01 : WELCOME

1.4K 163 12
                                    

-"Keluar zona nyaman mungkin akan menjadi tempat dimana keajaiban terjadi. Selamat datang,"-"

▪️▪️▪️

"Dimana?"

Seorang lelaki tinggi berkulit pucat sedari tadi sibuk mengedarkan pandangannya keseluruh sudut ruang tunggu bandara. Matanya memicing memindai satu per satu orang yang berbondong- bondong keluar dari pintu utama membawa segenap barang bawaan mereka. Sesekali lehernya meliuk, 'clingak clinguk' mencari targetnya yang tak kunjung nampak.

Tangan kurusnya lalu mengayun di udara. Melambai tat kala mata elangnya menangkap presensi lelaki muda yang ia tunggu sejak tadi. Lelaki muda dengan rambut berwarna coklat dan kacamata gelap itu menangkap sinyalnya, berjalan santai menuju kearahnya dengan sebuah senyuman tipis yang bertengger di bibirnya.

Keduanya berpelukan singkat. Sekilas mereka terlihat mirip karena tinggi keduanya yang menjulang dengan postur tubuh jangkung dilengkapi kulit pucat. Sama- sama tampan namun dengan pancaran aura yang berbeda.

"Gimana perjalanan tadi?" tanya si penjemput membuka percakapan.

Lelaki yang lebih muda melepas kacamatanya, "yah, biasa aja sih, bang. Cuma ngerasa excited aja karena akhirnya tinggal di kota ini bareng sama kalian," balasnya diiringi senyuman tipis andalan miliknya.

Tak butuh waktu lama, dua lelaki tampan itu berjalan menuju area parkir. Masuk kedalam mobil berwarna hitam yang kini melaju dikemudikan oleh 'si penjeput'.

"Bang Hanbin kok ngga ikut jemput?"

Lelaki dibalik kemudi menggelengkan kepalanya pelan dibubuhi dengan ekspresi miris, "biasa, revisi-an belum kelar. Tau sendiri kan dia emang paling males masalah tulis menulis laporan atau semacamnya," jawabnya yang ditanggapi kekehan oleh si penanya.

Keduanya melempar candaan dan cerita ringan di perjalanan. Chae Hyungwon yang tengah fokus menyetir dengan sabar mendengarkan cerita dari lelaki muda disampingnya. Begitupula Hwang Hyunjin, si lelaki muda yang nampak amat antusias bercerita dan menanyakan berbagai hal.

"Gimana respon orang tua waktu lo bilang mau tinggal bareng gue?"
Hyungwon mengecilkan volume musik di mobil, sebelum akhirnya melirik sekilas Hyunjin yang menampakkan seutas senyum tipis.

Hyunjin menyisir kebelakang rambutnya yang mulai panjang. Bersandar dan menatap lurus ke jalanan.

"Gue ngabarin mereka via telpon, dan yaudah responnya cuma 'iya' doang," jawabnya.

"yaudah sih, emang mau ngarep respon yang gimana lagi?" tambahnya dengan sedikit tawa sumbang.

Hyungwon melirik Hyunjin lagi, merasa tak enak hati karena mengacaukan suasana hati keduanya. "Nanti kuliah di kampusnya Hanbin juga, kan? Kapan mulai persiapan kuliah?"

"Iya, cuma beda fakultas. Minggu depan ini udah mulai ospek sih," balas Hyunjin.

Hyungwon hanya ber'oh'ria.

Tak terasa, mereka sampai di sebuah komplek perumahan, berjalan lurus sampai akhirnya memasuki gerbang coklat yang menampakkan rumah besar dihadapannya.

No.131.

Kediaman Hyungwon dan Hanbin selama ini, yang kini juga akan menjadi hunian bagi Hyunjin.

Hyunjin tersenyum senang, "gak banyak yang berubah, ya" ucapnya sembari menarik kopernya tanpa melepaskan pandangannya dari bangunan dihadapannya.

Baru saja Hyungwon menutup pintu mobilnya, suara motor mendekati mereka. Si empunya langsung turun dan tanpa membuka helm langsung merangkul dan melakukan 'hi five' dengan adiknya itu.

131 HOUSEMATEWhere stories live. Discover now