Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Flashback on
Anak Laki-laki itu menutup kedua telinganya dengan tubuh bergetar tidak tahan dengan apa yang terjadi.
Dia, Malvin.
Malvin Devian jongcheveevat.
Anak tunggal dari pasangan Carlos Kenzo Jongcheveevat Dan Deviana Allen jongcheveevat.
Pasangan yang menikah karena perjodohan, Malvin harus melihat pertengkaran Juga Penyiksaan yang papa nya berikan.
"BUGH~~"
"PLAKK~"
"BUGH~~"
"CARLOS BRENGSEK BERHENTI MENYIKSA PUTRA KU!"
"DIAM KAMU DEVIANA! KALIAN PEMBAWA SIAL PERUSAHAAN SAYA HANCUR KARENA KALIAN, SAYA TIDAK SUDI MENGGANGGAP KALIAN SEBAGAI KELUARGA SAYA!"
"BRENGSEK KAMU CARLOS! SAYA TAU KAMU SELINGKUH DENGAN AUDREY KAN? SAHABAT SAYA SENDIRI!"
Carlos menegak saat Sang istri mengetahui rahasianya.
"KAMU SELALU MELAMPIASKAN AMARAHMU SAAT AUDREY BERKENCAN DENGAN PRIA LAIN, KAMU BAHKAN SELALU MENYIKSA IAN HINGGA IAN TIDAK SADARKAN DIRI! SAYA JUGA TAU KAMU BERKENCAN DENGAN AUDREY KAN?!"
"TIDAK ADA BUKTI TIDAK PERLU MENUDUH DEVIANA!"
"SAYA PUNYA BUKTI CARLOS!"
"MAU APA SEKARANG KAMU DEVIANA?"
"GUGAT SAYA DAN AKAN SAYA BAWA IAN BERSAMA SAYA!"
Ucapan Deviana membuat Carlos tertawa meledek, Deviana mengepalkan tangannya.
"AKAN SAYA GUGAT KAMU TAPI MALVIN AKAN TETAP BERSAMA SAYA!"
Hancur sudah hidup anak usia 7 tahun itu, harus mendengarkan perdebatan antara orang tua nya.
"Ian, Ian mau tinggal sama Nenek!" Deviana menoleh saat anaknya bersuara, Ian jarang berbicara dan itu Hal yang membuat Deviana terkejut juga bahagia.
"Ian, Ian bisa ngobrol sama mama sayang!"
Malvin menggelengkan kepala nya, dan langsung memundurkan tubuhnya.
"Bawa Anak pembawa sial itu ke rumah orang tua mu, setelah semua nya selesai akan saya ambil paksa kembali!"
Tanpa mendengarkan ucapan suaminya Deviana yang senang segera membawa anaknya untuk pergi dari rumah neraka itu.
****
"Tuan Carlos Kenzo Jongcheveevat dan nyonya Deviana Allen Marquez pada hari ini resmi bercerai, Hak asuh anak jatuh kepada Tuan Carlos!"
Bagai di sambar petir, Deviana mematung tidak percaya bagaimana bisa hak asuh anak jatuh ke tangan pria brengsek itu.
"PAK! ITU TIDAK BENAR, SAYA YANG HARUSNYA MENDAPATKAN HAK ASUH ANAK SAYA, CARLOS ITU PENJAHAT DIA SELALU MENYIKSA ANAK SAYA PAK!"
Hakim hanya menggelengkan kepalanya, Tanpa Deviana sadari ada dua perawat yang Datang dan memegang tangannya.
"Ayo ikut kami, Nyonya harus mendapatkan perawatan!"
"BAJINGAN KAMU CARLOS! SAYA TIDAK GILA" Hidup Malvin kembali hancur ketika usia nya 10 tahun dan pengadilan mengatakan dia harus tinggal bersama sang Papa, dan melihat mama nya di bawa oleh rumah sakit Jiwa.
Nenek nya tidak bisa melakukan apapun karena perusahaan sang kakek di buat gulung tikar oleh sang papa.
Keduanya pergi ke luar negeri dan berpesan untuk Malvin bersabar karena mereka akan datang dan membawa Malvin.
"Welcome home anak papa!"
Malvin hidup selama 8 tahun bersama papa, mama dan kakak tirinya.
Papa nya menikahi Nona Audrey dan membawa seorang anak laki-laki yang usia nya di atas Malvin satu tahun.
Malvin kira hidup nya akan bahagia ternyata di sana lah awal mula hidupnya hancur, tidak tersisa.
Malvin kehilangan semua, Mama, nenek, kakek, juga sahabat dekat Malvin Dafa.
Malvin hancur dan Malvin merubah menjadi anak nakal dan mencari kebahagiaan di luar sana.
Flashback Off
*****
Malvin terbangun saat ada yang mengguncangkan tubuhnya, wajah Kekasihnya yang pertama kali Malvin lihat.
"Malvin tidak apa-apa!"
