Devil Psycho

Von bloodkills

42.2K 2.2K 169

Ken Ethan Smith. Lelaki culun, pendiam, cupu dan penakut. Sering dibully oleh temannya kini berubah menjadi p... Mehr

Prolog
Bagian 1 : Who Are You?
Bagian 2 : Rindu.
Bagian 3 : Saling Mengenal.
Bagian 4 : Bertahan.
Bagian 5 : Jadi Gimana?
Bagian 6 : Deal.
Bagian 7 : Thea Alexandra.
Bagian 8 : Aksi Ken.
Bagian 9 : Melepas Rindu.
Bagian 10 : Rencana.
Bagian 11
Bagian 12
Bagian 13
Bagian 14 : Kehilangan.
Bagian 15
Bagian 16
Bagian 17 : Berubah.
Bagian 18 : Salah Masuk Perangkap.
Bagian 19 : Permainan Thea.
Bagian 21 : Dikeluarkan?
Bagian 22 : Keputusan.
Bagian 23 : Masalah Baru.
Bagian 24 : Sebenarnya Ada Apa?
Bagian 25 : Im Jealous?

Bagian 20 : Beatiful Moment.

970 60 7
Von bloodkills

"Terima kasih telah menghadirkan rasa nyaman yang nyata. Bersamamu, aku lupa pernah terluka."

***

Hai! Kita upload lagi nih ❤

Part kali ini kita tulis khusus untuk moment antara Ken sama Thea ya. Semoga pada suka ❤

Enjoy reading ^_^

***

Setelah Thea menyelesaikan aksinya, dia tak lupa untuk ada janji dengan Ken malam ini. Thea juga tak sabar ingin jalan-jalan malam berdua dengan seorang Ken yang dulunya polos dan cupu tapi sekarang memiliki keberanian untuk melawan. Ah, mendadak tiba-tiba Thea tersenyum-senyum sendiri. Entah, Thea masih belum memahami perasaannya sendiri.

"Ah, masih ada waktu 1 jam lagi. Gak sabar rasanya mau jalan sama Ken. Mending gue mandi dulu deh, takut Ken keburu ke sini."

Tidak ada 20 menit, Thea sudah selesai membersihkan diri nya.

Ting!
Ting!
Ting!

Ponsel Thea bunyi, pertanda ada notifikasi chat masuk. Thea segera membuka hp nya, Thea sudah mengira-ira mungkin itu yang mengirim chat ialah Ken.

Dan ternyata benar saja, Ken yang mengirimnya pesan. Ah, dia terlalu on time.

Ken
The
Gue otw sekarang ya ke apartemen lo

Thea
Oke, gue tunggu
Hati-hati di jalan ya Ken😉

Setelah membalas pesan dari Ken, Thea segera bersiap-siap.

"Kalo dipikir-pikir ini pertama kalinya dalam hidup gue jalan sama cowok dan gue rasa Ken juga gitu. Apalagi dia dulunya ansos banget," gumam Thea sambil mempersiapkan diri memilih-milih baju.

Thea tidak pernah seribet ini untuk urusan memilih baju dan lainnya. Tapi entah kenapa, meingat dia ingin jalan dengan Ken ia jadi ingin tampil sempurna depan Ken.

Karena malam ini cuaca Jakarta yang lumayan dingin, akhirnya Thea memilih memakai celana jeans dan kaos lengan pendek yang dibaluti dengan jaket.

Selesai Thea memilih baju yang ingin digunakan, Thea memberi polesan tipis wajahnya dengan bedak bayi, dan tidak lupa ia memakai liptint agar bibir nya tidak terlihat begitu pucat. Karena ia tidak handal untuk urusan berdandan, bahkan jarang sekali ia berdandan dalam hidupnya. Dan ya, Thea tetap menjadi dirinya sendiri tanpa mengubah penampilan yang lain.

***

Jarak dari rumah Ken ke apartemen Thea lumayan jauh, Ken sudah bersiap-siap dari pukul setengah 9 malam dan berangkat menuju apartemen Thea pukul 9 malam lewat 20 menit.

