⊹𝘽𝙖𝙘𝙠 𝙩𝙤 𝙁𝙞𝙜𝙝𝙩𝙞𝙣...

kkyrayyn tarafından

10.5K 1.4K 70

╰┈➤ ❝「 𝘿𝙚𝙢𝙤𝙣 𝙎𝙡𝙖𝙮𝙚𝙧 𝘼𝙐 」❞ Semuanya telah berakhir, sekarang kami telah berhasil menaklukkan 'san... Daha Fazla

❝Prolog❞
Bab 1 : GF House
Bab 2 : Awal dari yang kedua
Bab 3 : Kecurigaan
Bab 4 : Kecurigaan #2
Bab 5 : Carol dan Krone
Bab 6 : Latihan m̶e̶l̶a̶r̶i̶k̶a̶n̶ ̶d̶i̶r̶i̶
Bab 7 : Kecurigaan #3
Bab 8 : Kebenaran yang terungkap
Bab 9 : "Bersekutu"
❝Perkenalan❞
Bab 10 : Jebakan yang kentara
Bab 11 : Hancurkan!
Bab 12 : Peninjauan
Bab 13 : Takkan membiarkanmu mati
Bab 14 : Ingatan masa lalu
Bab 15 : Sayōnara Norman
Bab 16 : Kekosongan
Bab 17 : Pembalasan Ray
Bab 18 : Eksekusi Rencana
Bab 19 : Kabur [S1 END]
Bab 20 : Hutan Sumpah
Bab 21 : Hal tak terduga
Bab 22 : Area B06-32
Bab 23 : Serangan mendadak
Bab 24 : Gadis dan Lelaki bertudung
Bab 26 : Pemburu Iblis
【 Bab 27 】: Dua Dunia

Bab 25 : Lawan atau Kawan?

114 17 3
kkyrayyn tarafından

.
.
.
.
.

Ray pov..

"GAHHHH!!!"

Uh, apa-apaan itu tadi?
Kepalaku pusing..

Tunggu-
Di-dimana aku..?

Tiba-tiba aku terbangun, di sebuah goa? Dan beralaskan tikar juga selimut? Apa ini? Sebuah Lonceng, di sampingku?

"Siapa orang yang tadi? Mungkinkah.. tuan Minerva!?"

Aku baru sadar diselamatkan oleh seseorang. Tidak tau pasti siapa.. tapi dia mungkin rekan!

Teman-teman bagaimana, ya? Emma, Kyojurou.. kalian semua selamat, 'kan?

"Ehm? Mungkin ini lentera, ya?" Gumamku sembari mengamati bunga yang menyala dalam.. sebuah pot?
Kemudian aku kembali mengamati sekitar. Tak ada binatang buas disini. Jam berapa sekarang? Ini sudah siang atau masih malam? Aku harus tau situasinya dulu.

Saat aku berjalan, terasa begitu tenang. Apa disini benar-benar aman? Sepertinya kami berhasil lolos dari para iblis pengejar dari peternakan. Berarti aku harus pergi ke B06-32...
Untuk bertemu Emma dan lainnya!

Tapi dimana ini? Sulit bagiku untuk memperkirakan koordinatnya dari sini. Lagipula penanya ada pada Emma. Yang bisa kulakukan adalah keluar dari sini dan pergi ke tempat yang sudah kutandai sebelumnya.

"WHOAA!"
Aku terlalu fokus berpikir dan pada akhirnya tersandung sesuatu.

"Apa? Apa-apaan itu-" mataku terbelalak. Aku melihat Emma, yang sedang terbaring! Lantas aku langsung bergegas mendekatinya.
Apa dia masih bernafas? Apa dia masih sadar? Apa dia masih hidup!?

"Emma! Emma!! Bangunlah!!"

Aku memanggilnya berulangkali, tiba-tiba ada gerakan dari tubuhnya, dan Emma mulai membuka mata. Aku menghela nafas lega, dia masih hidup!

"Ray.., apa itu kau..?" Ucap Emma dengan pelan. Dia tersadar. Dan kemudian dia langsung memelukku sambil sedikit menangis.

"Syukurlah! Kau masih hidup.. aku senang kau masih hidup!!"