Tanpa berucap apapun Malvin memeluk Giandra dengan erat, menutup matanya menghilangkan mimpi Buruk itu.
Di mana itu awal kehancuran keluarga nya, Malvin rindu mamanya Malvin rindu dengan Nenek nya juga.
"Malvin rindu mama Gia!" Suara lirih Malvin membuat Giandra diam, Giandra mengelus punggung Malvin dengan lembut.
Mereka ada di apartemen Malvin dengan Malvin Yang terbangun karena Giandra.
Sebenarnya mereka memang sedang bersama, Malvin tidur siang karena dirinya belum tidur karena ulah papa nya lagi.
"Malvin Cape Gia, bayang-bayang itu terus datang dalam mimpi Malvin, Mama, Nenek, Dafa semua ninggalin Malvin!"
"Malvin sendirian Gia, Tidak ada yang sayang Malvin!"
Giandra melepaskan pelukannya dan menangkup wajah Malvin dengan lembut.
"Malvin punya Gia, Malvin punya bunda, Malvin punya temen-temen Malvin, Malvin gak sendiri Gia ada disini Malvin! Gia sayang Malvin apapun yang terjadi Gia akan terus bersama Malvin"
Malvin kembali memeluk Giandra dan bergumam "Gia cantik jangan tinggalin Malvin yaa" Membuat hati Giandra sakit mendengar nya.
Malvin Pria kuat tapi dia bisa menjadi seperti itu di hadapan Giandra, bukan sekali atau dua kali ini sering terjadi.
Giandra mengeratkan pelukannya saat Malvin sudah mulai tenang, Malvin masih sering bermimpi seperti itu.
Itu bukan hanya mimpi belaka tapi itu kejadian beberapa tahun Lalu, dimana Malvin Hancur karena kedua orang Tua nya.
"Gia masak Tumis Malvin mau makan?"
Malvin melepaskan pelukannya dan menatap Giandra dengan Tatapan yang tidak pernah berubah, Hangat itu lah yang Giandra rasa kan.
"Gia masak? Memang masih ada bahan makanan di pendingin?"
"Tidak ada hanya tersisa Mie, Gia gak mau Mam Mie terus jadi Gia mencari tukang sayur dan membuat Tumis hehe!" Malvin mengelus rambut Giandra Saat si Cantik tersenyum.
"Malvin bila tidur jangan Lupa minta pertolongan dengan Tuhan agar tidak mimpi buruk, Gia sedih lihat Malvin tadi"
"Malvin tidak Apa-apa Cantik!"
Malvin menangkup wajah Giandra, dan mengecup semua bagian wajah Kekasihnya dengan lembut.
"Malvin, Malvin, Malvin Buat Tatto baru Yaa?"
Malvin menoleh ke arah tangannya dimana Terdapat tatto baru yang Malvin buat beberapa Hari lalu.
Giandra Angel's
Itu lah tatto yang Malvin buat menggunakan Nama Giandra terletak di dekat gambar Naga.
"Maaf, Gia gak suka?"
"Ihh gak! Gia suka, ini pake nama Gia hihi" Giandra mengusap tatto itu dengan lembut.
"Gia mau di tatto juga boleh?"
"Jangan ya sayang, Kulit Gia bagus jangan di buat kotor Cantik!"
"Jadi gak boleh ya?"
Malvin menggeleng dan mengelus pipi Giandra dengan lembut, Giandra mengangguk dengan semangat.
"Malvin mau makan dulu atau mau Mandi dulu?"
"Malvin boleh mandi dulu?"
"Boleh dong, nanti Gia siapin baju Malvin!"
"Gia boleh mandi juga?"
"Boleh, nanti Gia cari baju yang Gia mau di lemari Malvin kalau tidak ada yang Gia suka nanti kita beli Ke bawah ya sayang!"
"Ihh tidak usah! Gia pake baju Malvin saja Gapapa kan?"
"Boleh sayang, Malvin duluan ya"
Setelah mengikat rambutnya Malvin segera beranjak untuk mandi karena waktu sudah menunjukan pukul 4 sore dan memang waktu nya untuk mandi.
Giandra beranjak dan menyiapkan baju Malvin, Giandra sebenarnya Ingin mengajak Malvin tinggal di rumahnya tapi karena nasehat sang bunda Giandra mengurungkan niatnya itu.
*****
Giandra terkekeh geli melihat pesan Malvin yang mengatakan Giandra hati-hati padahal Giandra akan menghampiri Malvin ke lapangan Olahraga karena Malvin sedang latihan ada turnamen nantinya.
"Ngapain Ketawa Lo Gian?!" Tinut menatap Giandra dengan aneh.
"Tinut mau ikut sama Gia? Ke lapangan Olahraga melihat Malvin?"
"Ogah, ngapain mending pulang gue mau tidur cape!"
"Willi mau ikut?"
"Tidak hehe!"
"Huuu kalian tidak setia kawan, Gia gak suka Ahh!"
"Bodo amat Gian, manfaatnya gue kesana apa? Yang ada nanti gue jadi nyamuk!"