"Sebelum gue ke sana, mending gue kabarin Thea dulu deh."

Ken
The
Gue otw sekarang ya ke apartemen lo

Thea
Oke, gue tunggu
Hati-hati di jalan ya Ken😉

Mendapat balasan seperti itu, Ken tidak bisa menutupi senyumnya. Jarang sekali, Thea membalas pesan seperti itu. Lalu Ken langsung menjalankan mobilnya.

Untungnya, malam ini jalanan tidak terlalu ramai sehingga Ken tidak terkena macet dan juga bisa secepat nya menjemput Thea.

***

Pukul 21:55, Ken telah sampai di depan pintu apartemen Thea.

Sebelum memencet bel, Ken menghilangkan rasa gugup nya terlebih dahulu. Jujur, semenjak dekat dengan Thea dia selalu merasa jantungnya berdebar tak karuan. Ken pun tidak tahu apa yang dia rasakan. Untuk pertama kalinya juga, dia melakukan hal seperti ini.

Setelah menenangkan diri, Ken segera memencet bel nya. Tidak perlu waktu lama, tuan rumah pun langsung membukakan pintunya.

"Hai, Ken. Cepet juga ya lo sampai," sapa Thea.

"Ah iya, karna untungnya juga jalanan lagi sepi makanya gue langsung nerobos kesini," balas Ken dengan tersenyum, menutupi kegugupannya.

"Oh gitu, yaudah bagus deh. Kalo gitu mau jalan sekarang aja nih?" tanya Thea.

"Hmm, boleh. Biar ga kemaleman juga."

"Oh yaudah. Bentar ya, gue mau ambil tas dulu."

Setelah Thea kembali, mereka langsung jalan menuju arah parkiran.

Sesampainya di parkiran, Ken membuka pintu mobil yang ada di sebelah kursi pengemudi.

"Silahkan masuk tuan putri." Ken mempersilahkan Thea untuk masuk, tidak lupa juga Ken menjaga puncak kepala Thea agar tidak terbentur mobil.

"Haha, bisa aja lu. Lagian gue juga bisa sendiri kali Ken. Tapi gapapa deh kapan lagi gue di giniin hahaha. Makasih Ken."

Ken tertawa mendengar Thea yang begitu jujur. Setelah itu, Ken menutup pintunya. Lalu ia berjalan menuju pintu pengemudi.

"Kenapa malam ini Thea tambah cantik aja sih. Ini lagi, kenapa jantung gue berdebar begini woi. Kaya nya nanti gue mesti periksa ke dokter," ucap Ken dalam hati sambil memegang dadanya.

Sesudah masuk ke mobil, Ken melihat kalau Thea belum mengenakan seat belt nya.

"Seat belt nya mau gue pakein, apa mau pake sendiri?" goda Ken sambil tersenyum geli ke Thea.

"Hah? Ih, apaan sih. Gausah, gue bisa pake sendiri," jawab Thea sewot agar tidak ketahuan kalau dia sedang salting. Detik itu juga, ia pun langsung memakai seat belt nya.

"Cieee, salting. Haha," tawa Ken pecah saat melihat muka Thea yang merah seperti tomat. Jarang sekali ia melihat Thea salting seperti ini. Tapi sekarang, psikopat cantik ini melakukannya.

"Apaan sih. Udah deh, mending langsung jalan aja. Atau leher lo mau gue tebas?" ucap Thea.

"Ck, iya deh iya sabar dulu ngapa. Galak banget jadi cewe," gerutu Ken dan ia langsung di hujami tatapan mematikan Thea. Melihat itu, ia langsung buru-buru menancapkan gasnya membelah jalanan Ibukota.

***

Sudah setengah jam mereka berkeliling-keliling menggunakan mobil. Dan kebetulan, di daerah yang sedang Ken tuju seperti sedang ada pasar malam festival.

"The, kayanya itu disana lagi ada pasar malam gitu deh. Gimana kalau kita ke pasar malam aja?" tanya Ken.

"Hmm, gue sih terserah lo aja," balas Thea.

Terserah. Kata andalan perempuan yang membingungkan bagi Pria. Tapi Ken tak mempersalahkan itu.

