dan tolong panggil aku iris . Dan seperti nya kamu lebih muda dari ku ,jadi kamu juga bisa memanggil ku kakak~." Leon menaikan sebelah alisnya lagi , dia cukup terkejut dengan sikap wanita asing di depan nya .

Namun dia hanya membalas singkat" Gak mau ."

"Kok gitu si , itu gak sopan ."

Leon melirik iris . "Kau pikir siapa yang menolong mu .dasar aneh . "

Iris meringis dengan senyuman canggung " aku tidak seharusnya sok kenal pada anak ini , walaupun dia baru saja menyelamatkan ku ." Iris terbiasa bersikap seperti itu pada adiknya , dan Leon sangat mirip dengan anak itu .

"Tapi dia sangat baik . "

sambil menuangkan obat merah ke kapas putih , dia berujar dengan kekahan." Baiklah , aku minta maaf . Walaupun aku ingin akrab dengan penolong kecil ku ini aku tidak seharusnya sok akrab ."

Leon diam , tidak mau menanggapinya lagi . Tapi membiarkan wanita asing itu menyentuh wajah nya walaupun sedikit merasa risih .

Wanita asing ini selain mengobati wajahnya dia juga seringkali mencubit pipi dan hidungnya seolah itu mainan . Andai saja dia tidak sedang lelah bergerak ,dia akan langsung pergi .

" Kamu sangat sangat imut! , Kalau aku tak melihat aksimu tadi aku mungkin tak akan mengira kamu bisa berkelahi hahaha ." Iris tertawa memandang wajah leon yang menggemaskan dengan bulu mata lantik dan pipi seperti hemster, membuat nya cukup penasaran dengan identitas Leon .

Bocah SMP dengan tubuh mungil dan menggemaskan ,bisa mengalahkan dua preman sangar tanpa mengeluh . Itu bukan lah sesuatu yang biasa .

"Di tambah lagi ,anak ini memiliki banyak luka sejak awal . Apa dia habis berkelahi antar geng?, anak anak jaman sekarang kan suka begitu ." Batin nya sambil mengobati semua luka yang ada di wajah leher dan tangan leon .

Iris ingin bertanya lebih jauh . Tapi itu akan terlihat sangat tidak sopan ,lagi pula mereka baru bertemu dia takut Leon akan merasa tidak nyaman dengan nya .

"Selesai . " Memasang plester bermotif beruang pink di leher leon yang terluka .

"Terimakasih ." Leon menunduk kan sedikit kepalanya dengan sopan .

Iris terkekah "kalau di lihat seperti ini dia seperti anak lugu dan lemah . Padahal tadi dia menghajar orang habis habisan ."

Dengan senyuman hangat nya iris mengusap lembut kepala leon . " Aku mau melamar jadi kakak perempuan adik manis ini, boleh? ."

" Di tolak ,sayang sekali ." Ucap leon sambil memalingkan mukanya tidak tertarik.

Iris tertawa terbahak bahak membuat Leon menatap nya dengan mata menyipit ."Kamu ini ,mirip sekali dengan adik perempuan ku."

Leon hanya diam tanpa menanggapi semua ocehan wanita cantik itu lagi . 

Dia lelah

****

Leon membuka pintu mansion, dia sungguh merasa lelah dan letih setelah menguras energi nya untuk melawan ketiga anak berandalan itu dan dua preman . 

Namun sebelum dia benar benar masuk ke dalam mansion sebuah tamparan keras menimpa pipinya .

Leon mengerutkan dahinya menatap sang pelaku .

"Ada apa dengan mu ?." Ucap leon kesal .

Deyan tampak sangat marah terlihat di wajah nya yang sangar . Juga indria yang menangis di belakang nya ,tampak seperti kelinci kecil yang terluka .

"Seperti nya aku tau Apa yang terjadi ." Memutar mata nya malas dengan bibir mencibir.

"Kau tidak berubah !! ."

"Apa sebenarnya kau dapatkan setelah melukai indri ha !! . Bukan nya menjaganya sebagai laki laki ,kau malah melukai dan merundungnya . Itu sikap mu sebagai laki laki ha !." Deyan menarik kerah baju leon hingga anak itu terangkat sedikit .

