DUREN [Hoonsuk]🔞✓

Bởi trejo333

1.5M 107K 72.6K

Start : 22 Mei 2021 End : 25 Mei 2022 "udah duren, ganteng, kaya, guru olahraga, kurang sempurna apalagi coba... Xem Thêm

DUREN ; 01
DUREN ; 02
DUREN ; 03
DUREN ; 04
DUREN ; 05
DUREN ; 06
DUREN ; 07
DUREN ; 08
DUREN ; 09
DUREN ; 10
DUREN ; 11
DUREN ; 12
DUREN ; 13
DUREN ; 14
DUREN ; 15
DUREN ; 16
AYO BACA😳
DUREN ; 17
DUREN ; 18
DUREN ; 19
...
DUREN ; 20
DUREN ; 21
DUREN ; 22
Duren ; 23
Duren ; 24
DUREN ; 25
DUREN ; 26
DUREN; 28
DUREN ; 29
DUREN ; 30
DUREN ; 31
DUREN ; 32
DUREN ; 33 (END)
Ini bukan bonchap.

DUREN ; 27

32.8K 2.6K 1.9K
Bởi trejo333

Haii😁

















Sesuatu yang buruk sepertinya sedang terjadi sekarang. Hyunsuk baru saja pulang sekolah dan dia sudah mendapatkan kedua orang tuanya duduk di ruang tamu, seakan mereka sedang menunggu kepulangan nya. Hyunsuk jalan perlahan setelah melepaskan sepatunya, netra gelapnya memandang dengan bingung.

Padangan papa padanya sangat tidak bersahabat, begitupun dengan mamanya.

"Duduk kamu," ujar papa Mino dengan suara yang datar.

Hyunsuk, tanpa melontarkan sepatah katapun dia pun langsung duduk di sofa depan kedua orang tuanya. Emang dasarnya Hyunsuk itu agak kurang ajar juga, dia malah mendecak sebal melihat bagaimana kedua orang tuanya menatapnya.

"Apa sih pa, ma, serius amat." Sahut Hyunsuk malas.

"Anak macam apa kamu ini?" Tanya mama nya langsung.

Pernyataan itu membuat perhatian Hyunsuk maupun papa Mino teralih padanya.

"Maksud mama apa?" Tanya Hyunsuk kebingungan karena tiba-tiba aja gitu.

Papa Mino menghela nafas panjang, ini tidak sesuai yang mereka bicarakan tadi. Papa Mino sebelum nya sudah membicarakan, agar mama Jennie gak kesulut emosi dulu.

"Berani nya kamu memacari gurumu sendiri, bahkan kalian sudah bercinta!" Bentak mama Jennie setelahnya, dan itu membuat Hyunsuk terkejut.

Hyunsuk lantas langsung terdiam, mulutnya terkatup rapat, Hyunsuk mengerjapkan matanya beberapa kali.

Ini terlalu tiba-tiba untuknya. Wtf, kenapa mama nya bisa tau?

"Jawab mama sekarang, apa benar kamu berpacaran bahkan sudah berhubungan dengan gurumu yang bernama Park Jihoon itu." Lanjut papa Mino dengan suara lebih tenang, beda sama mama Jennie yang emosi.

"Jawab, cepat!" Bentak mama Jennie keras.

"IYA! ITU SEMUA BENAR!"

Hyunsuk malah membentak balik, dan itu membuat keduanya terkejut. Sejujurnya, Hyunsuk sangat tidak suka di bentak sekeras itu. Terlebih lagi, yang membentak nya adalah mamanya sendiri.

Mama Jennie langsung terdiam, kedua matanya berkaca-kaca.

"Mama udah mendidik kamu dengan baik Hyunsuk, tapi... Apa ini balasan kamu buat mama dan papa?"

Hyunsuk langsung tertunduk, dia menggertakan giginya kuat, kedua tangan nya mengepal. Sepertinya, Hyunsuk tahu siapa yang melakukan semua ini.

Si nenek garong sialan itu.

