Beheader Of Girls || Psikopat...

Od wittelily

5.2K 2.5K 3.7K

Seorang psikopat yang tidak percaya adanya Tuhan, dia membunuh wanita hanya untuk mencari keberadaan yang mah... Více

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34_END

Chapter 21

80 37 85
Od wittelily

Brian dan Aric bersikeras pada pendirian mereka, bahwa mereka tak akan pernah menyerah untuk menyelesaikan permainan dari psikopat itu. Mereka berdua yakin jika mereka akan menemukan mayat wanita itu tepat waktu.

Pak Kevin telah menyuruh semua bawahannya untuk menghentikan pencarian mayat itu, dirinya merasa jika semua anggota polisi tak mampu menemukan mayat wanita itu dalam waktu 24 jam.

Tanpa sepengetahuan pak Kevin, Aric dan Brian memutuskan untuk melakukan pencarian sendiri.

Seperti biasa, mereka selalu berdiskusi di apartemen pribadi Brian.

Aric menopang kepalanya, mencoba berpikir dengan keras. "Bagaimana kita mencari mayat itu jika kita tak tau siapa dia? Jika kita tau siapa orangnya maka dengan mudah kita akan menemukannya," ucap Aric dengan tatapan kosongnya.

"Waktunya tinggal 5 jam lagi, Aric. Haruskah kita menyerah?" Brian.

Aric mengacak rambutnya kasar, "Ah... Entahlah!"

Brian melamun, mencoba berpikir dengan keras agar ia dan rekannya bisa menemukan jasad wanita yang baru di bunuh oleh psikopat tersebut.

Brian tiba-tiba berhenti melamun, sepertinya detektif muda itu sudah memiliki ide.

"Hei! Bangunan tua saat Hugo menurunkan Alice, saat itu kita hanya fokus pada mobil Hugo 'kan?" Tanya Brian kemudian.

"Ya..." sahut Aric, masih tak mengerti dengan pertanyaan Brian.

"Jika memang Alice di bunuh di sana, maka si pembunuh itu atau mobilnya terekam oleh CCTV 'bukan?"

"Ya..." Aric masih tak mengerti maksud perkataan Brian.

"Kalau begitu mari periksa lagi rekaman CCTV disana, aku yakin jika pembunuh itu terekam oleh CCTV!" Brian.

Aric membulatkan matanya begitu ia mengerti dengan maksud Brian. "Kamu benar! Saat itu kita menyalin rekaman itu ke ponselku, dan aku telah memindahkannya ke laptop. Ayo kita ke rumahku untuk memeriksa rekaman itu lagi!"

Mereka lalu beranjak untuk segera pergi ke rumah Aric.


















🔪☠️☠️🔪




















"Denzel, aku duluan, ya!" Ucap Aaron sambil keluar dari kelas, meninggalkan Denzel yang masih berada di sana dengan seorang mahasiswi.

Denzel hanya menyahuti Aaron dengan melambaikan tangannya sambil tersenyum lebar. Kemudian dirinya fokus lagi pada layar laptop, mengisi data nilai mahasiswa yang di perintahkan oleh dosennya.

"Dwynee, kalau kamu ingin pulang, pulanglah. Biarkan aku saja yang mendata nilai," tawar Denzel pada mahasiswi di sebelahnya.

"Tidak, Denzel. Pak dosen sudah memerintahkan kita berdua, Jadi aku harus memenuhi perintahnya." Kata Dwynee dengan wajah yang sedikit memerah.

Denzel tersenyum pada Dwynee yang berhasil membuat wajah mahasiswi itu semakin memerah. Setelah itu Denzel kembali fokus pada layar laptopnya.

Dwynee terus memperhatikan wajah tampan Denzel dengan senyum yang sedikit tergurat di wajahnya. Gadis itu memang sejak lama menyukai Denzel secara diam-diam, tapi sayangnya Denzel tidak menyadarinya.

