The Wolf

Da qissrbl

832K 69.8K 325

Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mat... Altro

Prolog
#1
#2
#3
#4
#5
#6
#7
#8
#9
#10
#11
#12
#13
#14
#15
#16
#17
#18
#19
#20
#21
#22
#23
#24
#25
#27
#28
#29
#30
#31
#32
#33
#34
#35
#36
#37
#38
#39
#40
#41
#42
#43
#44
#45
#46
#47
Epilog
🌙

#26

12.1K 1.1K 2
Da qissrbl

Deana's POV

Saat ini aku sedang berdiri dihadapan cermin. Hari ini adalah hari terakhir aku menggunakan seragam.

Setelah beberapa minggu selesai ujian, akhirnya hari kelulusan ini tiba.

Hari yang membuatku takut dan gugup.

Apakah hari ini Jordan menjemputku? Entahlah.
Aku harap dia menjemputku.
Tapi jika tidak juga bukan masalah yang besar.

Apa yang harus aku lakukan jika bertemu dengan Jordan? Aku benar-benar takut.

Aku sendiri tidak mengerti kenapa aku sangat labil seperti ini.

Aku menarik napas dari dalam dan membuangnya secara perlahan, "Deana pasti bisa!" aku harus meyakinkan diriku.

Sekarang sudah waktunya untuk berangkat ke sekolah. Aku turun dan disana sudah ada mama Neta yang menyiapkan makanan serta seikat bunga dimeja.

"Selamat hari kelulusan sayang!" seru Neta sambil menyerahkan bunga.

Aku tersenyum simpul, "Bunga pertamaku! Cantik sekali, terimakasih ma."

Aku mengambil bunga itu lalu menciumnya, sangat harum.

"Apa Jordan akan menjemputmu?" tanya Neta.

Aku menaikan kedua bahu sebagau jawaban, "Entah."

"Baiklah, habiskan sarapanmu terlebih dahulu kalau begitu." ujar Neta sambil mengelus lembut rambut Dean.

Aku mengangguk, kemudian duduk untuk sarapan.
Aku memakan sarapan dengan lahap dikarenakan aku sangat lapar sedari malam tadi.
Setelah selesai, aku menghabiskan segelas susu putih kesukaan ku.

Dan sangat bertepatan dengan bel berbunyi. Aku tersenyum, ternyata Jordan menjemputku.

Dengan berlari kecil aku membuka pintu.

"Selamat pagi Luna." Zion menyapaku.

Aku melihat ke arah mobil yang kosong, senyumanku pudar. Ternyata tidak ada Jordan.

"Jordan tidak ikut?" tanyaku.

"Alpha sedang menghadiri pertemuan dengan para tertua secara mendadak mengenai beberapa aliansi pack, Alpha akan segera menyusul nanti Luna."

Zion membukakan pintu belakang untukku seperti biasa. Padahal aku berharap Jordan datang menjemput. Tapi aku mengerti dirinya adalah seorang pemimpin pasti memiliki kesibukan. Kekasih ku memang keren.

Saat aku masuk ke dalam sudah ada bouquet bunga dan kotak kecil bertuliskan namaku.

Apa ini untuk ku? Bagaimana untuk orang lain yang juga bernama Deana?

"Luna itu hadiah yang Alpha berikan." kata Zion yang berada dikursi depan.

Aku mengambil bunga dan beserta kotak kecil itu.

Ternyata isi kotak itu adalah gelang perak bertuliskan 'J&D'

Aku tersenyum lalu memaikainya. Dan didalam bouquet juga terdapat secarik pesan.

Selamat hari kelulusan Deana, Lunaku.  — J

Kata yang singkat tapi membuat ku merasa menjadi perempuan yang sangat beruntung.

Sampai di sekolah aku melihat Daniel melambaikan tangan di parkiran.

Memiliki Daniel, Azre dan Rehan selama 3 tahun aku tidak membutuhkan siapapun lagi sebagai teman.

Mereka selalu ada untukku, mereka sudah seperti saudara bagiku. Aku menyayangi mereka.

"Selamat pagi Luna, Daniel prajurit paling tampan sudah menunggu lama disini."

Aku tertawa, "Loh siapa suruh menungguku?"

"Benar juga, baiklah aku akan pergi. Silahkan jalan sendiri lewati kerumunan." ucap Daniel tersenyum jahil.

Astaga, aku lupa ini bukan hari biasa.

Aku memang agak terganggu dengan keramaian, aku tidak suka sendiri ditengah keramaian. Jika ada suatu acara di sekolah, aku akan meminta salah satu mereka bertiga menungguku di parkiran.

Agak merepotkan, tapi bagaimana lagi aku tidak bisa.

Daniel berjalan pergi meninggalkan ku.

"DANIEEL TUNGGU AKU CUMA BERCANDA!!" aku berteriak sambil berlari mengejarnya.

Setelah aku dapat mengejarnya aku berjalan disebelahnya, "Tolong aku kenapa banyak sekali orang yaampun."

Daniel terkekeh, "Namanya juga acara kelulusan, murid disini bukan cuma kamu De."