"Kamu tahu, sekarang mama merasa gagal sebagai orang tua." Lanjut mama Jennie lagi.

"Pergi kamu dari sini," ucap papa Mino dan itu membuat Hyunsuk seakan mati rasa mendengarnya.

"Papa maupun mama, tidak ingin melihat mu lagi." Lanjut papa Mino lagi.

Jatuh air mata Hyunsuk seketika, dia gak salah denger kan ini? secara nggak langsung mama sama papa nya ngusur dia dan gak mau nganggap dia sebagai anak mereka lagi.


"Papa malu harus ngakuin kamu sebagai anak papa! Pergi kamu!" Dan pada akhirnya, papa Mino pun tersulut emosi dan itu membuat hati nya langsung hancur.

Hyunsuk terdiam sejenak, dia mengepalkan tangan kuat lalu menghapus air matanya kasar dan beranjak dari duduknya. Tanpa mengatakan sepatah katapun, Hyunsuk langsung pergi ke kamar untuk membereskan bajunya dan dia masukan ke dalam koper.

Dengan perasaan hancur dan sedikit emosi, Hyunsuk sudah menggeret koper nya dan udah keluar kamar.

"Semoga lo berdua seneng karena gue bukan anak lo berdua lagi," ucap Hyunsuk tanpa menatap kedua orang tuanya dan langsung keluar dari apartemen nya.

.

.

.

Drrt! Drrt!

Ponsel Jihoon yang berada di atas nakas berbunyi, Doyoung dan Junghwan yang sedang belajar bersama lantas menoleh. Doyoung berdiri lalu membawa ponsel Jihoon ke dapur, yang dimana Jihoon sedang memasak makan malam.

"Ayah.." panggil Doyoung.

Jihoon yang sedang memasak nasi goreng menoleh, "kenapa?"

Doyoung memberikan ponselnya, "ada telfon."

Jihoon mematikan kompornya, dia lalu mengambil ponsel itu dari tangan Doyoung. Melihat itu, Doyoung lantas kembali ke ruang tengah.

Yang menelfon nya ternyata adalah pak Choi.

"Iya pak, ada sesuatu?"

"Maaf sebelum nya pak, pak Jihoon atas perintah dari pihak sekolah... Pak Jihoon resmi di pecat dan dilarang untuk menginjakkan kaki di sekolah lagi."

Jihoon terdiam beberapa saat, ini terlalu tiba-tiba untuknya. Apa yang terjadi? Ini membuatnya seketika pening.

"Maaf pak, kenapa ini sangat tiba-tiba?"

"Saya tidak tau betul, tapi pihak sekolah mengatakan itu pada saya."

Jihoon masih terdiam, dia mengusap wajahnya kasar lalu memijat pangkal hidung nya. Tolong, ini terlalu tiba-tiba baginya dan membuat nya membuatnya kebingungan.

"Apa pihak sekolah benar-benar tidak mengatakan apapun?" Tanya Jihoon berusaha untuk tenang.

"Tidak pak, saya tidak ada waktu. Saya tutup telfon nya."

Pak Choi langsung memutuskan sambungan nya setelah itu. Jihoon masih diam, dia masih mencoba mencerna apa yang terjadi.

"Ayah?" Panggil Doyoung dan Junghwan bersamaan dari ambang pintu.

Jihoon menoleh lalu bersikap biasa saja dan tersenyum, "nasi goreng nya udah siap, kalian tunggu di ruang tengah lagi." Jihoon berjalan ke arah kompor lagi untuk meletakan nasi goreng nya ke piring.

"Apa terjadi sesuatu ayah?" Tanya Doyoung yang sangat peka.

Jihoon menoleh lalu menggelengkan kepalanya, "nggak, kalian tunggu ke ruang tengah lagi."

Kedua putranya bertatapan sebelum akhirnya kembali ke ruang tengah.

Jihoon meletakan kedua piring di depan Doyoung dan Junghwan.

"Ayah, makan juga?" Tanya Junghwan.

"Ayah.. ayah harus keluar, ada urusan. Kalian makan berdua aja ya?"