"Aku juga senang kau baik-baik saja, Emma. Syukurlah kita bertemu lagi."

Ray pov End

Author pov..

"Ray, kita ada dimana? Tempat apa ini? Juga.. dimana yang lainnya?" Tanya Emma kembali serius. Hal itu membuat Ray bingung.

"Eh? Jadi kau juga tidak tau?" Tanya Ray balik. Seketika Emma menggeleng. Setelah itu Ray menceritakan apa yang dialaminya.

"Begitu, ya. Jadi kita berdua diselamatkan.. di waktu yang sama, namun di tempat yang berbeda. Seorang pria dan seorang gadis bertudung.. apa mereka saling bekerjasama, ya?" Kata Emma.

"Lalu, apakah mereka ada di pihak kita?" Kata Ray menaruh tangannya di dagunya sambil berpikir.

"Kurasa.. mereka tidak berbahaya.." sahut Emma sedikit meragukan.
"Aku tak melihat wajahnya dengan jelas, tapi aku terus mengingat suaranya. Dia baik dan ramah, seolah-olah dia yang merawat kita."

"'Kan memang dia yang merawat kita, bego." Sahut Ray memasang wajah jengkel.

"Suaranya lembut dan indah, lho." Entah kesambet apa Emma tiba-tiba ngebicarain suara gadis misterius itu.

"Bukan itu yang jadi masalahnya.
Ehm? Benar juga, dia yang merawat kita.. dia juga memberikan selimut, air bersih.. juga lonceng yang mungkin untuk memberitahu saat kita butuh bantuan. Tapi, kalau mereka musuh, kenapa mereka melakukan ini?"

Emma terperanjat kaget, "Kalau seandainya mereka musuh, kita harusnya diikat. Dan tidak diberi pengobatan pada kita yang terluka, 'kan?"

"Kalau begitu, siapa mereka?" Ucapan Ray membuat mereka sendiri juga bingung.

"Mungkin.. yang dikatakan Sister Krone benar? Ada manusia yang hidup di luar peternakan. Apa mungkin dia.. tuan Minerva?" Raut wajah Emma seketika menjadi ceria.

"Bisa jadi. Kalaupun bukan beliau, mungkin rekan-rekannya. Mending kita coba jalan dulu." Emma mengangguk menanggapi ucapan Ray.

Saat berjalan dia goa tersebut dan hanya mengandalkan lentera, terdapat cahaya diseberang mereka. Kemudian muncul sosok perempuan yang disebutkan Emma.

"A, ano.." raut wajah si gadis mendadak senang dan langsung memegang kedua tangan Emma.
"Syukurlah kau sudah sadar! Apa kau sudah membaik? Tidak ada yang sakit?"

Emma tertegun, "I-iya, aku baik-baik saja."

Wajah gadis itu hanya memperlihatkan wajah bagian mulutnya. Wajah bagian matanya tertutup bayangan dari tudung yang dikenakannya. Disekitar goa cukup gelap. Emma dan Ray tak menyadari bahwa gadis di depan mereka itu berkulit pucat.

Dengan senyuman, gadis itu juga meraih tangan Ray. "Kalian hebat. Bisa lari dari peternakan itu. Jangan khawatir, kalian semua aman bersama kami disini."

'Suara ini.. itu benar dia. Orang yang menyelamatkanku juga Kyojurou dan lainnya.' Emma menatap si gadis dengan berkaca-kaca. Dia ingin mengucapkan terimakasih kepadanya.

"Eee.. maaf.. tapi dimana teman-teman kami? Anak-anak yang bersamaku." Tanya Emma.

"Mereka ada di sana." Sahut gadis itu memberi arah. "Kami baru saja menyiapkan makan malam. Ayo kita ke sana!"

Suasana menjadi hening ketika mereka berjalan. Pada akhirnya Ray membuka suara. "Maaf, tapi bagaimana dengan pria yang telah menyelamatkanku? Apa dia temanmu?"

Si gadis menoleh dan menjawab, "Maksudmu Sonju? Dia ada disana juga. Bersama anak-anak itu."
"Sonju? Jadi bukan tuan Minerva, ya?" Kata Emma.