Ya benar juga, aku tidak menyangka murid yang seangkatan dengan ku banyak sekali.

Aku hanya mengenal mereka bertiga, Arnes dan beberap anggota osis.

Berbicara tentang Arnes, aku sudah lama tidak melihatnya. Apa mungkin dia pindah sekolah? Padahal sudah kelas akhir, dan dia juga ketua osis apa tidak repot untuk pindah?

Entah lah kenapa otak ku suka sekali berpikir untuk hal yang tidak penting.

Ketika belajar saja otak ku tidak suka berpikir.

Sampai di aula aku segera duduk di kursi yang disediakan.

Duduk sendiri-sendiri sesuai nama urut dan kelas.

MEMBUAT AKU BERJAUHAN DENGAN REHAN. TOLONG AKU TIDAK TAHU HARUS BERBUAT APA.

Aku gugup, apakah aku terlihat aneh? Ya, sepertinya iya.

Kelasku mendapat urutan pertama untuk penerimaan ijazah.

Kenapa nama ku harus berawalan huruf awal? Dan berteman dengan Rehan yang berawalam huruf akhir? Huft.

Aku ingin sekali memojokan diri.

"Deana Quinzel." nama ku disebut.

Aku gugup, dengan gemetar aku menaiki tangga. Sampai tidak sengaja tersandung. Untung saja aku masih bisa menyeimbangkan tubuhku.

Aku menghela napas, aku benar benar tidak suka acara seperti ini. Yang aku sukai adalah aku lulus.

Setelah berada diatas aku melakukan serah terima, melakukan dokumentasi bersama guru lalu turun.

Setelah turun aku bingung, haruskah aku menunggu Rehan atau pergi mencari Azre dan Rehan.

Semua murid yang sudah menerima ijazah mereka pergi meninggalkan aula. Aneh jika aku berdiri dipojok menunggu Rehan yang masih sangat lama.

Baiklah aku akan pergi ke Azre dan Daniel, semoga aku bisa menemui mereka.

Tapi ternyata nihil, aku tidak bisa menemukan mereka ditengah kerumunan.

Aku tidak mengerti kenapa banyak sekali kerumunan, sepertinya tidak hanya angkatan ku saja yang hadir.

Aku melihat beberapa anak osis kelas bawahku yang ku kenal berkeliaran. Ah pantas saja.

Bagaimana bisa diacara kelulusan semua angkatan tetap masuk?

Apa sebaiknya aku pergi ke kelas? Ya sepertinya itu bukan pilihan yang buruk.

Saat aku jalan, aku dihadang oleh salah satu siswa yang membawa bouquet bunga. Aku tidak mengenalnya.

"Selamat untuk kelulusannya Dean." ujarnya sambil menyerahkan bunga itu.

Aku bingung, apa dia salah orang?

"Hah? Kamu siapa?" tanyaku.

"Aku Darel dari kelas 2, mengaggumi mu selama 2 tahun tapi tenang saja hanya menganggumi, tolong terima bunga ini sebagai salam perpisahan." ucapnya.

Bagaimana bisa dia menganggumiku? Aneh.

Aku mengangguk pelan menerima bouquetnya, "Terimakasih."

"Boleh foto bareng?" tanya nya.

Sebenarnya aku ingin jawab tidak, karena sangat aneh mengambil foto bersama orang asing.
Tapi aku masih memiliki hati yang baik untuk membalas rasa terimakasihku karna dia sudah menganggumiku.

"Ya." jawabku.

Lalu Darel menyuruh orang lain untuk mengambil fotoku bersamanya.

Darel merangkulku. Jujur kurang nyaman, dan aku hanya bisa tersenyum.

Diujung koridor aku melihat Jordan yang berjalan ke arahku. Astaga mata elangnya, sangat tajam.

Tidak lupa aku sangat mengenal Jordan yang sangat posesif.

"Aku harus pergi." Ucapku kepada Darel.

"Semoga kamu selalu bahagia Dean." ujarnya.

Aku mengangguk cepat, lalu berlari kecil menuju Jordan.

Jordan menghentikan langkahnya saat aku sudah mulai dekat.

"Siapa dia?"

#TBC

Continua a leggere

Ti piacerà anche

The Wolf Da qiss

Lupi mannari

832K 69.8K 50
Jordan Dandelion seorang Alpha yang memimpin Lightmoon Pack. Ribuan tahun lamanya sendiri tanpa kehadiran Mate. Sampai suatu saat, dirinya mulai ingi...
1.6M 221K 54
"Jadilah istri kecil yang berguna atau kau akan mati layaknya hama di istanaku." Ini gila! Aku Re, gadis dengan kemampuan otak di atas rata rata. Di...
155K 3.1K 12
Haechan satu untuk semua One shot
1M 76.7K 30
#1in-FANTASI [08-12-2018] #2 in-ALICE [01-09-2018] #1 in-WEREWOLF [03-07-2020] #1 in -GREYSON [06-07-2020] [Completed] cerita ini udah tamat;) ATTENT...