Warning!
Part ini mengandung banyak sekali typo!
Happy Reading.
Ezar meringis sakit saat badannya di turunkan dengan tidak manusiasi ke sofa, alano mengukung ezar di bawahnya kemudian meraup benda kenyal itu melumatnya kasar dan tergesa-gesa.
Alano menurunkan ciumannya ke leher putih ezar, menjilat, menggigit, dan menyesapnya kuat hingga menimbulkan bercak merah keunguan.
Tentu ezar memberontak, melihat perlakuan alano yang seperti ini yang sama persis seperti, entah kenapa otaknya memproses mengingatkannya pada kejadian malam itu bersama jev.
Ezar menggelengkan kepalanya, jangan sampai itu terjadi. Pikir ezar. Lagi dan lagi ezar memberontakan badannya membuat alano geram sendiri karena akitivitasnya terganggu.
Plak.
Plak.
Alano menampar pipi berisi ezar sebanyak dua kali. "DIAM!" Bentak alano.
Rasa panas dan ngilu ezar rasakan di kedua pipinya. "Al plis jangan kayak gini." Pinta ezar kedua bola mata sayu nya menatap alano memohon.
Alano menarik sudut bibirnya, menyeringai. "Lo lupa?" Tanya alano dengan nada dinginnya serta mengubah gaya panggilannya menjadi lo-gue.
Ezar sedikit kaget melihat perubahan sikap alano, dia menatap lelaki itu tidak percaya. "Al?" Lirih ezar, suaranya terdengar bergetar dan kedua matanya berkaca-kaca.
"Lo lupa, gue udah nawarin diri buat bantuin lo hilangin rasa panas di tubuh lo, lupa?!" Ucap alano tajam.
Ezar menggigit bibirnya bawahnya mendengar itu, ia tidak tahu kenapa tubuhnya tiba-tiba saja panas dan rasa panas itu masih terasa dan ia juga merasa jika itunya sesak di balik celana.
Alano melepaskan sabuk ezar, membuka kancing serta menurun resleting dan ia juga menurunkan celana seragam anak itu hingga lutut.
"Dan ini cara satu-satunya buat hilangin rasa panas itu." Sambung alano.
Ezar menggelengkan kepalanya lemah. "Ezar mohon al jangan lakuin itu." Ujar ezar dengan nada lemahnya.
"Gak bisa! Sebelumnya lo udah setuju sama penawaran gue!" Balas alano lalu menurunkan celana dalam ezar.
Dia terkekeh pelan saat melihat kelamin ezar yang sudah tegak, ia menggengmanya. "Kecil sekali!" Celetuk alano.
Sial.
Bisa-bisanya di situasi seperti ini, ezar merasakan panas di pipinya. Ia mengalihkan wajahnya kearah lain.
Alano mengangkat pinggul ezar dan melebarkan kedua paha anak itu hingga nampaklah hole ezar yang berkedut juga sudah basah.
"Alhh janganhhh!" Pinta ezar lagi ketika merasakan sesuatu menerobos masuk ke dalam holenya.
Alano terdiam kala merasakan hole kekasihnya sempit namun sedikit longgar, ingat sedikit. Dia menatap ezar sejenak lalu tertawa.
"Udah pernah di pake huh?!" Ucap alano tertawa renyah, ia menambah dua jarinya membuat ezar memekik kaget.
"Berarti ini bukan pengalaman pertama buat lo, gue kira lo orangnya lugu dan polos ternyata gue salah." Sambung alano.
"Eughh." Lenguh ezar kala jari jemari alano bergerak.
"Mau denger cerita?" Tanya alano.
Alano menatap ezar yang memejamkan mata, ia menambah tempo kecepatannya membuat anak itu mendesah ke enakan.
"Tadi pagi gue pergi ke toilet, saat gue mau balik ke kelas gue lihat dua orang cowok. Dan salah satu cowok narik tangan cowok satunya lagi ke taman belakang sekolah."
"Status mereka berdua itu sahabatan. Biar gak pusing gue panggil si cowok yang narik si A dan cowok yang di tarik si B."
"Disana si A marahin ah enggak yang gue lihat dia kaya nasehatin si B dan si B kayak enggak peduliin perkataan si A." Ucap alano menarik keluar jarinya di hole anak itu.
Sebuah kerutan dahi ezar tercetak jelas, ia merasa tidak asing dengan cerita tersebut. Ezar terdiam menunggu lanjutan cerita lelaki itu.
"Gue gak tahu pasti apa yang mereka omongin dan point penting yang gue denger dan ambil di antara mereka adalah si B yang katanya udah punya suami."
