Kana, My Baby

נכתב על ידי NichaKanawut

113K 4.8K 833

MEW SANGKARA JANENDRA. Mew Sangkara, pria tampan yang gila kerja. Mew bahkan sebelumnya tidak berniat ingin m... עוד

Baby Kana ☀️🌻
Visual
Baby Kana 2
Baby Kana 3
Baby Kana 4 🔞
Baby kana 5
Baby Kana 6
Baby Kana 7
Baby Kana 8
Baby Kana 9
Baby Kana 10

Baby Kana 1

7.5K 504 110
נכתב על ידי NichaKanawut

Happy reading...

.

.

.

.


BRAK!

"HUAH! MAS MEW!"

Mew menghela napas pelan, apalagi drama yang di buat istri nakalnya itu sekarang. Biasanya bila di pagi hari seorang istri melakukan aktifitas seperti mandi, menyiapkan sarapan, dan menyiapkan baju kerja suami, berbeda dengan Kana, anak manis itu malah membuat drama.

Mew menutup laptop, dan beranjak dari duduknya. Pria tampan itu keluar dari ruangan kerja, untuk menghampiri Kana.

"Sayang!" Mew sedikit berlari kearah Kana. "Kenapa bisa gini? Sayang ngapain?" tanyanya sambil menjauhkan koper yang menimpa kaki Kana. Mew meringis, melihat kaki Kana yang biru karena tertimpa koper.

"Hiks... sakit sekali." Kana ikut mengusap kakinya pelan. "Mas suami, nakal sekali koper nya jatuh di kaki Kana." Kana memeluk Mew, dan Mew membalas pelukan Kana.

"Tadi Kana ingin mengambil koper untuk bersiap-siap, tapi karena koper nya di lemari atas, Kana tidak bisa mengambil. Kana tarik Mas Mew koper nya, lalu jatuh ke kaki Kana." Kana menjelaskan dengan menatap Mew polos. Mew ingin sekali rasanya menggigit Kana, istrinya itu terlalu menggemaskan.

"Mau siap-siapa kemana, memang? Sayangnya Mas ini mau kabur dari mansion lagi?" Kana menggelengkan kepalanya ribut. "Jadi? Siap-siap kemana?" tanya Mew lagi, Kana menunduk sambil memainkan jari-jarinya.

Kana memang pernah ingin kabur dari rumah, beberapa hari yang lalu, karena Mew melarangnya untuk memakan coklat terlalu banyak.  Untung saja waktu Kana menyiapkan baju, Mew melihat dan akhirnya Mew membujuk Kana dengan membelikan boneka panda agar Kana tidak marah lagi.

"Mau pindah ke kamar lainnya, Kana ingin bobo pisah saja dengan Mas. Kana tidak mau lagi bobo berdua dengan Mas." Kana menunduk, suaranya bergetar menahan tangis.

"Kenapa? Mau cerita dengan Mas, tidak?" Kana mengangguk,  Mew langsung menggendong Kana dan membawa Kana kasur. "Mas dengarkan, tapi cerita yang jujur, ya? Jangan ada yang di tutupi."

"Kana mulai ceritanya dari Kana ikut Mas ke kantor kemarin. Kana kemarin ikut Mas, lalu setelahnya Kana ingin membeli mam sebentar. Mas ingin menemani Kana, tapi Kana tidak mau. Setelah sampai kantin kantor, Kana membeli mam apa ya kemarin? Eumm... Kana lupa Mas Mew. Setelah itu Kana duduk dan mul--"

"Sayang, lalu hubungannya apa?" Mew merapatkan bibirnya, karena di tatap tajam oleh Kana. Mew tahu, dia sudah melakukan kesalahan besar karena menyela ucapan Kana.

"Mas Mew ini nakal sekali, menyela ucapan Kana. Coba diam dulu, dan dengarkan Kana sampai selesai berbicara bisa tidak?" Kana menutup bibir Mew dengan tangan mungilnya, membuat Mew hanya bisa mengangguk saja.