Berbeda dengan deyan yang seperti gunung meletus ,deo tampak lebih tenang sambil memandang leon yang sangat santai menghadapi adik kembarnya yang tengah mengaung .

"Aku tidak merundungnya ."ucap leon dengan jujur juga santai sambil melirik gadis menangis itu dengan bingung , Bagaimana dia bisa melukai anak itu saat dirinya saja seharian berkelahi dengan tiga berandalan puber dan dua preman Jelek ? .

" Kau masih saja bohong!!." Deyan mengambil ancang ancang untuk memukul leon namun di hentikan oleh ucapan deo .

"Jangan memukul nya ,Apakah kamu tidak lihat luka di wajah nya pasti ada kesalahpahaman disini ." Deo membela leon , pembelaan mya itu sontak menambah deras nya rasa iri dan kesal pada Indria .

Indria yang tidak ingin drama nya di hentikan begitu saja ,mulai berakting menangis lebih kencang . " Kak ,sudah , j jangan memukul leon .h hiks aku tak apa ,lagi pula aku sudah terbiasa jadi i ini bukan masalah lagi ."

Berbeda dengan ucapan nya yang seolah berusaha tegar , tangisan nya itu cukup menjengkelkan di telinga leon .

"Hey bisakah kamu berhenti menangis , tidak takut air matamu habis ?. " Tanya Leon dengan kening berkerut.

"Hik hik m maafkan aku hiks aku tak akan menangis lagi hik..." Indria sesenggukan dengan kepala menunduk dan tubuh gemetar , dia sungguh bisa meraih penghargaan akan bakatnya ini .

Diam diam dia melirik deyan ,dia yakin deyan tak akan ragu lagi memukul leon setelah akting meyakinkan nya tadi .

"Tapi kenapa dia hanya menatap Leon !!." Batin indria jengkel karna deyan hanya menatap wajah leon dengan tatapan aneh.

"Kau berkelahi?!! ." Leon mengangguk dengan pertanyaan deyan .

Deyan melotot marah lalu kembali membentak nya. " Tidak cukup merundung sekarang kau juga menjadi berandalan?!."

Leon berekspresi tidak suka  ."memang apa urusannya dengan mu ? . "

Dengan jawaban leon itu ,deyan semakin di bakar kemarahan . "Dia bilang apa urusannya dengan ku ?!."

" Menyingkir  ,aku mau tidur." Leon melangkah melewati orang aneh itu . Namun sebuah tangan besar mengangkat nya meletakan nya di pundaknya.

Leon melotot kaget .

"ada apa dengan mu ,bodoh!! Kau sudah gilaya?!!." Umpat nya sambil menggerakkan kaki dan tangan nya ke segala arah namun Deyan terlihat tak goyah.

Deyan malah mengusap kepala indria dengan tangan kiri nya . "Tenang indria , berandalan ini akan mendapatkan hukuman nya ."

Deyan lalu pergi menaiki lift dengan Leon di pundaknya ,di susul deo yang mengikuti mereka tanpa melirik pada adik perempuan nya.

" Orang aneh ." Hina leon pada deyan dengan wajah pasrah nya ,dia lelah menghadapi orang orang jahat sepanjang harinya tidak bisakah dia dibiarkan sendiri dulu. Leon mengeluh dalam benaknya dan mengutuk semua orang yang mengganggunya.

Deyan mencubit paha leon dengan keras hingga kulitnya agak memerah ."katakan sekali lagi ,akan ku bunuh kau ."

"JAHAT!."  Cubitan di pahanya benar benar sakit hingga membuat nya meringis .

Walaupun terlihat indria sangat di bela oleh kakak laki lakinya . Namun dia tidak merasa senang ,dia merasa di tinggalkan karna anak rendahan yang tidak di anggap bernama Leon .

Namun gadis itu hanya memandang punggung mereka dengan kening mengerut dan tangan terkepal.

.

Deyan membanting tubuh mungil nan agak berisi itu ke atas kasur .

"Katakan dengan siapa kau berkelahi !." Deyan lagi lagi membentak dengan suara beriton nya .

