Rumah Mantan (Selesai)

De azizahazeha

3.1M 380K 20.3K

Felix Caton (30 tahun) Zemira Trisha (28 tahun) Zemira ribut dengan kedua orang tuanya karena masalah jodoh... Mai multe

Blurb
PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
ENAM BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
PENGUMUMAN
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
EPILOG
Ucapan Terima Kasih

DUA PULUH SATU

84.5K 11.3K 1.4K
De azizahazeha

Sebelum mulai membaca, aku ingin menyebarkan undangan resepsi Zemira dan Felix. Dimohon untuk kehadirannya, jangan lupa tinggalkan doa untuk mereka di kolom komentar ya!

Sejak kedatangan Leta tadi, aku tidak bisa menikmati acara pernikahanku dengan baik. Ucapannya selalu terngiang di dalam pikiranku. Beberapa kali aku menghela napas berat, berharap beban ini terangkat sebentar.

Aku merasakan tanganku digenggam oleh telapak tangan besar. Aku menoleh pada Felix, dia tersenyum menenangkanku. Aku tahu, Felix pasti ingin aku tersenyum dan berbahagia hari ini. Karena, akhirnya kami menikah.

"Nggak papa, percaya sama aku semua pasti akan baik-baik saja," tutur Felix.

Aku tersenyum tipis mendengar penyebutan Felix atas dirinya sendiri. "Aku?" tanyaku dengan nada pelan.

"Masa masih mau lo-gue," sahut Felix yang kini mengubah posisi berdirinya, mengikuti arahan photografer.

Felix berdiri menyamping menghadapku, aku tetap menatap ke depan dan membiarkan tangan Felix memeluk pinggangku. Photografer mulai menghitung mundur, memberikan aba-aba untuk aku dan Felix mulai mengerluarkan senyum terbaik kami.

"Kamu nggak ada undang orang kantor? Selain Chika." Akhirnya aku mengalah dan mengikuti Felix menanggalkan panggilan lo-gue kami selama ini.

Acara pernikahan kami memang dilaksanakan di hotel milik Caton Group yang ada di Jogja. Meski begitu, aku tidak melihat wajah-wajah familiar dari Caton Group selain Chika dan Pak Charles. Mungkin aku harus membiasakan memanggil Pak Charles dengan sebutan Papa.

Oh ya ampun! Aku rasa pipiku mulai bersemu. Blush on-ku mungkin tiba-tiba memiliki tone warna yang lebih terang. Aku bahagia, sangat-sangat bahagia. Urusan yang lainnya akan aku tunda dulu sampai acara hari ini selesai.

Menuju siang hari aku dan Felix lebih banyak menikmati acara dengan mengobrol. Kami turun dari panggung dan berbaur dengan teman-teman yang hadir. Walaupun sebagian dari tamu undangan banyak yang tidak aku kenal secara pribadi, seenggaknya Felix ada di sampingku dan mengenalkanku ke rekan bisnisnya bahwa aku istrinya.

Melihat Felix dari samping aku menjadi teringat bagaimana dulu aku meninggalkan Felix dan bagaimana Felix menerima semua keputusanku. Aku ingin bertanya kenapa dulu Felix tidak berjuang untukku? Kenapa dia tidak mencariku?

Tapi, sepertinya hal ini tidak perlu lagi untuk aku bahas. Karena aku tahu, apa pun alasan Felix dulu tidak akan mengubah apa pun. Sekarang, bagaimana aku dan Felix dapat menuliskan kisah keluarga kami dari sekarang.

💌💌💌

"Sumpah ya ini baju berat banget!" keluhku saat Kayana membantuku menuju kamar. Aku sudah menyelesaikan acara foto sana sini dengan Felix. Kakiku sampai rasanya mati rasa karena telalu lelah berdiri terus.

"Ayo Kak. Kay bantuin ganti baju," ucap Kayana yang tetap sabar mengangkat bagian ekor gaun pengantinku.

Aku benar-benar dibantu oleh Kayana, dia membantuku melepaskan hiasan di kepalaku dan membuka resleting bajuku. Setelah semua beban menyebalkan ini terangkat, aku bisa bernapas dengan lega. Kini aku hanya mengenakan tank top dan hot pants berwarna hitam.

"Makasih ya Kay, kamu bersih-bersih juga sana. Kakak udah bisa kok sendiri," kataku pada Kayana. Aku mengambil alih gaun pengantinku dari Kayana, kemudian menggerakkan kepalaku memberikan kode kepada Kayana untuk keluar dari kamar.

"Ya udah kalau butuh bantuan panggil aja Kak," pesan Kayana sebelum dia meninggalkanku sendirian di kamar.

Aku menggantung gaun pengantin secara hati-hati. Setelah membereskan gaun pengantin aku melihat sekeliling kamarku yang didekorasi dengan bunga-bunga. Aku menjadi senyum-senyum tidak jelas, semalam karena terlalu lelah dan kaget dengan situasi aku dan Felix sampai tidak sadar bahwa seharusnya semalam merupakan malam pertama kami.

"Astaga ini otak kenapa!" gerutuku pelan sambil membuka lemari pakaian, aku mencari baju yang nyaman untuk aku kenakan.