Giandra terkekeh, benar juga untuk apa Tinut dan william ikut yang ada mereka menjadi nyamuk nantinya.
"Ya udah Giandra duluan yaa! Gia mau ketemu Malvin"
"Sana pergi Lo bucin!"
"Apa sih Tinut jelek wlee, cari pacar Sana!"
"Iya dah yang punya pacar sombong amat!"
"Harus sombong karena pacar Gia ganteng hehe!" Setelah mengucapkan itu Giandra pergi meninggalkan Tinut yang menggelengkan kepalanya karena Kelakuan Giandra.
****
Giandra melihat beberapa teman Malvin sudah selesai latihan dan mereka bersiap untuk pulang.
Tapi Malvin masih asik bermain basket hingga memasukan Bola ke dalam ring dengan semangat.
Giandra bertepuk tangan ketika Malvin kembali mencetak Gol nya, Malvin menoleh dan terkekeh.
Malvin bisa Gila sekarang, Giandra sangat terlihat cantik dengan Wajah menggemaskannya itu.
Malvin berlari dan menghampiri Giandra dengan segera.
"Hap~"
Malvin menangkap tubuh Giandra dan memutarkan Tubuh Ramping itu dengan Senang.
Giandra memeluk leher Malvin takut terjatuh, Kelakuan Malvin mendapatkan sorakan dari teman-teman nya, ketika pria bucin dia akan lupa dimana tempatnya.
"Malvin ihh!"
Malvin menurunkan Giandra di tengah lapangan, untung Lapangan olahraga berada di dalam ruangan jadi Tidak mungkin mereka kepanasan.
Malvin terkekeh saat dirinya menyatukan hidung dengan Giandra yang merengek malu karena mereka di Tonton oleh teman-teman Malvin.
"Malvin, Gia malu!" Giandra menyembunyikan wajahnya di dada bidang Malvin membuat Malvin terkekeh dan memeluk Giandra dengan erat.
"Bibin, Tio pulang sana Lo bangsat! Ngeganggu aja"
"Bacot lo Malvin! Iya dah yang punya pacar Mah Pengen berduaan awas kesambet setan Lo!" Malvin tertawa melihat bintang yang kesal seperti itu.
"Emang gak tau diri temen si bibin mah!"
Bintang dan Tio menghampiri Malvin dan berpamitan karena memang sudah hampir sore.
"Malvin gak pulang?"
"Malvin belum selesai latihan, Malvin ketua nya jadi Malvin harus lebih Giat lagi supaya Malvin menang!"
"Gia kasih semangat biar Malvin semangat!" Malvin terkekeh membawa Giandra ke arah depan Ring basket, Giandra jelas bingung apa yang akan Malvin lakukan.
"Malvin ihh kalau Giandra Kena bole gimana?"
"Malvin Injek bola nya sampe kempes!" Giandra terkekeh mendengar ucapan Malvin.
"Biar Malvin semangat masukin bola basketnya Giandra diem di situ!" Giandra hanya mengangguk saja bertepuk tangan saat Malvin mulai memantulkan bola basketnya.
"Anjing! he is so cute, That beautiful man is mine" Malvin bergumam dengan tatapan mengarah pada Giandra yang sangat Cantik dan imut di waktu bersamaan.
Malvin mulai melakukan permainan dan Giandra hanya Menatap Malvin dengan senyum manisnya.
Malvin bermain dengan fokus mengarah pada Giandra tidak pada bola basket, Malvin memang baru selesai latihan dan dia hanya ingin melihat Giandra yang menggemaskan ketika memberi nya semangat.
Malvin memasukan bola ke arah ring lagi, Giandra berloncat dengan senang Malvin menghampiri.
"Cup!"
"GIA CANTIK MALVIN SAYANG!"
Malvin berteriak dengan memutarkan tubuh Giandra yang tertawa karena suara Malvin sangat menggema di ruangan itu.
"GIA SAYANG MALVIN JUGA!"
Kali ini Malvin yang tertawa mendengar Suara Giandra, entah mengapa Malvin sangat senang memeluk Giandra.
Malvin menurunkan Giandra lagi, dan mengecup bibir Giandra dengan lembut.
"Ayo pulang, Gia mau jajan dulu gak?"
"Gia mau Beli Makanan dulu Malvin!"
"Ya udah ayo pulang sayang!" Giandra mengangguk dan mengikuti langkah Malvin yang mengajaknya pulang.
Malvin menuntun Giandra Dengan Erat membuat Giandra tersenyum melihat genggaman Tangan itu.
Hai hai
Apa kabar nih? Hehe.
Buat yang sekontak sama aku di w.a kalian jangan misuh-misuh terus yaa, ayo baca nih🤣.
Btw ada yang mau kasih aku saran buat, papa Malvin, mama Malvin dan mama tiri Malvin?
Kalau ada ayoo kasih aku pencerahan tolong aku udah kehabisan aktor sama aktris buat orang tua nih😭.
Oke lah
See you.