Leon yang sudah pertemukan dengan kasur terkasihnya mulai tidak memedulikan deyan .

"Sayang aku merindukan mu !." Leon membalikan tubuhnya untuk tengkurap sambil mengusap kasurnya dengan lembut . Mengabaikan Deyan sepenuh nya.

Deyan Yang kembali marah Ingin lekas mencekik leon tapi cepat di hentikan oleh kembaran nya .

"Hentikan itu Kita obati dulu anak ini ." Ucapnya menenteng kotak p3k dengan tangan kanan dan tangan kiri mendorong kembarannya ke samping .

Deyan pun dengan terpaksa mundur , membiarkan deo mengobati bocah itu terlebih dahulu . Nanti dia yang akan memberikan siraman rohani dan hukuman 'kecil' nya lagi .

"Anak ini tidak hentinya membuat petaka ,entah berapa kali lagi dia merundung orang ." Batin deyan ,dia samasekali tidak suka orang orang yang suka merundung orang yang lebih lemah ,baginya itu adalah tindakan pengecut dan jahat apa lagi itu di lakukan oleh orang terdekat nya . Itu lah alasan deyan semakin tidak menyukai leon , dia mengesampingkan segala hal dan menganggap tindakan nya benar . 

"Tidak usah ,Itu sudah di obati iris ." Ucap leon saat deo ingin mengobati nya .

"Iris ?. " Kedua anak kembar itu sontak menaikan alis mereka secara bersamaan .

Leon berbaring menghadap dua kakanya , Dia mengangguk pelan .

"Siapa iris ?." Tanya deyan menyembunyikan rasa penasaran nya .

"Perempuan yang ku tolong di jalan." Jawab leon sambil menutup mata nya dengan letih .

"Jadi karna dia kamu berkelahi ?." Deyan yang tidak suka melipat tangan di depan dadanya .

Tanpa membuka mata leon berdehem mengiakan ,dia malas bercerita atau menjelaskan pada mereka , Legi pula itu sudah terjadi.

"Jangan menggangguku aku ingin tidur ."

Tak butuh waktu lama ,leon sudah berselancar di alam mimpi . Tidur dengan seragam sekolah yang melekat di tubuhnya .

"Cepat sekali dia tertidur ." Ucap deo sambil mengusap lembut suarai perak milik leon .

Deyan menghelah nafas ikut duduk di samping kiri leon . Awalnya dia berencana menghukum anak itu seperti biasa namun melihat nya tertidur pulas ,entah kenapa membuat nya tidak tega . Bahkan sekarang dia merasa bersalah karna tadi dia menampar Leon.

"Aku akan menghajarnya jika nanti dia kembali merundung indri ." Ucap deyan sambil menatap leon lekat.

"Apa kau yakin leon selama ini merundung indri ?." Deyan sontak menatap deo yang kini melepaskan kancing baju sekolah leon satu persatu .

"Jadi kau pikir indri yang sangat polos dan baik itu berbohong? ." Tanya deyan tidak terima ,dia tidak mungkin membiarkan seseorang menyalah pahami anak baik seperti indria. Dia bahkan yakin indria tidak akan tega menginjak seekor semut .

sedang kan Deo. Dia hanya menghelah nafas dengan sikap adiknya yang selalu menilai seseorang dari penampilan nya dan selalu mudah percaya tampa mau mengikut sertakan bukti lain ,tipe orang yang mudah di tipu dan royal. Berbeda dengan adiknya yang naif dan bodoh , deyan adalah orang yang teliti dan pintar .

"Indri . Dia kemungkinan ,hanya berbohong saat mengatakan dirinya di rundung ." Ucapnya sambil melepaskan sepatu dan seragam yang melekat pada tubuh leon . Sekarang bocah itu tampak lebih menikmati tidur nya .

Seulas senyum tipis terbit di bibir deyan . Mencubit pelan pipi adik bungsu nya yang terlihat sangat menggemaskan .

"Leon akan selalu menggaruk lehernya saat ingin berbohong . Dan saat dia mengatakan bahwa dia tidak merundung atupun mengganggu indri ,aku merasa itu benar . Lagi pula bukan kah ,kamu merasa indria terlihat aneh ?." Jelas deo sambil memandang deyan yang terlihat berpikir.