Mendapat jawaban seperti itu dari Thea, Ken lanjut menjalankan mobilnya menuju pasar malam.

Tak butuh waktu lama, mereka pun sampai, dan langsung turun dari mobil. Saat sedang berjalan tiba-tiba Thea tersandung batu, Ken yang melihat itu pun secepatnya menahan tubuh Thea agar tak jatuh ke aspal.

Thea yang merasa tubuh nya tidak jadi terjatuh akhirnya memutuskan untuk membuka matanya, betapa kagetnya saat matanya bertemu dengan mata Ken. Lumayan lama mereka berdua saling pandang, hingga mereka sadar kalau dunia ini bukan cuma tentang mereka berdua saja.

Akhirnya Ken pun tersadar akan hal itu, lalu ia menelan ludahnya untuk menghilangkan rasa canggung.

"Ini ga ada niatan buat bangun apa? Udah tau badan lo berat," ucap Ken bercanda.

"Ish! Enak aja, gue langsing begini dibilang berat. Hoax lo kalo ngomong!" kesal Thea dan langsung bangkit.

"Udah ditolongin, ga bilang makasih lagi," sindir Ken.

"MAKASIH!" Thea pergi duluan meninggalkan Ken.

"Eh, kok ninggalin gue sih?!" teriak Ken sambil lari mengejar Thea.

Setelah Ken berhasil mengejar Thea. Mereka berdua pun berjalan bersama kembali.

"Ini kita mau main wahana apa?" tanya Thea.

Ken sempat berfikir, karena dia juga bingung ingin bermain wahana apa. Dia sempat melihat ke arah langit, dan tidak sengaja ia melihat ada bianglala.

"The, kayanya seru deh kalo naik itu," sambil menunjuk ke arah wahana tersebut.

"Gimana kalo naik bianglala aja? pemandangan malam nya lagi indah banget nih, lo mau ga?" tanya Ken.

"Bener sih kata lo Ken. Gue setuju. Yaudah yuk naik."

"Yuk." Ken menggenggam tangan Thea lalu membawanya menuju ke biang lala.

Thea yang kaget karna tangannya tiba-tiba di genggam oleh Ken sempat terkejut beberapa saat.

"Kenapa si Ken tiba-tiba gandeng tangan gue bikin jantung gue tiba-tiba jadi deg-degan tau ga," batin Thea.

***

"Bang, saya mau naik biang lala nya ya," ucap Ken ke penjaga biang lala.

"Oh iya mas, silakan naik. Kalian pacaran ya? Cocok banget keliatannya," goda abang penjaga biang lala ke mereka berdua.

"Ah apaan sih bang, kita ga pacaran kok. Cuman temen aja," ucap Thea.

"Masa sih temen. Mesra banget kalian abisnya."

"Ngga kok bang, bener kata dia. Kita ga pacaran, cuman temenan aja," ucap Ken menimpali.

Jujur, entah kenapa perasaan Ken langsung seketika murung mendengar Thea mengatakan kalo mereka sebatas teman.

"Ah lo mikir apaan sih Ken, jelas-jelas yang di omongin Thea tadi tuh bener kalo kita cuman temen," batin Ken.

"Oh gitu, yaudah deh. Abang doain kalian cepet jadian hahaha."

"Apa sih bang," ucap Ken salting.

"Yaudah langsung naik aja mas, mba," ucap penjaga biang lala mempersilahkan mereka masuk ke dalam biang lala.

Setelah membayar, mereka pun menaiki biang lala nya. Saat biang lala nya sudah mulai jalan, mereka melihat-lihat pemandangan malam. Lampu-lampu dari bangunan di sekitarnya menambah keindahannya.

"Wah, kalo lihat dari atas sini pemandangan di bawah sana indah banget ya." Thea sangat terpesona.

"Iya. Indah banget apalagi ditambah lo ada samping gue The," puji Ken dalam hati, dan ikut tersenyum saat Thea tersenyum.

"Ken, kita foto berdua yuk."

Ucapan Thea membuyarkan lamunan Ken.