"Minerva?" Gadis itu mengulangi ucapan Emma. Seketika membuat Ray sadar. Gadis ini sepertinya tak mengenal William Minerva.

'Berarti dugaanku salah ya.. dia bukan tuan Minerva atau rekannya. Tapi ini setidaknya membuktikan bahwa masih ada manusia yang hidup di luar peternakan.' kata Ray dalam hati.

Ray hendak menanyakan banyak hal lagi kepada si gadis. Saat ingin memanggilnya lagi dia menyadari sesuatu. Sesuatu yang membuat Ray terkejut.

"Terimakasih. Telah menyelamatkan kami." Emma serta si gadis itu menghentikan langkahnya. Dan menoleh ke arah Ray.

"Kau benar-benar menyelamatkanku disaat aku terpojok. Aku sangat bersyukur. Tapi, ada satu hal yang ingin kutanyakan... Kenapa kau menyelamatkan kami?"
Emma menatap Ray dengan bingung.

"Kenapa? Kenapa kalian para iblis malah melindungi mangsa kalian?"

"Eh? Apa..? Apa maksudmu?" Emma terkejut.

Si gadis tak merespon jawaban Ray. Dia hanya diam sambil menatap Emma dan Ray. Dari belakang mereka, terdengar suara langkah kaki. Kemudian muncullah pria berjubah yang disebutkan Ray.

"Kau dan pria itu, kalian berdua adalah iblis, 'kan?" Kata Ray lagi. Emma membulatkan matanya ketika melihat sosok pria di belakangnya.

"Itu kaki iblis, 'kan?" Ucapan Ray membuat Emma sekali lagi melihat kaki dari gadis dan pria bertudung tersebut. Benar saja. Itu sudah cukup membuktikan bahwa mereka iblis.

'Aku tak menyadarinya.. dia mirip sekali dengan manusia... Dari ukuran dan bentuk tubuhnya..'

"Hei, Mujika. Kau sudah berlebihan. Kau selalu salah memilih cara agar bisa dekat dengan mereka." Pria yang ada dibelakang Emma dan Ray berbicara pada temannya.

"Apa karena itu kau datang kemari? Tapi kau datang di saat yang tidak tepat!" Sahut si gadis yang dipanggil Mujika.

"H-hei.. bagaimana dengan anak-anak lainnya..? Kau bilang telah menyiapkan makan malam.. j-jangan-jangan.." Emma bergumam sambil ketakutan.

"Ada apa? Mereka terlihat begitu pucat." Ucap Sonju melihat ke arah Emma dan Ray yang ketakutan.

"Itu karena kamu sih. Bawa-bawa senjata seperti itu. Mereka ketakutan, 'kan!" Balas Mujika.

"Omong kosong. Bisa bahaya jika anak-anak itu menyentuhnya."

Sonju dan Mujika sedikit berdebat, namun seketika dihentikan oleh Emma yang berteriak.

"Eh! Jangan berantem dulu!".gsu

"DIMANA ANAK-ANAK LAINNYA!?"

Seperti sudah habis kesabarannya, Emma menatap Sonju dan Mujika tentang tajam. Sonju terdiam sejenak, kemudian dia bergumam. "Maaf, nak. Iblis, ya.. memang sudah seharusnya kami dipanggil seperti itu." Ucapnya menjawab pertanyaan Ray.

Emma tak menggubris perkataan Sonju dan tiba-tiba saja langsung lari ke arah goa yang dilewati Sonju. Dan kemudian menemukan suatu ruangan. Emma dibuat terkejut lagi.

"Emma?"

Dia melihat Gilda, Don, Kyojurou, Shinobu, serta anak-anak lainnya yang malah asik menyiapkan dan memasak makanan(?)

"Emma!"
"Emma sudah sadar!!"
"Syukurlah!"
"Aku senang sekalii!!"
Beberapa anak yang terkecil langsung memeluk Emma.

"Hei! Emma masih belum pulih total!" Gilda mencegah anak-anak lain untuk jangan ganggu Emma yang baru sembuh.

"Huaaa!! Emma.. syukurlah kau baik-baik saja!" Pekik Mitsuri sedikit menangis senang dan memeluk Emma dengan lembut.