Deyan jujur saja .dia juga cukup merasa aneh saat Indria terus menerus mengatakan leon merundungnya entah itu dengan sebuah isyarat tangis atau mengatakan nya langsung .itu seperti rubah betina yang berusaha menyembunyikan cakarnya .

"Ku rasa , kita terlalu percaya pada semua yang di katakan indri tampa melihat bukti yang valid ."

"Tapi lebam dan luka di tubuh indri sudah cukup menjadi bukti!!." Ucap deyan keras kepala , dia terlalu percaya pada penilaian nya .

" kau dasar manusia bodoh." Deo menggeleng kepala nya dengan ucapan deyan .

Sambil menyelimuti leon sampai dagu dia berucap . "Itu belum tentu luka yang di sebabkan leon . Lagi pula apakah kau melihat dengan mata  mu sendiri idiot ?."

"... Tidak tapi-."

"Ah sudahlah ,Kau sedari dulu memang beginikan ? . Kau keras kepala seperti ayah ." Ucap deyan lagi sambil berjalan keluar dari kamar anak smp itu . Meninggalkan dua adiknya di sana.

Deyan masih duduk di samping leon yang tertidur pulas dan terus menatap lekat leon . Mata nya beralih pada leher leon yang terdapat pelester obat .

"Tidak usah ,itu sudah di obati iris ."

Deyan menggeretakan giginya hingga berdecit lalu menarik plester obat itu dari leher leon .

Menggulung nya dengan raut kesal lalu membuang nya ke tempat sampah .

Dengan wajah yang masih terlihat kesal dan marah dia melangkah keluar dari kamar leon.

Malam tiba . Kini sudah pukul 08:23 namun leon masih di tempat tidurnya berbaring dengan lelap .

Sedangkan anggota keluarga lain sudah duduk di meja makan dengan para pelayan yang mengelilingi mereka .

"Dimana leon ?." Tanya Robert melihat tidak ada nya leon di kursi nya .

"Tidur , ayah  . " Jawab deo sambil memisahkan sayuran seperti wortel di makanan yang ingin dia makan .

"tidur di jam segini ?."

" Itu sudah terlalu biasa ayah . Anak itu bahkan sudah pernah tertidur seharian penuh ."  Ucap deyan sambil menggeleng gelengkan kepalanya .

"Bukan nya tidak baik ya kalau kita tidur selama itu .  Lagi pula dari pada leon menghabiskan waktu nya di kasur bukan kah lebih baik kita menasehati nya untuk lebih banyak belajar saja dari pada tidur selama itu  ." Ucap indria dengan wajah polosnya .

Deyan tersenyum mengusap lembut surai sepundak milik indria . "Tidak semua orang itu seperti kamu indri ."

"Memangnya indri kenapa ?." Menoleh dengan imut .

" Kamu pintar juga baik .sangat. "

"Emmm! Kakak jangan menggodaku !." Indria menggembungkan pipinya dengan kesal .

Deo hanya memperhatikan interaksi mereka kemudian menggulir bola matanya ke arah lain .

"Tapi bukan kah leon terlihat sangat menggemaskan ketika tidur ."

DUKH

"Sthh!."

Mendengar suara ringisan  ,deyan langsung menoleh kan pandangan nya ke belakang dimana leon dengan piyamanya dan rambut acak acakan ,tengah mengusap keningnya sambil meringis .

"Hiss tembok bodoh." Gumam nya melanjutkan langkah menuju meja makan . Dia kesal karna baru  menyadari ' Tidur dengan perut kosong ternyata sangat tidak nyaman '  membuat kualitas tidurnya sangat buruk.

"Duduk di sini ." Ucap deo yang terdengar seperti perintah .

Leon dengan malas duduk di kursi samping deo yang merupakan milik ian ,namun sang pemilik kursi itu sedang mengurus sesuatu di kota lain .

"Uhk rasa nya buruk ." Batin leon pada makanan yang dia makan ,namun karna perutnya luar biasa lapar dia tidak punya pilihan lain selain memakan makanan sampah itu .