"Setelah Kana mam, ada karyawan Mas Mew yang duduk tidak jauh dari Kana berbicara. Katanya seperti ini, 'Perusahaan Pak Sangkara ini sangat besar, dan mempunyai banyak cabang. Sayang sekali bila tidak ada penerusnya, karena menikah dengan istrinya sekarang. Sudah dua bulan menikah, tapi sepertinya pria itu tidak hamil juga.' Seperti itu, Mas suami. Dan temen nya juga bilang... sebentar, Kana mengingat dulu."

Kana berpikir sejenak, mengingat apa saja yang di katakan oleh Karyawan suaminya tentang dia kemarin. "Oh iya! Teman satunya bilang seperti ini. 'Aku pernah dengar, katanya istri Pak Sangkara itu pria spesial. Tapi ya seperti katamu tadi, mereka sudah dua bulan menikah, dan istrinya masih belum hamil sampai sekarang.' Kana berpikir, apa yang mereka katakan itu benar," ucap Kana dengan raut wajah sedihnya.

Mew mengusap surai hitam Kana. "Jangan mendengarkan ucapan tidak berguna dari orang-orang, sayang. Mereka tidak tahu kehidupan kita seperti apa." Kana hanya menunduk, membuat Mew menghela napas pelan.

"Kana ingin membuat Adek bayi saja bersama Mas. Kana tidak mau ke kantor, Mas Mew juga jangan ke kantor. Kita membuat Adek bayi saja." Kana ingin membuka bajunya, tapi di tahan oleh Mew.

"Mas tau Kana belum siap. Jangan memaksakan hanya karena omongan dari orang-orang tidak berguna." Mew mengambil tangan Kana, mengusapnya pelan, lalu mencium tangan Kana.

Mereka sebelumnya memang sudah membicarakan hal ini, Kana tidak ingin mempunyai anak dulu karena dia tidak yakin akan bisa mengurus anak mereka dengan baik nantinya.

"Tapi Mas Mew, Mas Mew memang tidak ingin mempunyai Adek bayi? Bila Mas Mew mau, Kana siap sekarang. Nantinya kita akan mengurus Adek bayi berdua juga, kan? Jadi tidak masalah." Ujar Kana, Mew menangkup kedua pipi Kana dan mengecup bibir Kana.

"Kita bicarakan nanti lagi, Mas mau ke kantor sekarang. Kana di rumah saja, ya? Nanti Mas panggilin Kavaya dan Gyan. Mas suruh juga Gyan untuk membawa Bibi." Mew mengecupi kedua pipi Kana, setelahnya pria tampan itu beranjak dari kasur.

"Mas jangan berbuat apa-apa di kantor, Kana tidak masalah mereka berbicara seperti kemarin karena memang benar. Mas jangan memberhentikan orang kerja, kasihan tau Mas Mew. Kana tidak akan memaafkan Mas Mew, bila memang Mas Mew memberhentikan orang kemarin itu." Kana bisa menebak, apa yang ada di pikiran suaminya itu. Karena Kana tahu, bahwa suaminya itu paling tidak suka bila dia menjadi bahan omongan.

"Mas tidak janji. Baik-baik, ya? Mas sebentar saja." Mew kembali memberikan kecupan di bibir Kana, dan langsung keluar dari kamar mereka.

***

Senyum Kana mengambang, saat melihat kedua temannya sudah berada di ruang tamu. Kana menghampiri keduanya, dan duduk di tengah-tengah mereka.

"Hihi... terima kasih kalian berdua sudah datang! Kana kira akan lama, Kana takut nantinya malah Livian yang datang. Kana takut tau, walaupun ada bodyguard di depan tapi tetap saja." Kana memanyunkan bibirnya, dia sedikit kesal mengingat Kakaknya pernah datang ke Mansion Mew dan memaksa untuk masuk.

Bukannya Kana tidak mau di kunjungi Kakaknya, tapi Kana dan Livian itu memiliki hubungan yang cuku buruk, Kana takut Livian akan melakukan hal bodoh padanya.