"Hah? Tadi lo ngomong apa, The?"

"Makanya kalo orang ngomong dengerin."

"Iya-iya, maaf."

"Ayo kita foto berdua," ajak Thea.

"Kalo mau foto lo aja, The. Gue ga pernah foto-foto soalnya."

"Yaelah, Ken. Mumpung pemandangannya lagi bagus kapan lagi diajakin foto bareng sama gue, ga pernah loh gue ngajakin foto orang, ucap Thea terlalu pede.

"Idih bisa gitu. Yaudah The lo aja yg foto gapapa kok beneran."

"Ayo lah, Ken. Sekali-kali, biar galeri gue ga kosong banget ini."

"Ga, ah. Mending lo aja." Ken tetap memilih melihat-lihat pemandangan.

"Please lah, Ken. Biar kita ada foto berdua, kan kapan lagi bisa kaya gini," bujuk Thea sambil menunjukan puppy eyes nya.

Ken menepak wajah Thea dengan tangannya. "Ga cocok cewek kaya lo masang muka kaya gitu." Padahal dalam hati Ken, Thea terlihat sangat menggemaskan.

"Sialan. Makanya ayok, sekali doang."

"Yaudah, iya." Ken lelah mendengar ocehan cewek ini. Sekarang ia tau, betapa bawelnya Thea.

Thea pun segera mengambil handphone dari dalam tas nya.

"Gaya nya nunjukin jari tengah sambil melet ya."

"Udah kaya anjing melet-melet."

"Mau ikutin apa ga? Kalo ga, gue bakal ngabisin nyawa abang lo nih," ancam Thea.

"Yaudah, iya. Dasar cewek, mainnya ancam-ancaman."

" 1, 2, 3" hitung Thea.

Cekrek!

Thea tersenyum karena melihat hasil fotonya. Ia ingin nanti foto ini dicuci lalu dipajang di kamarnya. Ken lalu menghadap balik untuk melihat pemandangan bawah sana.

Ia tak menyangka lelaki seperti Ken yang sepertinya tidak pernah foto-foto dulunya sekarang mau berfoto dengannya. Begitupun dengan Thea, sedikit sekali di galeri handphone Thea terdapat foto selfie dirinya.

"Gue udah lama Ken, ga kaya gini. Tapi, semenjak ketemu lo gue jadi lebih banyak senyum, ketawa, dan cuma lo doang yang bisa bikin gue salting, bahkan lo bikin gue nyaman saat ada di samping lo. Pesan gue cuma satu, semoga lo ga pernah berubah," batin Thea tersenyum. Ia sangat senang bisa kenal dengan Ken, apalagi ia dan Ken sama-sama merasakan kejamnya dunia ini.

Ken yang merasa dirinya diperhatikan pun segera menolehkan kepalanya ke samping. Dan benar ia mendapatkan bahwa Thea sedang memperhatikannya.

"Ngapain lo liatin gue gitu banget, sampe senyum-senyum segala lagi. Iya, gue tau kalo gue itu ganteng," ucap Ken sombong sambil menyisir rambutnya dengan jari. Thea pun menoyor kepala Ken.

"Idih, pede banget lo. Gue tuh ngeliatin lo karena di kepala lo tuh ada ketombe. Jorok banget sih lo." balas Thea berusaha menutupi. Karena malu, Thea memutarkan badannya jadi membelakangi Ken.

"Sialan, pake keciduk segala lagi. Kan malu gue." Thea menggigit bibir bawahnya.

"Ketombe? Perasaan gue setiap hari keramas, dan gue selalu jaga kebersihan. Ah itu mah ngeles nya lo aja kali," ucap Ken tersenyum geli.

"Dih apaan si Ken orang tadi bener kok gue liat ada ketombe di rambut lo." Thea masih berusaha ngeles.

"Lo cantik, manis, The. Tapi sayang psikopat, haha. Dan lo juga yang bikin hidup gue berubah jadi pribadi yang lebih berani dan kuat. Semenjak lo hadir dihidup gue, gue jadi merasa ada yang ngertiin jalan hidup gue selain Ibu. Mungkin Tuhan ngirim lo ke gue, supaya lo bisa jadi pengganti Ibu, The." Ken sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah mengirim Thea untuknya.