Deo bertumpuh pada tangannya sambil memandangi leon yang makan dengan lahap .

Pipi Leon yang penuh lemak bayi mengembung bergerak sesuai irama kunyahan nya , mata yang masih sayu karna masih sedikit mengantuk . Semua orang mungkin akan betah menatapnya.

Sambil menggigit pipi bagian dalamnya deo berusaha menahan rasa gemasnya yang membuncah . deo suka melihat leon makan seperti itu ,tanpa anak itu sadari deo selalu memperhatikan  dimana pun matanya melihat leon baik dulu atau pun sekarang.

"Ah adik ku sangat menggemaskan ~." Batinya .

Tatapan nya yang cukup intens itu membuat Leon merasa tidak enak .

"Kamu mau ?." Ucap leon sambil menyodorkan garpu berisi wortel .

Deo tersenyum sambil mengangguk. "Tentu ."

Leon langsung saja memasukan wortel itu ke mulut deo tanpa beban kemudian melanjutkan makan nya dengan tenang .

Sambil menguyah deo terus saja memperhatikan leon dengan senyuman tipis .

deyan yang  Melihat deo yang memakan sayur tanpa masalah sedikit pun ,itu seperti Mimpi .
"Dia yang sejak kecil tak mau mencium bau sayur sekarang memakannya ! . Dunia hampir kiamat ." 

"Ehem ,Leon kau juga harus makan banyak ikan Makan lah lebih banyak ." Robert mengisyaratkan pelayan .

Pelayan mengambil sepiring daging ikan yang sudah di pisahkan dengan tulang nya dan di beri bumbu yang terlihat menggiurkan . Meletakan nya di sisi leon .

"Kau harus menghabiskannya ." Ucap robert.

"Ada apa dengan duda kaya ini ?  ." Melirik ikan yang terlihat cukup enak itu . Sang pencinta ikan itupun memakan nya dengan sangat lahap .

" sekarang dia terlihat lebih hidup . " Batin Robert tanpa sadar menerbitkan senyum tipis di bibirnya .

"Sial ,aku ingin memakan pipinya ." Deyan menatap leon seolah sudah siap menerkam mangsanya .

"Orang orang ini aneh ,ayo cepat makan dan pergi!." Batin leon sambil menambah kecepatan kunyahan nya .

Mereka semua memfokuskan perhatian mereka pada leon tanpa menyadari bahwa kesayangan mereka sudah di selimuti api keirian yang melebihi panas neraka jahanam .

"Tidak ! . Semua kasih sayang mereka hanya untuk ku ! Siapa kau yang berani nya merebut nya dari ku ! ." Mantap tajam leon .

"Ku dengar , leon merundung indri di sekolah . Apakah itu benar ? ." Indria langsung saja mendongak mendengar perkataan kepala keluarga .

"Benar ,aku akan menjatuhkan mu sebelum kamu bisa melakukan apapun leon !." 

Melihat indria yang bahkan tak dapat mengontrol ekspresi nya membuat leon menggeleng gelengkan kepalanya .

"Anak anak jaman sekarang tidak ada yang tidak bermasalah ." Memasukan potongan besar ikan ke dalam mulutnya  .

"Ayah i itu bukan salah kak leon ! . I itu salahku karna tidak sengaja menabraknya , tolong jangan menghukum kakak hanya karna itu ." Ucap indria dengan suara bergetar .

" Dia menyakitimu,kenapa kamu malah melindungi nya?." Ucap robert sambil memasukan sesendok salad ke mulut nya .

Indria mengibaskan tangannya yang tertutup perban  ."aku baik ayah ,kak Leon tidak menyakiti ku samasekali!."

"ada apa dengan tangan mu ?." Indria Melirik pada leon yang juga menatapnya dengan tenang .

Dengan tangan terkepal ,indria berucap ."kak leon hanya tidak sengaja melukai ku . Aku terlalu yang ceroboh ." Tersenyum manis pada semuanya , bersikap seolah menjadi peri baik hati.

"Omong kosong ." Ucap leon .

