Happiness Comes||Jakehoon

By JakeZone

13.4K 1.3K 199

•HAPPINESS COMES OR SADNESS COMES?• •Warn⚠️: -BxB -Jake! Top-Sunghoon! Bot -🔞 (Just 3 chapter.) -Mpreg •Genr... More

1
2
4
5
6
7
8
9
10
11
12

3

1.1K 137 21
By JakeZone

---

"Jangan memikirkan hal konyol."-jake menggenggam tangan sunghoon, sekedar menyemangatinya.

"Aku tahu kau ingin mati, tapi jangan mati."

"Apa aku ada waktu untuk bunuh diri?"-sunghoon menatap mata tajam Jake.

"Tidak. Aku akan balas dendam."-lanjut sunghoon membuang nafasnya panjang.

"Tidak perlu. Lagipula, dia sudah menikmati hidupnya di penjara."

"Dan jika dia melakukan hal yang sama ketika masa nya sudah berakhir, apa kau akan tanggung jawab?"- sunghoon menatap kesal ke arah jake.

---

"Kenapa sudah larut seperti ini sunghoon belum pulang?"-park jina menduduki dirinya di kasur milik cucunya.

"Jadwalnya hanya dari pagi sampai siang, tetapi dia selalu pulang larut. Sepertinya dia sangat menyukai anak muridnya itu"-ucapnya terkekeh.

Tangannya mengelus kasur milik cucunya, tersenyum tipis.

"Hyunbin-ah, sebenarnya sunghoon wajib mengetahui faktanya sekarang. Dia sudah dewasa, aku tidak bisa terus membohongi nya."

Jina memejamkan matanya, mengingat pesan yang selalu sang anak sampaikan padanya ketika masih hidup.

"Eomma, kumohon jangan beritahu sunghoon kalau aku ada hubungan dengan Yo Hoon. Kau tahu, hidup sunghoon akan sama hancurnya kalau Yo Hoon mengetahui keberadaan nya, tolong jangan sampai sunghoon berurusan dengan mafia keji itu."

Jina menggelengkan kepalanya, membuka mata dan mengusap air matanya.

"Tidak, aku tidak boleh memberitahu sunghoon, selama 10 dia hidup aman karena aku diam saja. Iya, aku harus menutup mulut dan--"

"Waeyo?"

Jina menoleh, mendapati sunghoon yang kelihatan begitu lusuh dan berantakan.

"S-sunghoon kau darimana saja nak? Kenapa kau seperti ini? Apa kau--"

"Kenapa kau membohongi ku? Kenapa aku tidak boleh tahu?"-sunghoon memotong perkataan neneknya, lagi.

"Mereka adalah orangtuaku, aku wajib tahu kebenaran tentang mereka halmoni!"

"Dan sidang? Kemana saja aku selama sidang, kenapa aku tidak tahu apa-apa. Aku merasa gagal menjadi putra mereka."

Lagi, air matanya kembali menetes.

"Sunghoon, kau ini bicara apa. K-kau pasti lelah aku sudah menyiapkan--"

"Yo Hoon,"-potong Sunghoon

"Aku menemuinya."-lanjutnya

Seolah jantung jina berhenti berdetak, kakinya lemas dan ia terduduk memandangi punggung sunghoon yang mulai mengecil dan tak terlihat.

"B-bagaimana kau.... sunghoon! halmoni selama ini sudah menyembunyikan mu. Tidak, kita harus pergi dari sini."-jina berlari mengejar sang cucu. Menahan tangannya.

"Tidak. Kita adalah korban, mengapa kita yang khawatir dan takut? Halmoni jangan khawatir, aku akan menjaga diriku."-sunghoon melepaskan tangan neneknya, memeluk tubuh lemah itu.

"Dan aku akan membalaskan dendam."

°°°

"Yak! Kau ingin aku memotong gaji mu? Kau harus mengajariku setiap hari, bukan seenak mu saja!"