Kedua putranya itu menganggukan kepalanya, "hati-hati ayah."

Jihoon menganggukan kepalanya, mengambil jaket dan kunci mobilnya lalu pergi.

.

.

"Apa gue masih ada muka buat ketemu mas Jihoon? masa gue harus numpang di apartemen nya, mana duit gue gak cukup kalo nginep di hotel." Gerutu Hyunsuk yang sekarang duduk di bangku taman pinggir jalan dan kedinginan.

Mana sepi, cuma dia doang sendirian disini. Dia mau nelfon Jihoon, tapi pertama kalinya dia harus merasa malu. Dia jadi ovt juga, apa Jihoon masih mau nerima dia?

Dia terlarut dalam fikiran nya, Hyunsuk menatap ke bawah, mengayun-ayunkan kaki nya sehingga dia tidak sadar ada mobil berhenti di depan nya.

"Hyunsuk?"

Hyunsuk lantas mengangkat kepalanya dan...

"Mas..."

Ternyata itu adalah Jihoon.

Jihoon menutup pintu mobil nya lalu mendekati pria manis yang kedinginan itu.

"Sedang apa kamu disini?" Tanya Jihoon terdengar khawatir, dia melepaskan jaketnya lalu memakaikan nya pada tubuh mungil itu, dan setelah itu Jihoon memeluknya.

Hyunsuk cuma diem aja, gak tau harus gimana tiba-tiba aja air mata dia jatuh gitu aja. Dia membalas pelukan Jihoon dan tiba-tiba saja menangis.

"H-hey, kamu kenapa? ada sesuatu? coba ceritakan," ucap Jihoon panik seraya melepaskan pelukan nya lalu memegang kedua bahu Hyunsuk dan menatapnya.

Hyunsuk menundukan kepalanya dalam dan masih terisak.

Jihoon menghela nafas pelan, "sayang kaㅡ"

"DIEM ISH!! jangan hiks jangan manggil gitu!" Potong Hyunsuk lalu memukul bahu Jihoon, masalahnya dia gak mau meleyot gitu kan.

Emang, masih sempet-sempet aja.

"Terus mas harus gimana? kamu kenapa?" Tanya Jihoon lalu menyeka air mata Hyunsuk.

Hyunsuk ikut menyeka air matanya, dia lalu menatap Jihoon dengan sesekali sesenggukan.

"Mas.. masih cinta Sukkie kan?" Tanya nya berusaha berbicara lancar.

Jihoon terdiam, "tentu saja, kenapa kamu nanyain ini?" Tanya nya kemudian.

"Su-sukkie gak punya rumah, mama sama papa udah tau terus Sukkie di usir! terus mereka bilang, kalo mereka gak mau nerima Sukkie jadi anak mereka lagi!"

Hyunsuk melengkungkan kedua sudut bibirnya dan kembali menangis kencang, Jihoon dengan cepat memeluk kembali tubuh kekasihnya itu. Dia mendegarkan racauan Hyunsuk dan perlahan, dia mengerti apa yang sebenernya terjadi.

Jihoon tau alasan dia di keluarkan dari sekolah, ternyata sudah terungkap. Namun, siapa yang telah melakukan ini.

"Ayo ke apartemen sekarang," ucap Jihoon kembali melepaskan pelukan nya, lalu menarik tangan Hyunsuk.

Tetapi, Hyunsuk tidak mengukuti pergerakan Jihoon sehingga dia harus kembali berbalik.

"Gak mau.. nanti Doyoung sama Junghwan gak suka.." lirih nya sambil menatap Jihoon dengan mata yang begitu sembab.

"Ayo cepat," ucap Jihoon menghiraukan omongan Hyunsuk.

"Gak mau mas!" Teriak Hyunsuk dengan air matanya yang terus keluar, dia bahkan berusaha melepaskan pegangan Jihoon pada tangan nya. Namun, Jihoon malah mencengkaram tangan nya kuat sekarang.

"Sakit mas.." cicit Hyunsuk pelan.

