Open When Letters : Jensoo

De mevica29

22.2K 3.7K 222

Jisoo berhasil meraih impiannya untuk mengikuti pertukaran pelajar ke luar negeri, namun disisi lain itu bera... Mai multe

When You Doubt Yourself
When You Are Tired
When You're Just a Little Grumpy
When You're Stressed Out
When You Doubt Me
When You Wanna Give Up on Us
When We're Official
When You Miss How I Smell
When You Wanna Know Why I Like You
When You are Having a Good Day
When You Wish I Was There
When It's Raining
When You Miss My Voice
When You're Disappointed
When You Hide Something From Me
When You Feel Guilty and Regret it
When We Fix Something Between Us

Open It First

2.9K 250 4
De mevica29

"Kau sudah siap, Unnie? Aku sudah di depan"

"Aku segera turun" Jennie mengangguk lalu mematikan ponselnya.

Dia mengecek penampilannya sekali lagi di depan pantulan cerminnya. Hari ini dia harus ke kampus bersama para anggota tim basketnya untuk melihat seleksi para pemain baru, Lisa langsung menawarkan diri untuk mengantarnya karena mereka juga mengadakan seleksi untuk tim cheerleader dan tentu saja Rose mengikuti keduanya. Hari ini dia mengenakan hoodie dan celana training senada, dia membiarkan rambutnya terurai indah dan bergegas mengambil ranselnya.

Pemain andalan YG University itu keluar dari apartemennya dan langsung mengenali mobil Lisa, dia segera masuk ke dalam mobil dan mendapat sambutan hangat dari kedua sahabatnya itu. Sejak Jisoo pergi, keduanya selalu memberi perhatian ekstra pada Jennie dan itu membuatnya bersyukur karena mereka selalu mengalihkan pikirannya dari merindukan Jisoo.

"Unnie, kau nampak cantik" puji Rose, melihat penampilan Jennie lalu mencuri foto dengan ponselnya "Akan ku kirimkan pada Jisoo Unnie" dia terkekeh.

"Chaeyoung!" gerutu Jennie, namun dia tidak pernah bisa marah dengan gadis manis itu.

"Jisoo Unnie meminta kami mengawasimu hari ini jadi berhati-hatilah, Unnie" kata Lisa seraya menyetir menuju YG University

"Mengawasiku?"

"Tentu saja, ada banyak gadis yang hari ini mengantri untuk seleksi, kau pikir mereka semua hanya tertarik dengan basket?" Lisa mengangkat alis "Percayalah, banyak diantara mereka hanya datang untuk melihatmu dari dekat"

"Jisoo menyuruh kalian mengawasiku menyeleksi gadis-gadis itu?" kekeh Jennie

"Lebih tepatnya dia meminta kami mengawasi gadis-gadis itu" jelas Rose "Aku akan memastikan mereka menjaga jarak denganmu" dia mengangguk mantap.

"Aku percaya padamu, Rose, tapi jangan takuti para pemain baru itu" kata Jennie "Aku memberikanmu wewenang untuk mengusir fans menyebalkan yang menyamar sebagai peserta seleksi" dia menepuk bahu gadis itu.

"Serahkan pada Park Chaeyoung, Unnie" Rose menepuk dadanya "Aku tak akan mengecewakanmu dan Jisoo Unnie"

"Percayalah, Unnie, dia serius dengan ucapannya" kekeh Lisa, berhenti di lampu merah "Apa Jisoo Unnie membalasmu?" dia melirik ponsel Rose

"Oh, dia sudah melihat foto Jennie Unnie" Rose segera membuka pesan dari Jisoo " Dia bilang 'Kenapa dia harus secantik itu untuk menonton seleksi? Bagaimana para pemain baru itu berkonsentrasi jika melihatnya?'"

Jennie merasa pipinya sedikit memanas namun tidak menghalangi senyuman mekar di wajahnya, dia segera mengecek ponselnya dan benar saja, Jisoo mengiriminya pesan.

"Apa kau sedang berusaha merusak konsentrasi para pemain baru itu? Jika iya, aku yakin kau berhasil karena kau sudah merusak konsentrasiku belajar" Jennie membacakan pesan dari Jisoo, disambut tawa dari Rose dan Lisa.

"Jisoo Unnie semakin terlihat possessive" kekeh Lisa, menginjak gas perlahan ketika lampu sudah menunjukkan warna hijau.

Jennie hanya tertawa lalu segera membalas pesan Jisoo.

Kau semakin pandai memuji, huh?

Aku hanya mengatakan kebenaran!

Kau akan membuat para pemain itu terkena serangan jantung!