Mereka berdua sangat-sangat bersyukur bisa dipertemukan satu sama lain. Mungkin ini emang sudah takdir, Tuhan memberikan jalan hidup mereka yang menyedihkan agar mereka berdua bisa bertemu.

"Abis ini mau langsung pulang apa mau coba wahana lain?" tanya Ken saat biang lala nya sudah mulai turun.

"Kita makan kerak telor dulu yuk. Udah lama banget gue ga makan kerak telor."

"Oke deh, kita ke sana." Ken menunjuk abang kerak telor, dan mereka pun berjalan menuju sana.

"Bang, kerak telor nya satu ya."

"Kok satu doang, mas? Oh biar romantis ya?" tanya abang penjual kerak telornya.

"Ga kok bang. Kalo beli dua takut ga abis aja, hehe," jawab Thea. Lalu abang kerak telor nya pun segera membuatkannya.

"Kalian berdua pacaran udah lama?" tanya abang kerak telornya setelah memberi pesanan Ken dan Thea.

"Kita berdua ga pacaran kok, bang."

"Aduh, si eneng. Jangan malu-malu gitu atuh, masa pacarnya sendiri ga diakuin."

"Bener kok bang, kita berdua ga pacaran," kali ini Ken yang bersuara.

"Serius? Kirain saya kalian berdua pacaran. Abis keliatannya cocok."

"Haha, si abang bisa aja." Thea tertawa.

"Yaudah, abang ke sana lagi ya," pamit abang kerak telornya.

"Iya, bang. Makasih ya," ucap mereka berdua.

"Eh The, daritadi setiap penjual disini kayanya selalu nyebut kita pacaran mulu deh. Emangnya kita keliatan kaya orang pacaran apa?" tanya Ken sambil menyuap sesendok kerak telor.

Ia tak menyadari kalo perlakuannya dengan Thea sedaritadi seperti orang yang sedang mabuk asrama.

"Haha, gatau gue juga heran kayanya ada aja yang nyebut kita pacaran," ucap Thea geleng-geleng kepala.

Mereka antara memang tidak peka atau bodoh?

Mereka menikmati kerak telornya di bangku panjang, sambil melihat orang-orang bermain dan sambil menikmati suasana mendung malam ini.

"The, liat deh di arah sana orang-orang rame banget pada ngeliatin kembang api yang cantik, kesana yuk?" ajak Ken.

"Hm iya ya, gue baru nyadar disana rame pantesan daritadi suara kenceng-kenceng apaan gataunya kembang api."

"Yeh, lo sih makan mulu. Makan banyak doang gemuk kagak," sindir Ken.

"Sialan lo, tadi lo bilang badan gue berat yak!" ucap Thea melempari kacang ke arah wajah Ken.

"Hahaha bercanda doang itu elah. Yaudah ayo kesana, lo udah abis belum makannya?"

"Udah nih elah, sabar dikit kek Ken," kesal Thea.

"Ya abis gue ga sabar The, yaudah gue bayar dulu. Lo tunggu sini."

***

"The ayok."

"Udah? Yaudah yuk jalan."

Mereka menyaksikan kembang api malam yang sangat indah di tengah ramai-ramainya orang.

"Bakal jadi pengalaman ga bakal terlupakan sih ini, pertama kalinya dalam hidup gue Ken, gue ngerasain kaya gini," ucap Thea di samping Ken sambil memandang indah kembang api di langit malam.

"Sama The, ini juga pertama kalinya selama 18 tahun gue begini, nyesel banget gue belum pernah ajak Ibu kesini sebelum dia pergi," ucap Ken menyesal.

"Ken.. udah ga usah sedih lagi, seengganya lo udh ngelakuin yang terbaik sebelum Ibu lo pergi," ucap Thea mengelus punggung Ken memberi ketenangan.

"Gue bersyukur The, walaupun belum pernah ngerasain sama Ibu tapi gue ngerasa beruntung banget kesini bareng lo."