"Kamu mau nurut atau tangan mu biru sekarang," ucap Jihoon dengan nada yang dingin dan terdengar mengerikan.

Mau gak mau, Hyunsuk akhirnya menurut dan berdiri. Jihoon mendengus pelan lalu membawa koper Hyunsuk di tangan satu nya lagi.

"Mas?" Panggil Hyunsuk sebelum Jihoon membuka pintu mobilnya.

Jihoon menoleh, "apa?"

"Ini tiba-tiba kan? Gak ada yang tau hubungan kita selain si nenek garong itu." Jelas Hyunsuk dan membuat Jihoon langsung berfikir.

Benar juga, kenapa dia tidak mengingat itu dan sama sekali tidak teringat. Hyunsuk diam di samping Jihoon dan menatap nya dalam.

Jihoon kemudian kembali mengalihkan kan perhatian nya lagi ke arah Hyunsuk, "mas akan urus itu nanti."

.

.

.

Paginya, harum wangi masakan meyeruak memenuhi isi apartemen Jihoon. Hyunsuk sesekali menatap ke arah samping yang dimana, Doyoung dan Junghwan menatap nya dengan pandangan yang sangat kebingungan.

Bukan apa-apa, tapi kalo kelamaan ditatap dia jadi malu juga.

"Kak Sukkie beneran mau tinggal disini?" Tanya Doyoung dan ah, ini udah keberapa kalinya Doyoung menanyakan itu.

"Kak Sukkie mau jadi bundanya Junghwan sama kak Dobby ya?" Sekarang Junghwan yang bertanya.

Jangan tanya apapun, Hyunsuk sangat malu sekarang. Padahal biasanya dia gak tau malu.

"Ekhem..." Suara deheman terdengar di ambang pintu dapur sehingga mengalihkan perhatian ketiganya.

Jihoon menatap mereka bertiga seraya menyenderkan pundaknya di ambang-ambang pintu.

"Ayah mau pergi dulu," ucap Jihoon seraya mengancingkan lengan kemeja merahnya.

"Kenapa ayah selalu pergi dengan alasan ada urusan?" Tanya Junghwan tiba-tiba.

Jihoon menghela nafas panjang, putra bungusunya perlahan mulai mengerti sekarang.

"Apa ayah gak bisa sehari di rumah dulu?" Sekarang Doyoung yang bertanya.

Jihoon menggelengkan kepalanya lalu memakai jasnya, "ayah harus menemui ibumu." Jawab Jihoon dan membuat Junghwan maupun Doyoung kebingungan.

Hyunsuk masih diam di belakang kedua putranya Tuan Park itu, hingga akhirnya Jihoon menatap ke arahnya dan entah kenapa itu membuatnya sangat gugup.

"Kamu disini sama anak-anak, mas gak lama perginya." Sahut Jihoon sebelum akhirnya tubuh atletis itu hilang dari ambang-ambang pintu.

Demi apa, biasanya Hyunsuk gak bakal ngerasain yang kayak begini deh seriusan.

Selepasnya kepergian Jihoon, tinggal lah mereka bertiga dan bohong kalo Doyoung sama Junghwan gak nyadar sama semburat merah itu.

"Kakak malu ya di gituin sama ayah?" Tanya Junghwan dengan nada menggoda dan mengintip wajah Hyunsuk dari bawah.

Sedangkan Doyoung, dia hanya tersenyum saja melihat Hyunsuk yang terlihat malu-malu itu.

"Udah ih, mending kalian bantu kakak masak!"

Junghwan dan Doyoung tertawa mendengarnya. Sumpah ya ini dua bocah, mau Hyunsuk gebuk aja

.

.

.

Jihoon memarkirkan mobilnya di depan sebuah gedung perusahaan, yang tak lain itu adalah gedung perusahan milik Mino. Ya, Jihoon akan menemui Mino sekarang. Untuk darimana dia mendapatkan alamat perusahaan nya, itu tidak penting.

Langkah lebar Jihoon mulai memasuki gedung itu dan sebelum dia menemui Mino, Jihoon lantas harus menemui resepsionis dulu.