Kakinya dengan cepat menuruni anak tangga ketika melihat guru privatnya baru baru memasukkan kakinya ke rumahnya setelah dua hari tak terlihat.

"Maafkan aku, ada sedikit masalah."

Sunghoon tersenyum dan mengelus surai hitam sang murid.

"Berani sekali kau menyentuh rambutku."-ucap jungwon menepis tangan sunghoon.

Ia berbalik, tersenyum tipis melihat sunghoon yang kembali dan baik-baik saja.

---

"Apa ayahmu ada di rumah?"

"Aku tidak punya ayah."

Sunghoon menunduk diam, jungwon yang sadar tampak heran. Berdecak kesal, terpaksa memberitahu keberadaan ayahnya.

"Mungkin di kamarnya."

"Selesaikan tugas mu, aku ingin ke kamar mandi dan memasak."

"Mwoya? Apa dia berteman dengan Jake?"

Jungwon yang kesal hanya bisa menatap punggung sunghoon yang mulai menghilang dari kamarnya.

Sunghoon turun dan mencari keberadaan orang yang dicarinya. Ia sudah ke seluruh ruangan di bawah, tetapi ia tidak mendapatkan sesosok Jake.

"Apa dia tidak di rumah?"-sunghoon menghela nafasnya, lalu melangkahkan kakinya menuju dapur. Memutuskan untuk memasak sarapan untuk jungwon.

"Oh, tuan? "-sunghoon terkejut ketika menangkap wajah tampan Jake, yang sepertinya baru bangun, memasuki dapur.

"Hmm"

"Ku pikir kau tidak ada di rumah, aku mencari mu kemana-mana."

"Wae?"

"Maaf dan terima kasih."

"Maaf karena aku lancang dan maaf karena aku sempat penasaran tentang mu. Terima kasih sudah memberitahu kebenaran nya."-lanjutnya, ia membungkuk lalu memancarkan senyum manis nya.

Jake bisa melihat sorot mata seorang yang sangat ia rindukan, tatapan yang polos, lembut dan penuh cinta. Sial, dia merindukannya.

"Lain kali jangan menatapku."-ucap Jake dengan ramen yang sudah matang di tangannya.

"Tuan!"-panggil yang lebih muda

"Ini masih pagi, sebaiknya jangan memakan ramen."-sunghoon merebut paksa ramen Jake.

"Apa-apaan kau ini!?"-jake

"Sebagai permintaan maaf aku akan membiarkan mu merasakan makananku. Kau tau? Aku ini mantan chef!"-sunghoon menarik Jake untuk duduk di bangku makan.

Jake mengerutkan keningnya, apakah benar ini orang yang ia lihat tadi malam?

"Aku tidak suka makanan rumahan, aku hanya suka ramen. Aku hanya bisa memakan ramen."

"Apa kau ingin mati cepat?"

"Mwo!?"

"Ah t-tidak, maksud ku ramen tidak baik bagi kesehatan, sudah selama 10 tahun kau memakan ramen,"

"Cobalah."-lanjutnya, memberikan satu piring sup ayam yang ia buat.

Jake menatap makanan di depannya, lalu dengan ragu ia memasukan satu suap sup ke mulutnya.

"Bagaimana?"

"Biasa saja. Aku sudah bilang aku tidak suka makanan rumahan?"

"Nee~"-sunghoon terkekeh, ikut duduk di salah satu kursi. Ia melihat Jake yang sangat lahap memakan makanannya.

"Kenapa dia ada di sini?"-ucap lelaki termuda di rumah yang baru saja memasuki ruang dapur sekaligus ruang makan.

"Oh jungwon? Duduklah, aku akan mengambilkan untukmu."-sunghoon tersenyum

"Aku tidak mau satu meja dengannya."-ucap jungwon menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Aku juga tidak."

"Cih, kau mengambil tempatku."

"Aku yang membeli pakai uangku."-jake menjulurkan lidahnya, membuat yang muda mengangkat garpu yang ia lihat di meja.

"Sudahlah, kalau kau tidak mau aku tidak akan memasak untuk mu lagi."-ancam sunghoon.