Kau berlebihan, Jisoo

Tapi aku menyukainya ;)

Apa yang sedang kau lakukan?

Aku sedang mengecek jadwal kuliahku

Aku bertemu beberapa teman angkatanku, beberapa bahkan dari Korea juga

Rose dan Lisa tersenyum ketika melihat Jennie asyik mengobrol dengan Jisoo di ponselnya. Mereka berdua mencemaskan Jennie sejak kepergian Jisoo ke Jepang, jadi mereka sering mengajak Jennie jalan-jalan ataupun nonton bersama agar gadis itu tidak merasa kesepian. Jisoo juga sudah berpesan pada mereka untuk membantu Jennie selama dia tidak di Korea yang tentu saja disambut baik oleh kedua gadis itu.

Lisa berbelok memasuki wilayah kampus, dia segera memarkirkan mobilnya di lapangan parkir YG University. Dia memilih tempat parkir khusus para pemain dan cheerleader karena lapangan parkir umum nampak sudah dipenuhi kendaraan para calon pemain.

Mereka bertiga segera turun dari mobil, begitu mereka memasuki area lapangan sudah terdengar desas-desus dari para calon pemain basket dan cheerleader.

"OMG, itu kapten YG Unversity, Jennie Kim"

"Lihat itu Lisa!"

"Bukankah itu Park Rose yang tampil di festival lalu! Suaranya luar biasa!"

"Jennie Kim terlihat sangat keren"

"Lisa nampak seksi, pantas dia ketua cheerleader"

Lisa merasa Rose menggandeng lengannya ketika dia mendengar komentar yang terakhir. Lisa tersenyum geli ketika melihat Rose sedikit mengerucutkan bibirnya dan mengeratkan gandengannya di lengan Lisa. 

Ketua cheerleader itu menghentikan langkahnya, membuat Rose bingung dan memandangnya dengan tanda tanya.

"Aku lupa melakukan sesuatu" gumam Lisa

"Apa itu?" tanya Rose, bingung

"Ini" Dia mencondongkan wajahnya dan mengecup sudut bibir Rose dengan cepat "Ciuman keberuntunganku" dia berkedip sementara terdengar suara kecewa beberapa gadis yang menyaksikan itu "dan kau nampak manis ketika cemburu" dia berbisik.

"A-Aku tidak cemburu" protes Rose "dan jangan lakukan itu tiba-tiba, a-ada banyak orang yang melihat" wajah gadis itu memerah.

"Bagus, berarti semakin banyak yang tahu bahwa aku sudah ada yang punya" Lisa berkedip dan membuat wajah Rose semakin bersemu.

"Haish.. haruskah aku menyaksikan ini?" komentar Jennie yang daritadi di belakang mereka.

"Kau hanya iri" Lisa mengangkat bahu.

"Diamlah, Lisa" Jennie memutar bola matanya "Aku harus segera ke dalam, temui aku setelah seleksi?"

"Tentu, Unnie" Lisa mengangguk "Kau bersama Jennie Unnie?" dia menoleh pada Rose.

"Yup, aku harus memastikan gadis-gadis itu menjaga jarak" kata Rose

"Kau tidak merasa perlu mengawasi Lisa?" Jennie melipat tangan di dadanya

"Owhh... dia sudah tahu akibatnya jika berani menggoda gadis lain selain diriku" Rose mengangkat alis sementara Lisa mengangguk cepat sambil menelan ludah.

"Aku tidak akan macam-macam" Lisa mengangkat tangannya "Sampai jumpa setelah seleksi" dia menambahkan sebelum berbalik dan menghampiri tim cheerleadernya.

"Ayo, Unnie" Rose tersenyum dengan semangat "Aku belum pernah melihat seleksi tim basket"

"Kau boleh duduk di bangku pemain sambil menunggu, tapi pastikan kau tidak terkena lemparan bola yang menyasar" kata Jennie seraya memasuki lapangan indoor bersama Rose.

"Kapten!"

Jennie tersenyum lebar ketika melihat teman-teman basketnya yang nampak sudah berkumpul.

"Hai, semua" sapa Jennie "Rose ingin ikut menonton, kurasa tidak ada yang keberatan, kan?"

"Tentu saja tidak, kami senang kau datang, Rose" kata Seulgi, tersenyum disambut anggukan dari para pemain lainnya

"Pastikan kau berada di jarak aman, kami tak mau ada bola mengenai wajahmu" kata Joy sambil mengeluarkan bola-bola basket dari penyimpanan.

"Tidak ada yang ingin peristiwa yang menimpa Jisoo terulang" kata Irene "Oh, aku masih ingat bagaimana Mina terjatuh ketika Jennie balas melempar bola di wajahnya" dia terkekeh.