"Bagaimana?" Tanya Jihoon pada resepsionis yang baru saja menelfon Mino.

"Tuan menginzinkan, mari.. biar saya antar."

Jihoon menganggukan kepalanya lalu mengikuti langkah resepsionis itu dari belakang, pada akhirnya dia sudah sampai di depan pintu, dimana Mino sedang melakukan pekerjaan nya.

Jihoon dengan ragu-ragu langsung mengetuk pintu.

"Masuk."

Setelah mendengar balasan tersebutlah, Jihoon membuka pintu perlahan dan terlihat Mino yang sedang duduk di depan komputer nya.

"Ah.. kamu.." sahut Mino lalu menyilangkan kedua tangan nya depan dada, "saya kenal kamu siapa." Lanjut Mino menatap Jihoon sedikit mengintimidasi.

Jihoon tersenyum simpul lalu membungkukan sedikit badan nya, "boleh saya duduk pak?" Tanya nya tiba-tiba dan sama sekali tidak ada ketakutan.

Mino sedikit terkejut sebelum akhirnya dia mengizinkan Jihoon untuk duduk.

"Sebelum nya pak, saya calon suaminya Choi Hyunsuk." Sahut Jihoon tiba-tiba lagi, "saya guru olahraga yang telah menjalin hubungan dengan putra anda." Lanjut Jihoon dengan bahasa yang begitu formal.

Mino hanya diam seraya memperhatikan wajah Jihoon yang terlihat sangat tegas itu, pantas saja putra manisnya sampai menjalin hubungan dengan nya, ternyata dia setampan ini.

Fikir nya.

"Saya ayahnya Choi Hyunsuk, kenapa kamu sangat yakin hah?" Tanya Mino tersenyum miring.

"Ayahnya Choi Hyunsuk? Anda masih menganggap dia anak?" Tanya Jihoon dan membuat Mino langsung tidak bisa mengatakan apa apa lagi.

"Saya tidak akan berlama-lama disini, saya kesini hanya ingin mengatakan bahwa putra anda akan menjadi tanggung jawab saya. Kurang lebihnya, anda tidak akan bertemu dengan dia lagi. Lebih tepatnya, saya tidak akan membiarkan Anda menemuinya lagi." Jelas Jihoon tersnyum kecil lalu beranjak dari duduknya, "saya permisi dulu, maaf telah menganggu waktunya." Lanjut Jihoon, dan setelah itu dia keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Mino yang hanya diam di tempatnya.

.

Malam telah menjelang, sekarang sudah pukul setengah sembilan malam dan Jihoon sama sekali belum pulang. Hyunsuk diam menatap keluar jendela, entah lah... Dia masih sedih jika harus mengingat kejadian yang menimpanya sekarang.

Hyunsuk menatap kosong, dan dia tiba-tiba terkejut ketika merasakan seseorang memeluknya dari belakang.  Hyunsuk lantas menolehkan kepalanya, ternyata Jihoon lah pelakunya.

"Kenapa belum tidur hm?" Tanya Jihoon seraya mencium leher belakang Hyunsuk.

Plis ya, ini Hyunsuk langsung merinding sekujur tubuh. Tangan mungil itu meremas lengan kekar Jihoon yang memeluk perutnya.

"Sukkie gak bisa tidur, kangen mama sama papa." Jawab Hyunsuk sambil memainkan jari Jihoon.

"Di saat mereka udah gak mau nganggap kamu anak lagi?" Tanya Jihoon dengan nada yang pelan.

Hyunsuk terdiam sangat lama sebelum akhirnya, helaan nafas panjang terdengar.

"Sukkie gak mungkin selamanya di sini kan mas?" Tanya nya, seraya melepaskan tangan Jihoon yang melingkar di perutnya.

Hyunsuk berbalik ke arah Jihoon dan menatap kedua maniknya itu, dan sialnya Hyunsuk malah salting. Ini bapak-bapak kenapa musti ganteng banget gitu, heran ini Jihoon makan apa dah.