Dan dengan terpaksa jungwon duduk di depan sunghoon. Menatap Jake yang masih mengejeknya.

"Sebentar, sebelum makan kau harus makan buah."-sunghoon bangkit memberikan potongan mangga di depan meja sang murid.

"Apa ini? Kau sekarang takut dengan nya?"-bisik Jake, menyipitkan matanya.

"Aku tidak takut. Aku hanya bosan dengan ramen."

"Menarik."

"Apa maksud menarik!?"-pekik jungwon

"Kau suka dengannya?"

"Michin sae ki."-gumam jungwon

"Yak! Berani sekali kau mengatakan itu kepada yang lebih tua!"-pekik Jake

"Kau suka menjadi tua?"-jungwon

"Kumohon berhenti para tuan, makanan kalian menjadi dingin. "

Jake tersenyum tipis, ia bahagia bisa mengobrol dengan jungwon, walaupun itu hanyalah perdebatan. Setidaknya ia berbicara dengan anaknya.

Jake juga tahu jungwon tidak menaruh perasaan kepada gurunya, itu tidak mungkin. Ia hanya merasa sudah lama tidak menjahili anaknya itu.

"I-ige boya...?"-Leli

"Tuan Jake..."-lanjutnya

Jake terburu-buru bangkit dari duduknya dan meninggalkan dapur.

"Tuan...kau mengatakan kau tidak suka makanan rumah....tuan?"-Leli

Jake tidak menghiraukan dan berlari kecil menuju lantai dua.

"Selamat pagi, ahjuma."-sapa sunghoon

"Aku sudah menyisihkan milikmu juga."-lanjutnya

Dan tentu saja Leli mematung,

Jungwon terkekeh lalu ikut keluar dari ruang makan tersebut.

---

"Jangan berteman dengan si bodoh itu."

"siapa? Tuan Jake? Wae? Aku hanya kasihan melihatnya memakan ramen setiap hari."

"Aku bilang jangan berteman dengan orang jahat."

Sunghoon menghentikan gerakannya lalu duduk di depan jungwon.

"Jungwon, kau masih sangat muda. Banyak yang belum kau ketahui di dunia ini, aku tidak tahu kenapa kau membenci ayahmu, tetapi aku yakin dia bukan orang jahat,"

"Dia yang membantuku mengetahui pembunuh orangtuaku."

"Kau tidak-pembunuh? Tapi kau bilang orangtuamu kecelakaan dan bunuh diri."

Sunghoon diam, sial. Ia kelepasan.

"Ahh mian, aku tidak sengaja."-Jungwon mengelus bahu yang lebih tua

"Tak apa, itu juga sudah masa lalu."

"Tapi..... orang tua mu di bunuh?"

"Aku tidak yakin, tapi tuan Jake memberiku bukti yang kuat."

"Apa?"

"Dia mempertemukan ku dengan Yo Hoon di penjara dan dia juga memberiku koran yang berisikan berita bahwa appa dan eomma ku di bunuh."

"Yo Hoon...."-jungwon meletakkan bukunya.

"Kau mengenalnya?"

"Hm, aku tahu dia adalah mafia kejam, Jake salah satu korbannya."

Sunghoon yang terkejut kembali menatap jungwon yang tampak berpikir.

"Korban? Tuan Jake mengenal Yo Hoon juga? Apa hubungan mereka?"

"Aku tidak mengetahui itu, tapi Jake pernah hampir mati karena brengsek itu "

Sunghoon tersenyum tipis, menyadari sesuatu.

"Kau marah?"

"Tidak, aku bahkan berdoa agar Jake tidak bangun selamanya saat itu."

Sunghoon menggelengkan kepalanya , tapi ia masih memikirkan apa hubungan Jake dan Yo Hoon.

"Sunghoon?"

"Hum? Wae? Tapi apakah kau tidak bisa memanggilku ssaem? Atau Hyung?"

"Tidak terimakasih."