Sadar jika wanita di sebelahnya memperhatikan, Denzel lantas menoleh padanya sambil bertanya, "Kenapa kamu memperhatikanku? Kamu menyukaiku?" Tanyanya gamblang sambil tersenyum manis.

Dwynee membulatkan matanya, pipinya kini semakin memerah. Tidak ingin tertangkap basah seperti itu, Dwynee lantas mencoba menyangkalnya, "Ti-tidak! Aku... Aku-"

"Jangan menyembunyikan perasaanmu, katakan saja. Aku lebih suka wanita yang terus terang," ucap Denzel, menyela perkataan Dwynee.

Dwynee terdiam, hatinya berkata jika ia tak bisa menyangkalnya. "Apa aku harus terus terang padanya?" Tanya Dwynee di benaknya.

Atensi Denzel kini terfokuskan pada layar laptop, tak lama ia pun berkata, "Aku tau kamu menyukaiku."

"Ah sialan! Sepertinya aku harus mengakuinya!" Ucap Dwynee di dalam hatinya.

"Y-ya... Sebenarnya a-aku menyukaimu. Lalu... Bagaimana denganmu?"

Denzel kembali menoleh pada Dwynee, "Jika kamu ingin tau jawabannya, datanglah ke pabrik kayu di belakang kampus jam 9 malam."

Dwynee mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa pabrik kayu?" Tanyanya yang bingung kenapa harus pabrik kayu yang harus menjadi tempat pertemuan mereka.

"Aku tak ingin ada yang tau, jika kamu takut datanglah bersama sahabatmu. Aku tau kamu punya sahabat dari fakultas seni, bukan?" Denzel.

Dwynee menganggukan kepalanya, menjawab pertanyaan Denzel.

"Jika kamu ingin tau perasaanku padamu, maka datanglah!"
















































🔪☠️☠️🔪


































"6LA80N15, satu-satunya mobil yang melintas setelah mobil Hugo pergi." Ucap Brian setelah melihat rekaman CCTV yang dulu mereka dapatkan dari jalan tak jauh dari bangunan tua tempat Alice di bunuh.

Aric lalu menelepon seseorang untuk di minta bantuan. Orang itu adalah Sam, mahasiswa yang magang di kantor polisi tempatnya bekerja.

Aric meminta tolong pada Sam untuk mencari pemilik mobil dengan plat 6LA80N15. Awalnya Sam menolak karena ia ada tugas lain, tapi karena Aric terus memohon akhirnya Sam mau membantu.

Tentunya tidak dengan waktu singkat, mereka membutuhkan waktu berjam-jam untuk menemukan pemilik mobil itu. Oleh karenanya Brian dan Aric memutuskan untuk mencari mobil dengan plat nomor 6LA80N15 juga, dengan di bantu oleh Sam.








Sisa waktu : 3 jam



















🔪☠️☠️🔪















Pukul 21:02, pabrik kayu.

Karena ingin tau perasaan Denzel padanya, Dwynee akhirnya memutuskan untuk menemui Denzel di pabrik kayu yang Denzel maksud. Tentunya Dwynee tidak sendirian, ia ditemani oleh Bella, sahabatnya.

Pabrik kayu itu tidaklah seluas yang kalian pikirkan. Luas pabrik kayu itu hanya seukuran gereja di daerah kalian. Terbuat dari seng dan berdiri kokoh di antara lebatnya pepohonan, alang-alang juga tumbuh di sekitar pabrik kayu tersebut.

Tidak ada gerbang seperti pabrik pada umumnya. Jika di lihat dari luar, pabrik kayu itu sepertinya hanya memiliki satu ruangan saja.

Dwynee membuka pintu besar pabrik itu. Yang pertama kali di lihatnya adalah tumpukan kayu-kayu yang sudah di potong rapi, tersusun di pojok ruangan paling belakang.

Setelah mengamati isi pabrik kayu itu, Dwynee juga melihat ada belasan gergaji mesin yang di taruh dekat tumpukan kayu-kayu tersebut. Serbuk kayu juga berserakan memenuhi ruangan.