"K-kalian semua baik-baik saja, 'kan?" Tanya Emma. Anak-anak lainnya menjawab dengan anggukan.
Anak-anak kembali bersorak gembira melihat Ray datang menghampiri. Sekali lagi anak-anak menyergap dan memeluk Ray.

"Maaf telah menakuti kalian. Kami benar-benar tidak ada niat untuk menyakiti kalian." Sebuah suara menarik perhatian seluruh anak.

Gadis tadi membuka tudungnya, dan memperkenalkan diri. "Aku Mujika. Dan dia Sonju." Mujika menunjuk Sonju yang sudah melepas tudungnya dan memperlihatkan wajah masing-masing.

"Kami tidak memakan manusia. Jadi kalian tak perlu khawatir. Kami juga tak berniat untuk melukaimu dan teman-temanmu." Kata Mujika kepada Emma dan Ray.

"Tidak apa-apa, mereka baik, kok." Bisik Kyojurou kepada dua temannya itu. Anak-anak lain seperti Shinobu dan Genya juga menenangkan mereka berdua.

˚ ༘ ໊ 💌✨ ⋆·˚ ༘ *

Setelah itu anak-anak duduk ditempat mereka masing-masing sambil menunggu antrian untuk mengambil makanan.
"Ini, silahkan." Kata Mujika memberikan cangkir yang berisi sup hangat. "Terimakasih!" Sahut Chris dengan senang hati.

"Karena Ray telah memecahkan cangkirnya, jadi gunakan mangkuk ini! Sonju yang membuatnya, lho!" Kata Dominic dengan antusias memberikan sebuah mangkuk kepada Ray.

Emma terdiam dan menatap cangkir berisi sup itu. "Apa maksud dari semua ini? Terlihat akrab sekali." Ucap Ray heran. Emma juga berpikiran sama. 'Jadi, selama ini mereka merawat teman-teman kita dengan baik?'

Gilda tiba-tiba mendekat kepada Emma dan Ray dan berbisik, "Disini aman, kok. Kurasa, jika mereka adalah musuh dan berencana melakukan sesuatu pada kita.. mereka pasti sudah melakukannya sedari tadi."

Don juga datang mendekat. "Pokoknya berkat mereka, kita bisa berkumpul kembali! Percayalah pada mereka, Emma, Ray."

Mendengar penjelasan GilDon, KyoShino//g, ObaMitsu dan lain-lain, Emma tiba-tiba menjadi sedikit murung tanpa bicara apapun.

"Semuanya sudah kebagian makanan?" Tanya Mujika pada semua anak. "Sudah!!" Jawab anak-anak serempak.

Semua anak sudah siap untuk makan. Mujika dan Sonju memulai membaca.. emmm... Mungkin semacam Do'a makan?
"Allahumma baarik lana fii ma rozak tana wa kinaa azhaa bannar.".gsu

"Puji syukur kami kepadamu yang telah memberikan segalanya. Berkatilah dan bebaskan makanan ini dari penyakit, dan berkatilah mereka yang memakannya. Terimakasih atas segala ciptaanmu dia bumi maupun di surga."

"Mari makan." -Sonju & Mujika

"Mari makan!" Anak-anak mengulangi ucapan Mujika dan Sonju. Setelahnya mereka mulai makan bersama-sama.


.
.
.
.
.

Setelah semuanya selesai makan, mereka menyiapkan tempat tidur mereka masing-masing dan kemudian tidur karena memang sudah lelah. Bahkan Kyojurou and the gang nya juga sudah tertidur. Tapi kebiasaan sebagai Kisatsutai mereka tidak hilang begitu saja.

Mereka bertujuh sebenarnya belum tidur lelap dan masih mendengar suara sekitar. Mitsuri yang tidur di sebelah Emma bisa mendengar bunyi gerakan selimut. Dia langsung tau Emma belum tidur. Emma berdiri menjauh dari tempat tidurnya.

"Ayo." Kata Ray yang sedang berdiri menyender pada dinding goa. Ray dan Emma pun pergi ke suatu ruangan tempat dimana masih ada Sonju yang belum tidur. Sebelumnya dia bilang akan berjaga sebentar.