"Tadi kau bilang kau menemui Yo hoon di penjara?"-lanjut jungwon juga menatap sunghoon serius.

Sunghoon mengangguk, membenarkan apa kata yang lebih muda.

"Yang kutahu dia belum di penjara."

"Ani, aku melihatnya sendiri. Dia bahkan sudah menjalani 10 tahun penjara, masih tersisa--"

"10 tahun? Jake di serang 5 tahun lalu, bagaimana dia menyerang Jake kalau dia di penjara?"-jungwon memotong perkataan sunghoon

"Apa kau yakin?"

Jungwon mengangguk yakin.

"Tapi kenapa Jake memberitahu mu? Dia seharusnya tidak peduli, kau ada hubungan apa dengannya?"

"Jangan asal bicara, mwo....aku juga tidak tahu."-sunghoon menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

°°°

"Bangun lah!"

Jake membuka matanya setelah mendengar suara bising, kepalanya terasa sangat sakit.

"Kau mau apa?"-Jake menatap datar lelaki di depannya,

"Sialan, kau pikir aku tidak tahu kau mengunjungi penjara kemarin? Wae? Kau ingin membebaskan orang itu dan mencoblos kan ku ke penjara?"

"Kau mafia atau penguntit?"-jake terkekeh

"Aku melihatmu membawa lelaki, aku tidak melihat wajahnya, tetapi dia kelihatan manis, siapa dia? Kekasihmu?"

"Jangan ganggu dia, urusanmu denganku."

"Ouh, sudah ada yang menggantikan posisi jiwoo mu itu?"

"Jangan sebut nama istriku dengan mulut kotor mu itu!"-jake

"Jake Shim, kita ini sama. Kita sama-sama mafia, brengsek. Mulutku kotor begitupun mulutmu."

"Aku sudah tidak muncul di depanmu 5 tahun, tapi aku tidak berhenti memperhatikanmu."-lanjutnya

"Ingin bermain?"-lelaki itu mencengkram kedua pipi Jake.

"Ahh, kau ingin aku bermain dengan putra kesayanganmu?"

"Sialan kau Yo Hoon! Jangan berani-berani menyentuh jungwon! Jangan kan menyentuhnya aku bahkan tidak akan membiarkan mu menatap jungwon sekalipun! Bajingan! Chu!"- Jake meludah tepat di wajah Yo Hoon.

"Pengecut seperti mu hanya akan bertahan di zona aman mu. Kau tidak berani keluar, mengapa? Kau takut? Cih!"-jake menatap datar orang yang ia panggil Yo Hoon itu.

"Sayang sekali, aku sudah mengirim anak buah ku ke rumah mu."-yo hoon

Jake menatap tajam mata Kim Yo Hoon, ia menggertakkan giginya.

Jleb!

"Kau lihat apa brengsek! Cepat kejar dia!"

Yo Hoon memegangi tangannya yang di tusuk Jake.

Yo Hoon melupakan fakta kalau Jake selalu membawa pisau kecil yang di simpan di sepatunya.

Saat Yo Hoon sibuk mengoceh Jake pelan-pelan memutuskan tali yang mengikat tangannya.

Dor!

Dor!

Jake terbanting karena berusaha menghindari tembakan dari anak buah Yo Hoon, tetapi ia lengah. Bahunya kirinya tertembak.

"Masuklah, maafkan aku telat, tuan."

"Cepat, jungwon dalam bahaya."-jake meringis memasuki mobil supirnya.

"Tapi tanganmu terluka tuan, kau harus di obati terlebih dahulu."

"Aku tidak apa-apa, hanya goresan kecil. Cepat pulang!"

Heeseung, supir sekaligus asisten setianya mengangguk.

---

Brak!

"Jungwon!?"

"Kau dimana? Jungwon!"-pekik Jake

Jake terus menelusuri setiap ruangan, ia melewati dapur tetapi ia mendengar suara orang mengobrol.

Jake melihat sunghoon dan jungwon. Tidak hanya berdua, tetapi ada dua wanita yang duduk bersama mereka.