"Punya hubungan lain sama orang lain dan salah satu teman orang itu adalah adik iparnya sendiri."
"Ah keknya gak gue lanjutin lagi karena gue yakin lo tahu betul siapa orang yang gue maksud dari cerita ini." Sahut alano sedikit menurunkan celananya, mengeluarkan penisnya dan mengurutnya pelan.
Tentu saja ezar tahu siapa orang yang di maksud dari cerita alano. Ia menatap alano terkejut dan tidak percaya. "Al kam---" Alano memotong perkataannya begitu saja.
"Dan sebenernya gue tahu kenapa alasan diego yang tiba-tiba pergi setelah gue cium pipi lo, gue nyium pipi lo sengaja. Gue cuman ngetes doang omongan si rei tadi pagi benar atau salah dan ternyata benar."
"Selain itu gue juga tahu kenapa lo ngerasa resah saat di kantin tadi." Lanjut alano, ia mengangkat kaki ezar ke depan dadanya dan memposisikan itunya di depan hole ezar.
(Abaikan kaca sama tvnya dll dan anggap aja itu gudang)
"Al ez---AKH." Sudut mata ezar tiba-tiba saja berair ketika sebuah benda besar menerobos masuk ke dalam holenya dalam sekali hentakan.
Sakit.
Itulah yang ezar rasakan pada bagian bawahnya, ini memang bukan pengalaman pertamanya tetapi tetap saja lubangnya belum terbiasa di masuki benda tersebut.
Alano sedikit tertawa melihatnya, ia mengusap air mata anak itu yang mengalir. "Sorry zar, gue lupa buat izin masukin lo." Celetuk alano.
"Lo kan udah punya suami jadi, izinin gue buat masukin lo yang pertama dan terakhir. Tenang aja gue gak bakal ngeluarin di dalem." Sarkas alano menggerakan pinggulnya, mengeluar masukkan miliknya.
"Akh eughhh." Badan ezar terhentak-hentak kala alano mempercepatkan temponya.
"B-brengsek!" Maki ezar tanpa sadar.
Alano terkekeh mendengarnya. "Gue tahu dan itulah gue." Balas alano.
"Dan lo orang terbodoh yang gue temui kesekian kalinya. Dengan gampangnya lo nerima gue buat jadi pacar lo tanpa tahu yang sebenernya." Sambung alano.
"Gue tahu kita udah temenan semenjak kelas sepuluh tapi lo belum tahu karakter gue yang sebenernya."
"Camkan. Gue suka sama lo bukan cinta. Arti dari kata cinta dan suka itu berbeda."
"Mau tahu alasan kenapa gue nembak lo waktu itu?" Ezar terdiam dan menganggukan kepala samar.
"Taruhan!"
"Gue buat kesepakatan, taruhan sama radit waktu itu karena gue kalah sama permainan yang dia buat, taruhannya adalah buat salah satu temen cowok terkecuali temen yang sering kumpul bareng, gue buat dijadiin pacar selama seminggu an."
"Kebetulan gue ke inget lo." Ujar alano panjang lebar. "Dan kalimat-kalimat yang gue ucapin waktu itu juga, itu semua cuman karangan gue aja biar lo percaya dan mau pacaran." Ia mendekatkan bibirnya melumat bibir ezar secara tidak beraturan.
Ia melepaskan pangutannya hingga tercipta benang saliva. "Jadi gue lakuinnya sama lo dan untuk soal apa yang gue lakuin sekarang, ini bukan termasuk dalam taruhan itu. Ini murni kemaun gue sendiri." Alano menghentikan temponya, ia mengeluarkan penisnya dari lubang ezar di rasa ia akan melakukan organisme nya.
Sebagai gantinya alano bermain solo sampai cairan putih kental keluar, alano mengambil tissue yang memang sengaja ia beli tadi.
Ia membersihkan sisa spermanya dari penisnya lalu menaikan celananya. Alano menatap ezar yang menangis tersedu-sedu, ia mendekati anak itu dan mengecup bibirnya.
"Makasih atas kenikmatannya walaupun cuman satu ronde dan mulai detik ini kita enggak punya hubungan apapun, kita putus." Ucap alano, setelah mengatakan itu ia melenggang pergi keluar gudang.
Setelah kepergian alano, ezar memakai kembali celananya dan mengancingkan bajunya. Dia tertidur meringkuk di atas kasur sambil menangis, untuk pertama kalinya ia baru saja di lecehkan.
______________
Tbc.
Nangis kejer atau nge galau gak yah tuh anak setelah putusin+diituin?
02/05/2022