"Kudengar kau mematahkan hidungnya dengan bola itu, Unnie" kata Rose, mengingat kejadian dari pertandingan final semester lalu.

"Dia pantas mendapatkannya, dia melukai Jisoo"tukas Jennie santai seraya meletakkan tasnya di bangku pemain "Ada berapa pendaftar?"

"Cukup banyak, kurasa kita baru akan selesai siang ini" Yeri menghela napas

"Dimana Pelatih Kang?"

"Sedang menjelaskan beberapa aturan dengan para peserta seleksi" Joy menunjuk sosok Pelatih mereka yang sedang berdiri dengan memegang clipboard sambil berbicara dengan beberapa wajah baru.

"Kuharap kita mendapat pemain bagus" gumam Irene "Apa kita hanya perlu mengawasi mereka atau bertanding one on one?"

"Kita hanya perlu mengawasi mereka saja, one on one hanya jika diperlukan" Seulgi mengangkat bahu.

Jennie hanya mengangguk sambil memainkan bola basket di tangannya.

Kuharap semua segera selesai.

###

"Aku akan menghajar anak itu" gerutu Seulgi sambil menekan es batu di belakang kepalanya sementara teman-temannya menahan tawa.

"Kau menakutinya, pantas saja dia salah melempar" kekeh Yeri ketika mengingat bagaimana salah satu peserta ketakutan melihat Seulgi yang meneriakinya dan tidak sengaja salah melempar bola.

"Jangan manja, dia tidak memukulnya sekuat itu" tukas Jennie

"Aku akan melemparkan bola itu dikepalamu jika kau ingin merasakannya secara langsung" Seulgi memandang tajam ke arah Jennie yang menjulurkan lidahnya.

"Apa Lisa sudah selesai, Chaeng?" tanya Jennie sambil mengambil tasnya

"Yup, dia menunggu kita di parkiran" Rose mengangguk.

"Girls, kita sudah menyeleksi beberapa pemain" Pelatih Kang melihat catatannya "Aku akan mengabari kalian daftar pemainnya, mereka akan mengikuti trial dulu selama beberapa hari" dia menjelaskan "Aku ingin kalian bergantian mengawasi mereka, mengerti?"

Mereka semua mengangguk, termasuk Rose.

"Umm... apa yang akan kau awasi, Rose?" Joy mengangkat alis

"Aku akan mengawasi mereka tidak menggoda Jennie Unnie" bisik Rose "atau dia akan merasakan akibatnya dengan Jisoo Unnie" dia menambahkan.

"Wow, Jisoo terdengar menyeramkan sekarang" Joy menelan ludah.

"Kau tak ingin melihat Jisoo Unnie marah, sangat mengerikan"

"Apa yang kalian bicarakan?" Jennie mengangkat alis ketika melihat kedua gadis itu saling berbisik satu sama lain.

"Bukan apa-apa" Joy menepuk bahu Jennie "Jaga sikapmu jika tidak ingin menderita" dia berkata santai lalu melangkah pergi.

"Apa maksudnya?" Jennie memandang Joy dengan bingung.

"Unnie, Lisa sudah lapar dan meminta kita segera ke mobil" gumam Rose, membaca pesan dari ketua cheerleader itu.

"Baiklah, ayo kita pergi, Chaeng" Jennie mengangguk dan keduanya segera keluar dari lapangan.

"Babe, kalian lama sekali" Lisa mengerucutkan bibirnya ketika Rose dan Jennie memasuki mobilnya "Aku hampir mati kelaparan"

"Sorry, Pelatih Kang tadi masih memberikan arahan" kata Rose, memasang sabuk pengamannya "Kemana kita akan makan?"

"Ada rekomendasi, Unnie?" tanya Lisa, mereka berdua menoleh pada Jennie.

"Aku sedang ingin makan dumpling" gumam Jennie

"Baiklah, aku rasa aku tahu kemana" Lisa mengangguk dan mulai membawa mobilnya meninggalkan parkiran kampus.

Sudah selesai dengan seleksinya?

Jennie tersenyum ketika membaca pesan dari Jisoo dan segera membalasnya.

Yup, Lisa dan Rose mengajakku makan siang

Kau sudah makan?

Jisoo nampak membaca pesan Jennie dan menit berikutnya mengirimkan sebuah foto. Jennie tersenyum ketika melihat Jisoo memamerkan mangkuknya yang sudah kosong.

Aku baru saja selesai makan

Aku ingin menelepon tapi aku ada kelas setelah ini :(

Tidak masalah, Chu

Take care

Tentu, enjoy your lunch ;)

"Melihat cengiranmu itu, aku yakin kau sedang mengobrol dengan Jisoo Unnie" kekeh Rose, melirik Jennie yang tersenyum puas.