Dengan cepat Jake memakai jasnya dan menyembunyikan bahunya yang penuh darah.

"Kau sangat berisik."-jungwon menggelengkan kepala.

"Ahh tuan, dia mengatakan kalau dia adalah teman kecilmu. Dia juga bilang kau yang menyuruh mereka datang untuk menjaga jungwon."-sunghoon tersenyum.

"Hmm, mereka adalah teman ku."

"Mwoya? Apa dia lebih dari kata teman? Kekasihmu?"-Jungwon

"Diam."-jake

"Ini pertama kalinya kau membawa wanita ke rumah."-jungwon

"Diam."-jake

"Kekasihmu?"-jungwon

"Aku sudah bilang diam jungwon."-jake menatap tak suka kepada anaknya.

"Cih..."-jungwon merotasikan kedua matanya.

"Baiklah aku akan pulang, aku sudah menyelesaikan tugasku."-ucap salah satu wanita itu.

"Sampai jumpa lagi jungwon, haha, aku merasa sangat cocok padamu."-lanjutnya

"Singkirkan tanganmu, nenek tua."-sarkas jungwon

"Kau aneh."- jungwon menggeleng, pergi menuju kamarnya.

Kedua wanita itu terkekeh lalu pergi juga dari hadapan jake.

Sunghoon menahan tangan Jake yang ingin pergi.

"Tuan, aku ingin menanyakan sesuatu."

"Jangan sekarang."-jake menepis tangan sunghoon.

"Tapi ini penting, tuan!"-sunghoon menarik paksa lengan Jake, membuat jas nya menurun.

Betapa terkejutnya ia ketika melihat kemeja putih tuannya penuh darah.

"T-tuan kau berdarah..."

"Sudah ku bilang, jangan sekarang."

"Biar ku obati."-sunghoon menarik tangan Jake, tetapi di tahan Jake.

"Tidak perlu, pulanglah. Ini sudah larut."

"Tapi tanganmu--"

"Aku bisa sendiri."-potong jake melangkahkan kakinya.

Sunghoon menatap punggung Jake yang mulai tak terlihat.

"Ada apa sebenarnya? Kalau di pikir-pikir dua wanita tadi sangat aneh."

"Dan tuan Jake kenapa terluka? Tidak. Aku tidak boleh penasaran."

Heeseung menyambut sunghoon yang keluar dari rumah Jake.

"Mari tuan."-heeseung

"Apa yang terjadi pada tuan Jake, heeseung-ssi?"- sunghoon membuka mulutnya di pertengahan jalan.

"Maaf?"

"Ahh Ani, lupakan. Kau pasti juga tidak tahu apa-apa."

"Tapi kau tidak perlu memanggilku begitu formal, panggil namaku saja."-heeseung tersenyum dari pantulan spion dalam mobil.

"Hum...umurmu?"

"30, tuan."

"Baiklah, izinkan aku memanggil mu Hyung. Bagaimana? Kau juga tidak perlu memanggilku tuan."-sunghoon

"Tapi--"

"Itu adil, Hyung."-potong sunghoon

Heeseung tersenyum tipis, lalu mengangguk.

°°°

"Kau sudah mengurus dua wanita yang datang ke rumah kemarin?"

"Ya tuan, aku sudah mengurungnya di ruangan bawah tanah."-heeseung membungkuk membukakan pintu untuk tuannya.

"Kirim beberapa anak buah untuk menjaga ketat rumah, dan bawa aku ke ruangan bawah tanah."-jake

"Baik tuan."-heeseung langsung mengarahkan mobilnya ke tempat tujuan.

Drrtt

Drrtt

Jake menatap handphone nya,

"Jungwon?"-jake dengan cepat menerima panggilan.

Jungwon hanya menelepon nya kalau keadaan buruk atau situasi buruk terjadi.

"Kenapa? Apa terjadi sesuatu?"

"Aku lapar."

"Huh?"

"Apa kau tuli? Aku.lapar."