Sonju menyadari ada orang yang datang ke tempatnya. "Kalian belum tidur?" Tanyanya pada Emma dan Ray.

"... Sonju.. bisa kita bicara, sebentar?" Kata Emma dengan wajah sedikit serius. Sonju menjawab, "Tentu saja."

Obanai yang mendengarnya sedikit kepo, dan diam-diam dia bangkit dari tidurnya dan membangunkan Genya disampingnya. Dan ternyata Genya juga belum tidur. Hal yang sama juga terjadi pada Shinobu, Muichirou, Kyojurou, Gyomei, serta Mitsuri.

Hingga mereka memutuskan untuk pura-pura tidur dan mendengarkan percakapan Emma, Ray dan Sonju.

"Semalam kalian terus berlari dan tak bisa tidur dengan nyenyak, 'kan? Beristirahatlah." Sonju menyuruh Emma dan Ray untuk segera tidur.
"Terimakasih. Setelah ini kami akan kembali tidur." Sahut Emma dengan lembut.

"Lalu.. maaf telah mencurigai kalian berdua... Padahal kalian yang menyelamatkan kami semua dari mereka. Karena aku pikir.., semua iblis memakan manusia. Aku tak tau ada iblis yang baik." -Emma.

"Yah, dulu aku juga berpikiran seperti itu, Emma." Shinobu bergumam. Perkataan Shinobu juga mewakili teman-teman sesama Kisatsutai nya.

"Tidak apa-apa. Sudah seharusnya semua iblis dianggap sebagai musuh manusia. Itu bagus, kok. Soalnya daging manusia itu sangat berharga bagi para iblis, terutama bagian otak. Iblis yang seperti kami sudah sangat sedikit. Bisa dibilang sudah langka. Kebanyakan iblis pasti akan langsung meneteskan air liur dan langsung menerkam begitu mereka melihat manusia. Itulah kenapa kau jadinya berpikir kalau mereka semua akan memakanmu." Sonju menjelaskan.

Ray bertanya pada Sonju, "Lalu kenapa kalian berdua, tidak.. memangsa manusia?"

"Kepercayaan." Jawab Sonju.
"Agama kami melarang penganutnya memakan manusia. Hanya manusia. Selain manusia, kami boleh makan makhluk lainnya."

"Agama? Iblis punya agama?" Ucap Muichirou pelan. "Unik sekali, tapi kurasa itu bukan alasan yang jelas." Kata Kyojurou.

"Mereka menyebut kami "Kafir". Karena kami tidak seperti mereka yang memakan manusia dengan serakah. Merekalah yang mendirikan peternakan. Beserta ideologi mereka, wewenang mereka, dan seluruh bisnis mereka.., aku tidak peduli semua itu."

"Alasan aku dan Mujika menyelamatkan manusia hanyalah karena ingin tau. Sudah lama sekali kami tidak berbicara dan mengobrol dengan manusia seakrab ini."

"Ini sangat jarang terjadi. Belakangan ini, sulit untuk bertemu dengan manusia. Diluar bahkan didalam peternakan sekalipun. Manusia yang bisa ditemukan hanya ada di peternakan." Perkataan Sonju membuat Emma, Ray, Kyojurou dan teman-temannya penasaran.

Sonju menyadari reaksi terkejut Emma dan Ray, "Ada apa? Ini yang ingin kalian ketahui, 'kan?"

Emma terkesiap, kemudian bertanya, "Bisakah.. kau memberitahu kami, apa yang terjadi 30 tahun yang lalu.. juga apa yang terjadi di dunia ini?"

.
.
.
.
.
.
.

TBC

19/06/2022

Okumaya devam et

Bunları da Beğeneceksin

54.3K 476 5
well, y'know? gue fetish sama pipis dan gue lesbian, eh gue sekarang sepertinya bi, kontol dan memek ternyata NYUMS NYUMS Apa ya rasanya Mommy? juju...
93.7K 14.3K 19
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
1.8M 18.6K 40
Sebelum membaca, alangkah baiknya kalian untuk follow akun wp gw ya. WARNING 🔞!!! Yg penasaran baca aja Ini Oneshoot atau Twoshoot ya INI HASIL PEMI...
55K 7.1K 45
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...