"Iya Ken, begitu pun juga gue. Gue juga belum pernah ngerasain namanya jalan-jalan bareng sama keluarga. Tapi sekarang, walaupun ga sama keluarga gue, gue beruntung banget bisa kaya gini sama lo."

Mereka sangat menikmati moment-moment indah mereka berdua.

Sampai tak terasa, ternyata gerimis menerjang mereka dan juga penonton lain yang menyaksikan kembang api.

"The, kayanya gerimis deh," ucap Ken menyadarkan.

"Eh iya, Ken. Udah mulai gerimis."

"Kita pulang sekarang, ya. Takut nanti hujannya tambah deras," ajak Ken lalu berdiri.

Dan benar saja, saat mereka baru jalan beberapa langkah, hujan pun turun dengan deras. Ken membuka jaketnya untuk menutupi kepala Thea dari air hujan.

"Kita lari ya." Mereka berdua berlari sekencang-kencangnya agar bisa cepat sampai di parkiran.

Akhirnya mereka sampai di parkiran, dan Ken segera membukakan pintu untuk Thea. Lalu ia buru-buru masuk juga ke dalam mobil.

"Ah, akhirnya masuk mobil juga," ucap Ken.

"Ken, itu baju lo basah banget."

Ken melihat bajunya, benar semua bajunya basah. "Yaelah, gapapa santai. Kita langsung jalan aja ya." setelah memakai sabuk pengaman, Ken langsung menjalankan mobilnya untuk mengantar Thea ke apartemennya.

Berapa menit, mereka pun sampai di apartemen Thea.

"Gue turun ya, Ken. Oiya, lo hati-hati di jalan."

"Iya, siap." Ken melanjutkan mengendarai mobilnya menuju rumah peninggalan Ibunya.

"Eh tunggu! Lo mau masuk dulu ga? minum-minum dikit mungkin? Kasian lo kedinginan," ucap Thea tak tega melihat Ken yang basah kuyup karna melindungi Thea dari air hujan.

"Ah ga usah The, mungkin lain kali aja ya. Lagian ini udah malem banget. Takut ketauan orang nanti di omongin yang ngga-ngga."

"Ken-Ken masih aja lo peduliin omongan mereka. Yaudah kalo gitu gue masuk ya. Lo hati-hati dijalan. Makasih juga buat malam ini gue seneng banget."

"Oke lo masuk sana, iya sama-sama The. Gue juga seneng banget malam ini. Karena pertama kalinya gue kaya gini."

"Haha yaudah deh bye ken." Ken mengangguk dan balas menjawab Thea.

***

Thea terpaksa harus mandi lagi, karena tadi sempat terkena air hujan. Setelah selesai mandi, ia pun membuka handphone nya.

Teringat akan misinya tadi yang ia rencanakan, Thea berfikir untuk melakukannya sekarang.

"Gue viralin sekarang aja deh foto nya si Andrew." Thea tersenyum miring.

Baru diposting beberapa menit, komentar difoto itu pun sudah ramai. Dan Thea sangat senang karena rencananya berhasil. Thea memposting foto itu di web komunitas sekolah menggunakan akun samaran.

"Lo tunggu, Ndrew. Besok semua penggemar lo bakal merasa jijik sama lo." Thea tersenyum jahat.

***
Gimana part kali ini? Maaf ya kalo masih ada bahasa yang salah karna author juga masi belajar dalam menulis 😊

Tetep stay di Devil Psycho ya❤ Makasih banyak juga yang udah mau baca cerita ini😉

See u! ❤✨

Weiterlesen

Das wird dir gefallen

18.9K 767 32
MAFIA STEP - SISTER OF BANGPINK
Khalifa Von laiba

Mystery / Thriller

2.1M 118K 56
✵ featured ~ ❝Once upon a time in Baghdad, a street girl teaches the Khalifa of the kingdom why a king needs a queen.❞ ✵ Started: June 5, 2021. Comp...
165K 6.9K 84
A girl whom I thought as my best friend standing before me with a knife to kill me. She stabbed the knife onto my chest and told me "He will not like...