"Apa maksudmu? Apa Sunghoon tidak di rumah? Atau kau kehabisan ramen?"

"Ck, pulang cepat! Sunghoon memasak tetapi dia tidak membiarkanku makan kalau kau belum di sini."

Jake diam, tersenyum tipis.

"Baik--"

Tutt

Panggilan terputus, ia terkekeh membayangkan wajah jungwon yang kelaparan, pasti menggemaskan seperti kucing.

"Heeseung, putar balik. Aku ingin pulang sekarang."

"Tapi tuan--"

"Cepatlah."

"Baik tuan"

---

"Apa ini rumah mu? Seenaknya membeli bahan makanan dan meletakkan di sini, memasak sesukamu."

"Ck! cerewet sekali, apa kau tidak bosan dengan ramen?"

"Tidak."

Sunghoon menggelengkan kepalanya, heran.

"Apa kau mau aku berhenti?"

"iy--"

Jake melihat sorotan mata jungwon yang seolah ingin membunuhnya.

"Tidak, kasihan penjualnya. Mereka akan jatuh miskin kalau kau tidak membeli barang mereka."

Setelah selesai makan Jake memutuskan untuk ke kamar sedangkan sunghoon dan jungwon serta Leli di ruang tamu.

"Andwe!"-pekik Leli, setelah itu tertawa.

"Kau kalah, sekarang giliran ku!"-jungwon

"Roboh~"-Goda sunghoon

Mereka memainkan game, Uno balok.

"Ani~"-jungwon

"Oh ayo lah, jangan aku lagi."-sunghoon

"Kalau kali ini kali kalah kau harus membersihkan seluruh ruangan!"-jungwon

"Yeay!"-pekik sunghoon

Jungwon mendesah kecewa, mengganti target.

"Ahjuma~"

"Ahjuma~"

Mereka tertawa dan berteriak bersama ketika Leli berhasil merobohkan balok-balok itu.

"Ayo lagi!"

"Kau ketagihan? Kalau aku tahu kau suka aku akan membawa ini dari dulu."-

"Ani, aku hanya bosan kalau hanya harus tidur."

Sunghoon menguap dan tak sengaja menatap mata Jake yang memperhatikan mereka dari lantai atas.

Jake yang sadar ia tertangkap basah berpura-pura meregangkan otot-otot nya.

Sunghoon tersenyum miring lalu naik ke atas mendatangi tuannya.

"Tuan?"

Jake terkejut karena tiba-tiba sunghoon sudah berada di depannya.

"Wae? Lanjutkan kegiatan mu."

"Kajja!"-sunghoon menarik Jake tiba-tiba.

"Yak!"-pekik Jake

Jungwon menatap tajam kepada Jake, begitupun Jake, ia tak mau kalah dengan anaknya.

"Membuang waktuku saja."

"Aku mengatakan kalau dia akan merobohkan hanya dengan sekali bermain."

"Cih, kau belum tahu saja aku jago di seluruh bidang, termasuk game."

"Kau pikir aku percaya?"

"Seperti nya kau salah menyatukan mereka berdua."-bisik Leli

"Waeyo?"-sunghoon

"Tapi bagaimana cara bermainnya?"-jake

"Pftt.."-jungwon

Sunghoon dengan cepat mejelaskan peraturan nya,

"Sebaiknya aku pulang, sudah pukul 8."

"Apa tidak boleh lewat pukul 8?"-sunghoon

Jake menatap mereka,

"Tidak bisa, aku pergi. Selamat malam tuan."-Leli membungkuk lalu pergi

"Kajja!"-jungwon

---

Kepala sunghoon berkali-kali ingin terjatuh karena ia tak sengaja tertidur.

"Apa ku bilang! Kau pasti kalah!"-pekik jungwon

"Ani, kajja mulai lagi."-jake

"Siapa takut!"-jungwon

Sunghoon menghela nafasnya, mereka sudah bermain selama 2 jam.