"Dia baru saja makan siang dan sedang ada kelas sebentar lagi" kata Jennie, ringan.

Mereka turun disebuah café kecil dan segera memesan makanan. Jennie tidak lupa mengambil fotonya bersama dumpling dan mengirimkannya ke Jisoo. Dia tahu gadis itu sedang ada kelas dan tidak akan segera membalasnya jadi dia meletakkan handphonenya sambil mengobrol bersama kedua maknae itu.

"Bagaimana seleksi cheerleader, Lisa?"

"Tidak terlalu buruk" gumam Lisa "Beberapa sudah memiliki dasar menari, tapi kami perlu memberikan trial pada mereka sebelum benar-benar bergabung" dia menjelaskan.

"Sama halnya dengan tim basket" Jennie mengangguk "Apa jurusan musik tidak ada kegiatan selama libur semester, Chaeng?"

"Kami bebas menggunakan studio musik" kata Rose "Aku sedang menulis lagu dengan beberapa teman, mungkin juga akan sering ke kampus" dia menyendok nasi goreng di depannya.

"Aku tidak sabar mendengarnya" Lisa berkedip pada Rose sementara Jennie tertawa ketika melihat wajah gadis itu sedikit bersemu.

# # #

"Hari yang melelahkan" Jennie menghela napas seraya menjatuhkan dirinya ke tempat tidur.

Dia baru saja mengganti pakaian dan merasa rasa lelah mulai menjalar di tubuhnya. Jennie mengambil ponselnya dan belum menemukan pesan dari Jisoo, mungkin gadis itu masih sibuk. Pandangan Jennie tiba-tiba mengarah pada kotak di samping tempat tidurnya yang merupakan hadiah dari Jisoo. Penasaran, akhirnya dia membuka kotak itu dan melihat tulisan di amplop-amplop itu.

Open it first

Jennie tersenyum ketika melihat tulisan Jisoo dan memutuskan untuk membuka surat itu.

Hai Jendeukie,

Kalau kau membuka surat ini, berarti aku sudah di Jepang dan kau sudah menemukan kotak ini di bawah ranjangmu. Maaf karena aku tidak memberikannya langsung padamu, tapi aku ingin memberikanmu kejutan.

Aku tahu aku harus pergi jauh darimu untuk sementara waktu, tapi aku sudah menyiapkan semua ini selama beberapa minggu dan ku harap kau menyukainya. Setiap amplop berisi pesan dariku dan pastikan kau membaca tulisan di depan amplop sebelum memutuskan membukanya. Ingat! Jangan membukanya karena kau penasaran!

Aku hanya ingin kau merasa aku selalu ada disisimu di setiap moment selama aku pergi, dan percayalah kalau aku akan selalu ada untukmu. Jadi pastikan kau membuka setiap amplop untuk setiap moment yang tepat, oke? Ohh.. dan hanya satu amplop untuk satu hari! Jangan membuka terlalu banyak atau amplop itu akan habis bahkan sebelum aku kembali.

Baiklah, semoga kau menyukai semua yang aku siapkan!

Love, Jichu~

Jennie tersenyum meskipun bisa merasakan matanya sedikit memanas. Dia mungkin selalu terlihat keren dan tegar di lapangan, tapi ketika dia berada sendirian di kamarnya dan membaca pesan dari seseorang yang sangat berharga seperti Jisoo, dia tidak akan bisa menahan matanya yang mulai memanas.

Dia melipat surat itu dan mau mengembalikannya ke dalam amplop ketika menyadari di dalamnya terdapat sebuah foto polaroid. Dia menariknya keluar dan tersenyum ketika melihat foto dirinya di Jisoo saat di festival, mungkin Rose dan Lisa yang mengambilnya waktu itu.

Cepat kembali, my Jichu...

Continuă lectura

O să-ți placă și

594K 63.1K 24
Karmina Adhikari, pegawai korporat yang tengah asyik membaca komik kesukaannya, harus mengalami kejadian tragis karena handphonenya dijambret dan ia...
2M 18.7K 25
(⚠️🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞🔞⚠️) [MASIH ON GOING] [HATI-HATI MEMILIH BACAAN] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] •••• punya banyak uang, tapi terlahir dengan satu kecac...
2.6M 186K 34
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...
502K 34.8K 32
Semua orang mengira Saka Aryaatmaja mencintai Juni Rania Tanaka, namun nyatanya itu kekeliruan besar. Saka tidak pernah mencintai Rania, namun menola...