"Kenapa kamu nanya begitu?" Tanya Jihoon lalu memeluk pinggang Hyunsuk, "padahal mas bakal nikahin kamu." Lanjut Jihoon dan membuat Hyunsuk mengatup mulutnya rapat-rapat.

"Mas tau kan, pernikahan itu bukan mainan?"

"Apa ini terlihat main-main?"

Mampus.

Kalo udah gini Hyunsuk bisa apa, ini Hyunsuk langsung takut denger nada suara Jihoon yang ngeri banget dia denger.

"Jangan galak, takut.." sahut Hyunsuk lalu memeluk leher Jihoon.

Jihoon menghela nafas pelan, "tidur ya." Bisik nya pelan.

Hyunsuk menganggukan kepalanya, "sebelum tidur Sukkie mau nanyain sesuatu," ucapnya lalu melepaskan pelukan nya.

"Apa itu?"

"Nenek garong itu gimana?"

"Mas belum nemuin dia.".

"Terus, tadi mas kemana?" Tanya Hyunsuk mengerungkan kedua halisnya dengan pandangan curiga.

"Jangan mikir yang aneh-aneh, mas gak macem-macem. Ayo tidur."

Jihoon menarik tangan Hyunsuk untuk segera tidur. Jihoon menyelimuti Hyunsuk dan pria manis itu hanya diam memperhatikan wajah tegas sang dominan.

"I want to moan again," ucap Hyunsuk tiba-tiba dan membuat Jihoon berhenti.

Nahkan, balik lagi ini mode binal nya.

Jihoon menatap Hyunsuk lalu menggelengkan kepalanya, "tidak sekarang."

"Kenapa?" Tanya Hyunsuk dengan wajah sedih.

"Kamu harus istirahat," ucap Jihoon seraya mengelus puncak kepala Hyunsuk.

Mendengar penolakan itu, Hyunsuk mengerucutkan bibirnya dan membuat Jihoon terkekeh pelan.

"Biarin suasana membaik dulu, setelah itu kamu bisa mendesah lagi sepuasnya bahkan sampai tak sadarkan diri. sekarang tidur ya," ucap Jihoon mematikan lampu tidur lalu mencium kening Hyunsuk lembut dan pergi, meninggalkan Hyunsuk yang sedikit ketakutan karena Jihoon mengatakan itu.

But.. Hyunsuk suka mendengarnya juga.

Suka hati orang binal lah ya.


















TBC










HAYO ADA YANG MASIH STAY DISINI?

Maaf banget ketek baru update lagi setelah sekian purnama, maaf kalo ceritanya jadi jauh banget sama chapter sebelumnya. Ketek beneran bingung bangettttt

Banyak banget yang udah di lewatin, baik baik ya kalian jangan sakit...

Ayoo kita fokus sama kambek 12 bujang selusin kita!!!


Vibes nya anak geng motor bangettttt, nangis' banget buat kambek sekarang༼;´༎ຶ ۝ ༎ຶ༽

Btw, ketek mau cepet cepet habisin ini cerita duren semoga lancar dan maaf ya ketek gak bisa balesin wall kalian satu persatu;(((

Terimakasih banget bagi kali yang masih setia nunggu cerita ini up!!! Lope yuuu♡(> ਊ <)♡

Teubaaa~~~

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

nana harem Bởi ajel

Ngẫu nhiên

258K 4K 12
suka suka saya.
7.4M 433K 53
⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA! ⚠️Rawan Typo! ⚠️Mengandung adegan romans✅ ⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅ Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari d...
BONNIE Bởi dusty151

Ngẫu nhiên

729K 72.6K 42
Ketika menjalankan misi dari sang Ayah. Kedua putra dari pimpinan mafia malah menemukan bayi polos yang baru belajar merangkak! Sepertinya sang bayi...
99.5K 7.7K 23
"kita akan berkeliling wisata nanti saat hesa sudah besar dan papa yang akan menjadi bos di perusahaan agar bisa meliburkan diri mengajak hesa dan ma...