Dahiku mengernyit pelan saat tidak menemukan baju yang cocok. Ada yang nyaman tapi tidak terlalu bagus. Masa sih aku nggak tampil cantik di depan Felix? Tolong jangan berpikir bahwa aku sedang berusaha untuk menggoda Felix ya!

Di kedua tanganku ada dua buah slip dress berbahan silky dengan warna berbeda. Di tangan kanan berwarna hitam, sementara di tangan kiri berwarna merah. Perihal warna saja aku sudah bingung begini.

"Warna merah lebih menggoda." Bisikan tiba-tiba Felix di telingaku membuat bulu kudukku meremang.

Aku bahkan menjatuhkan kedua slip dress yang sedang aku pegang. Tangan Felix melingkupi pinggangku. Hembusan napasnya terasa sangat-sangat dekat di pundakku.

"Aku pilih warna merah, sayang." Felix kembali berbisik dan aku langsung bergidik pelan.

Aku memutar paksa diriku yang ada dalam pelukan Felix. Aku melihat Felix tersenyum dan aku semakin malu dibuatnya. Aku mendorong Felix agak menjauh karena aku benar-benar malu.

"Warna hitam aja," ujarku cepat dan langsung menunduk mengambil slip dress yang ada di lantai.

Aku langsung menjauh dari Felix menuju kamar mandi. Baru saja menutup pintu kamar mandi, aku mendengar teriakan Felix. "Tapi yang kamu ambil itu warna merah sayang!" teriaknya.

"Bego bener sih Zem," ucapku sambil menatap slip dress yang ada di tanganku.

💌💌💌

Kejadian tadi benar-benar membuat detak jantungku menjadi sangat cepat. Aku bahkan harus hati-hati keluar dari kamar mandi. Melihat keadaan kamar yang kosong membuatku dapat bernapas sedikit lega.

Aku memakai slip dress berwarna merah yang tadi aku bawa, melapisinya dengan kimono tidur berwarna hitam yang tergantung di dalam kamar mandi. Dari pintu balkon yang terbuka, aku tahu Felix berada di sana.

"Oke, besok di kantor saya jam dua siang."

Aku mendengar ucapan Felix yang masuk ke dalam kamar, ponsel masih tertempel di telinganya. Dahiku mengernyit saat mendengar kalimat Felix. Aku menatap Felix yang sudah memutuskan panggilan teleponnya.

"Besok kamu kerja?" tanyaku langsung. Felix menatapku dan menganggukkan kepalanya. "Di Jakarta?" tanyaku lagi. Aku takut saja Felix lupa bahwa dia sekarang masih berada di Jogja.

Kini perhatian Felix sepenuhnya tertuju padaku. Aku duduk di depan meja rias, mulai mengeluarkan berbagai macam ritual skin care milikku. Dari cermin aku memperhatikan Felix yang berdiri di belakangku.

"Aku belum bilang kalau besok kita kembali ke Jakarta? Penerbangan pagi," jelas Felix dengan santainya.

"Hah? Kamu gila? Aku belum persiapkan apa pun!" protesku tidak terima. "Usaha aku di sini gimana? Aku punya orang yang kerja sama aku, Fel. Barang-barangku juga bagaimana?" tanyaku dengan raut wajah yang kesal.

Aku berbalik menatap Felix, kepalaku mendongak dan Felix menatapku dengan kepala tertunduk. "Kamu bisa usaha di Jakarta, Zem. Atau enggak ya tetap usaha di sini, buka cabang saja di Jakarta. Di sini ada Kayana yang bisa bantu kamu kontrol toko," kata Felix dengan santainya. "Ah soal barang-barang kamu, bisa dikirim menyusul," pungkas Felix.

Aku terdiam menatap Felix, aku tidak mampu berkata-kata lagi. "Zem ... aku tidak terima penolakan, paham? Aku kembali ke Jakarta, itu artinya kamu ikut aku. Tidak ada yang namanya susul-menyusul," tegas Felix yang akhirnya membuatku menurut saja.

Kali ini aku mau pakai target komentar ya, aku mau 1000 komentar untuk bab berikutnya. Beberapa bab ke depan aku akan kasih kalian interaksi uwu-uwu mereka. Jadi silahkan diramaikan gengs!

Continuă lectura

O să-ți placă și

1.9M 90.3K 55
Rasa cinta terlalu berlebihan membuat Lia lupa bahwa cinta itu tidak pernah bisa dipaksakan. Rasanya ia terlalu banyak menghabiskan waktu dengan meng...
Berlian Permata De Pubilaut

Ficțiune adolescenți

12.7K 578 36
"Jangan terlalu benci nanti cinta" "Nggak akan" Musuh abadi sejak zaman SD, dipertemukan kembali di SMA. Sudah 2 tahun penyamaran Permata tidak terd...
3.6M 297K 44
Cowok yang diidam-idamkan wanita itu Erky. Ganteng, tinggi, super tajir, dan super friendly ke semua orang. Sayangnya, bahkan dengan fisik dan keprib...
1.5M 107K 50
Araya Maharani menyadari rasa ketertarikan kepada sepupunya, Aditya Dewangga. Pemuda tampan yang sayangnya memiliki sikap yang buruk sehingga dipinda...