"Benar kata Leli ahjuma...aku salah menyatukan mereka berdua."-gumam sunghoon

"Tuan, jungwon. Aku rasa bermainnya cukup sampai sini."-sunghoon

Tak ada jawaban dari keduanya.

Sunghoon mendapat ide,

"Jungwon, Maemi sudah kau masukkan ke rumahnya? Bagaimana kalau belum? Kalau dia kabur atau semacam nya?"

"Kau benar, aku akan mengeceknya."

"Apa kau menyerah!?"-pekik Jake dari lantai bawah

"Di mimpimu!"-pekik jungwon

"Apakah menyenangkan sampai kalian lupa aku ada di sini?"

"Tidak, aku hanya ingin membuktikan aku tidak bisa dia kalahkan."

"Pembohong."

Jake mengerutkan keningnya, ada yang aneh dari sunghoon.

"Apa lukamu sudah pulih, tuan?"

"Hanya luka kecil."

Sunghoon bangkit dari duduknya, mengambil sesuatu dari laci kecil di sana.

"Buka lah pakaianmu."

"Kau mau apa!?"

"Jangan salah paham, itu...aku hanya ingin mengobati lukamu."-sunghoon ikut panik saat Jake berdiri, ia mengangkat kotak p3k nya.

"Kata-kata mu ambigu."-jake menggeleng, lalu melangkah menjauh dari sunghoon.

"Aku tahu..."

"Apa?"-jake membalikkan badannya

"Yang kita kunjungi kemarin bukan Yo Hoon yang sesungguhnya."

"Kau mabuk? Jangan bicara omong kosong."

"Aku tidak bisa diam saja, itu sangat tidak adil untuk orang yang mengantikan Yo Hoon, aku juga--"

"Jangan cari tahu lebih lagi."-potong jake

"Dan aku mati penasaran dan sia-sia?"

"Aku adalah anak mereka, tuan. Aku sudah memutuskannya, aku ingin balas dendam pada Yo Hoon."-lanjutnya

"Sunghoon..."-jake memejamkan matanya

"Yo Hoon bukan lawan mu, dia lebih kejam dari yang kau pikirkan. Dia tidak ragu menghabisi orang yang mengganggunya, terlebih lagi kau adalah Park Sunghoon, anak park Hyunbin."-lanjutnya

"Waeyo? Aku memilikimu."-sunghoon

Jake mematung mendengar ucapan sunghoon, seketika jantungnya berdegup kencang.

"Aku tahu, kau memiliki masalah juga dengan Yo Hoon, kau hampir mati di tangannya. Aku tidak tahu apa hubungan kalian,"

"Tapi aku ingin kau membantuku, bukan kah kau juga ingin balas dendam, tuan?"-lanjutnya

"Berhenti, dan jangan lakukan apapun."

"Tidak, aku tidak akan berhenti. jika kau takut, aku bisa menghadapi sendiri. Maaf menganggu waktumu tuan, selamat malam."

"Aku izin pergi, titip salam pada jungwon--"

"Kalian membicarakan aku?"- jungwon memotong perkataan sunghoon

"Tidurlah, aku kalah."-jake pergi meninggalkan mereka.

"Ahh, Mwoya..."-jungwon mendesah kecewa.

Jungwon melihat punggung Jake yang mulai menghilang,

"Tidur lah, apa kau ingin aku mengantar mu?"

"Apa kau pikir aku bayi? "-jungwon berlari kecil menuju kamarnya.

Sunghoon terkekeh geli, sebelum keluar dari kediaman Shim tersebut.




























To be continue...
Up setiap Senin(3 chapter)
___________________________________________

Continue Reading

You'll Also Like

352K 9.9K 65
Cerita Pendek Tanggal update tidak menentu seperti cerita yang lainnya. Berbagai tema dan juga kategori cerita akan masuk menjadi satu di dalamnya.
484K 1.7K 14
Di entot Temen suami enak banget
38.9K 3.6K 31
Nathan Noel Tjoe-A-On fanfiction!! ___ Belum ada sinopsis ___ Written by: lullapyms
119K 241 5