"Denzel? Kamu disini?" Panggil Dwynee pada pujaan hatinya.

Bella yang berada di belakang Dwynee kemudian berdecak kesal, "Ck! Sudah aku bilang 'kan? Dia hanya berbuat iseng! Mana ada orang yang meminta bertemu di tempat seperti ini? Sudahlah, Dwynee! Percaya padaku, Denzel itu hanya iseng!"

"Tidak, Bella. Aku yakin dia bersungguh-sungguh." Kekeuh Dwynee sambil menengok kesana-kesini mencari sosok Denzel.

Tap... Tap.... Tap...

Denzel berjalan perlahan menghampiri kedua wanita itu, di tangannya sudah ada balok kayu yang ia siapkan untuk memukul tengkuk kedua wanita tersebut dari belakang.

Denzel memutuskan untuk memukul Bella terlebih dahulu karena jaraknya lebih dekat.

BUGH!

Sontak Bella jatuh pingsan akibat hantaman keras mengenai tengkuknya.

Denzel juga langsung memukul kepala Dwynee saat gadis itu hendak menoleh ke belakang karena mendengar suara.

Kedua wanita itu kini jatuh pingsan.







🔪☠️☠️🔪


















Setelah 2 setengah jam penyelidikan.

Aric dan Brian tengah duduk di atas mobil sambil meminum sekaleng soda, beristirahat sejenak setelah melakukan penyelidikan.

Lalu tiba-tiba saja Aric menerima telepon dari Sam. "Pak, aku mendapat info jika plat nomor mobil itu palsu!" Kata Sam dari telepon, memberi kabar pada Brian dan Aric.


"Sekarang apa?" Tanya Brian pada rekan kerjanya itu.

Aric tersenyum miring, "Bodoh! Seharusnya kita menyerah dari awal, buang-buang tenaga saja! 30 menit lagi Brian, cukup? Memantau pergerakan mobil itu lewat CCTV seperti kita memantau pergerakan mobil Hugo dulu? Tidak akan berhasil, karena kita tak tau titik awal mobil itu berada saat dia membunuh wanita yang masih jadi misteri itu!"

Brian berdiri dari duduknya, berdiri di hadapan Aric yang masih duduk di atas mobil.

"Kamu menyerah, hah?! Dulu kamu menyuruhku untuk tidak menyerah, dan sekarang apa?!" Bentak Brian.

Aric ikut berdiri begitu Brian berbicara dengan nada tinggi padanya, ya... mungkin detektif muda itu kesal karena tak bisa menyelesaikan permainan gila psikopat tersebut, di tambah lagi rekannya yang bersikap seperti itu, membuatnya semakin kesal.

"Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?! Sudah mendapat ide cemerlang, hah? Sudahlah Brian... Ini membuatku pusing!"

Percekcokan di antara kedua detektif itu terus berlangsung lamanya. Dan akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke rumah mereka masing-masing.

Sisa waktu: 3 detik...2 detik...1 detik...
Waktu habis!









Tbc







Streaming guys!!!



Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

54.1K 5.7K 60
Apakah kalian pernah melihat, Pria bad boy dan si cewek indigo bertemu? Bayangkan bagaimana bandelnya si cowok yang selalu di pertemukan dengan cewek...
3K 182 24
Awal: Grani sayang sama Galuh, tapi Galuh benci Grani. Akhir: Galuh sayang sama Grani, tapi Grani malah pergi _SAD ENDING!_
1.7M 105K 40
Momen liburan yang sangat menyenangkan berubah jadi malapetaka ketika mereka harus menginap di sebuah villa misterius. Awalnya mereka biasa saja saa...
Sarkasme Od .

Nezařaditelné

1M 32.7K 200
[ Selesai ] quotes overdosa Cuma sekedar kata-kata, tapi artinya cukup buat kamu tersindir. Rank. #14 dalam poetry. [ 11 mei 2018 ] #12 dalam poetry...