"Aku bahkan tidak melihat mu di sekolah ,Jadi bagaimana cara ku untuk memukul atau menindasmu ?." Memiringkan kepalanya  . Dia hanya mengingat bertemu tiga berandalan di sekolah hari ini .

Indria menggeleng , wajahnya menunjukkan ekspresi ketakutan . "Ah maafkan aku kakak ."

"Aku ...... Minta maaf hiks ."air matanya meleleh seolah es yang di terpa angin musim panas .

"Jangan gitu dong orang lain bisa salah paham nanti ." Sahut leon , mengusap bibirnya dengan tisu .suaranya acuh tak acuh tak memberikan perhatian lebih pada perilaku gadis itu .

"Kau selalu menangis ,itu menjengkelkan . Kurangi sedikit kebiasaan buruk itu ,nanti penindasan akan menjadi kenyataan untuk mu loh ~ ." Setelah mengucapkan itu leon beranjak tanpa repot repot menjelaskan apapun . Dia tidak punya waktu untuk bermain drama dengan gadis kecil .

"Bajingan itu !!." Geram deyan .

"Tidak apa apa kak . "

"Kau tidak perlu bersikap lunak pada bajingan itu indri . Kau terlalu baik." Mengelus kepala Indria dengan lembut.

Hal itu tentu membuat senyum dan kebahagiaan timbul pada diri indria . Mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang begitu besar dari semua orang , itulah tujuan utamanya ada di rumah ini . Dia lahir untuk mendapatkan kasih sayang dan hidup bahagia .

"Indria apakah kau berkata jujur ? .kau taukan aku butuh bukti yang lebih jelas dari pada pengakuan mu ." Ucap robert .

"Sial ,aku tidak berpikir sampai sana ." Batin indria . Robert mungkin adalah orang yang paling keras dalam menghukum Leon ,namun dia juga keras untuk diyakinkan . Indria bahkan harus berusaha sangat keras hanya untuk meyakinkan nya dengan semua bukti palsu .

"......"

"Aku tidak punya bukti ayah . Lagi pula ini bukan masalah besar jadi ayah tidak perlu report repot. " Aturan yang paling mendasar untuk pembohong adalah : berhenti saat sesuatu itu sudah di luar kendali .

"Ya . " Robert mengangguk ,tidak punya tanggapan lain.

"Tcih aku masih berharap bajingan itu dihukum ."

" Kamukan bisa menghukum nya sendiri . " Ucap deo .

Deyan langsung terdiam. Entah sejak kapan dia mulai merasa kasian pada anak itu ,tapi yang pasti perasaan tak di inginkan nya muncul untuk anak yang telah membunuh ibunya .

Namun dengan kekeras kepalaan deyan ,itu hanya akan di anggap delusi ."aku tidak mau menghabiskan waktu ku yang berharga untuk bajingan itu ."

" Idiot ." Sindir deo sambil mengusap bibir nya dengan tisu ,meludahkan wortel yang sempat dia makan .

"Siapa yang kamu bilang idiot !!."

"Diam ." Suasana kembali tenang hanya dengan satu kata tetap dari kepala keluarga .

>>>>>>>>>>>>> tbc

Продолжить чтение

Вам также понравится

POSSESSIVE ABANG [Childish Version] Akuu Yaya

Подростковая литература

1.9M 259K 37
ON GOING. Memiliki empat abang berwajah tampan namun memiliki sifat minus yaitu sifatnya yang POSSESSIVE dan juga childish. BEBI adalah gadis mungil...
61.8M 1.7M 40
She is Ariela Davis, an ordinary girl with an ordinary life. Pero dahil sa isang insidente kinailangan niyang lumipat sa bagong school sa gitna ng ka...
10M 498K 80
◤ SEMIDEUS SAGA #04 ◢ Promise of the Twelve - End of the rebellion as prophecied by the titan goddess, Mnemosyne. It seems like fighting a titan...
Our Little Sister 🌸ais.ain🌸

Подростковая литература

6.4M 812K 77
SUDAH TERBIT DI PENERBIT GALAXY 🙏 Welcome to my first story.. Olivia Amora, gadis polos yang selama ini hanya dapat merasakan kasih sayang seo...