"Aku ikut sedih Iyel, kasihan sekali Iyel harus di berikan keluarga seprti itu. Harusnya kita bertemu lebih cepat, agar Iyel tidak menderita lebih lama. Kavaya akan melindungi Baby Iyel dengan sekuat tenaga!" Kavaya berucap semangat, membuat Kana terkekeh kecil

"Tidak apa-apa, sekarang kan Kana sudah baik-baik saja. Mama dan Papa juga tidak pernah menjenguk Kana, kok. Hanya Livian saja yang masih suka mengganggu Kana. Menyebalkan memang." Kana berucap pada Kavaya, tapi tangannya bergerak mengambil Bibi dari pangkuan Gyan.

"Dasar Iyel." Gyan menggelengkan kepalanya, dia sadar padahal Bibi di ambil dari pangkuannya tapi Gyan membiarkan saja.

"Gemas sekali Bibi, nanti Bibi mau punya teman baru tidak? Biar Iyel suruh Mas Mew untuk membeli teman Bibi nantinya. Tapi Iyel tidak bisa memelihara, karena malas memberi makanan." Kana mengusap-usap perut Bibi gemas.

"Iyel, Iyel. Iyel tau tidak?" tanya Gyan, Kana hanya menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya dari Bibi yang dia baringkan di pahanya. "Besok Gyan ingin ke mall, sudah bicara juga dengan Mas Oziel, katanya boleh membawa Iyel dan Kavaya. Tapi kalian di perbolehkan tidak?"

Kana dan Kavaya kompak menoleh kearah Gyan. Mereka langsung mengangguk tanpa ragu. "Nanti Kana akan membujuk Mas Mew dulu agar di perbolehkan. Tenang saja, Kana ada cara untuk membujuk Mas Mew agar di perbolehkan," ujar Kana dengan senyum nakalnya.

"Hu'umm... Aku juga nanti ingin berbicara pada Bang Sat, pasti dia akan mengizinkan karena Bang Sat tidak mungkin bisa menolak seorang Kavaya."

Kana dan Gyan tersenyum kaku, mendengar Kavaya menyebut suaminya sendiri dengan sebutan yang kurang enak di dengar.

"Eumm... apa tidak ada sebutan lain ya, Kavaya? Kenapa harus itu? Namanya kan Satya Sina, kenapa tidak Bang Satya saja? Atau Mas Sina? Atau suami juga bagus, Kakak, sayang?" ujar Kana memberikan saran, tapi Kavaya hanya terkekeh kecil dan mengusak rambut Kana.

"Bang Sat itu dulu ngeselin, waktu awal dekat dia ngeselin pakai banget. Jadi, aku suka manggilnya Bang Sat karena terlalu kesal. Dan kita sering bertengkar juga bila bertemu, tapi ternyata akhirnya jodoh," jelas Kavaya.

Kana menganggukan kepalanya paham, akhirnya dia tahu kenapa Kavaya memanggil Satya dengan sebutan Bang Sat.

"Nah, itu artinya aman, kan? Kita berbelanja banyak-banyak besok!" Gyan bersorak senang. Kana dan Kavaya terkikik geli melihat Gyan. Gyan memang jarang sekali di perbolehkan untuk pergi ke luar oleh Oziel, kecuali ke mansion Mew. Jadi, saat di perbolehkan seperti ini Gyan tentu saja sangat senang.

Tbc...

Mansion senderhana Mew.

Ini gambarnya Mansion pas Baby Kana, gak aku hapus biar aja di simpan sini🤏🏻

See you...

Jangan lupa vote dan komennya.

המשך קריאה

You'll Also Like

413K 41.3K 51
"i like you" "but I'm a killer" "me too" bagaimana jadinya seorang mafia jatuh cinta pada seorang penerus kelompok 'ANDROMEDA' akan mafia tersebut be...
56.4K 4.9K 60
Semua cerita dan tempat kejadian hanya fiktif ( bl ) ( brightwin ) ( earthmix )✌✌😍😍
3.3M 49K 31
Mature Content || 21+ Varo sudah berhenti memikirkan pernikahan saat usianya memasuki kepala 4, karena ia selalu merasa cintanya sudah habis oleh per...
814K 77.1K 51
Ini adalah Kisah dari Kila. Kila Prastika yang ternyata memiliki seorang bapak kos yang kebelet kawin ... "Nikah sama saya, kosmu gratis seumur hidu...