[1] Boom like

5K 476 27
                                    

Menjadi mahasiswa tingkat akhir bukan lah hal yang mudah. Itu yang tengah dialami Tay Tawan saat ini. Mengerjakan skripsi sekaligus mengurus klub fotografi cukup menguras waktunya. Meski ia bukan lagi ketua klub tersebut, tapi tetap saja ia merasa bertanggungjawab atas keberlangsungan komunitasnya padahal anggota klub sudah mewanti-wanti dirinya untuk fokus pada skripsinya saja.

Ya nggak bisa lah, gue kan masih anggota kata Tay agak sedikit ngegas waktu itu yang bikin adek tingkat pada ciut.

Eh sorry-sorry hehe. Cengiran khasnya keluar saat melihat ekspresi anggota klubnya yang sorry-to-say melas-melas.

Jam 1 nanti Tay sudah membuat janji dengan dospemnya di kampus untuk bimbingan sekalian menjemput si bangsat alias Off yang barusan nelpon karena mobilnya di bengkel.

Tubuhnya sudah terbalut kaos hitam dengan jaket jeans berwarna hijau army sebagai luaran dan celana jeans hitam yang membalut tungkainya.

Tay memarkirkan mobilnya tepat di depan rumah Off lalu menekan klaksonnya.

"Muka lu asem amat, ga dapet jatah?" Ucap Off setelah duduk di kursi depan mobil Tay.

"Anjir jatah apaan, bukan itu dospem gue tiba-tiba ngebatalin janji bimbingan."

Benar apa yang diucapkan Off, ekspresi Tay udah gak beraturan alias bete.

"Ambil hikmahnya aja, lo dapet pahala nganterin gue ke kampus."

"Dih tai." Umpat Tay.

"Kasar ya Tawan Vihokratana. Nih kamera lo ketinggalan kemaren di rumah gue." Kata Off sambil mengulurkan kamera mirrorless milik Tawan.

"Thanks, gue kira nyelip dimana tuh kamera."

***

"Nanti jemput gue disini lagi ya Tay." Ujar Off setelah keluar dari mobil Tawan diiringi suara tertawanya yang khas.

"Gatau diri lo. Makasih kek." Tawan teriak membalas ucapan Off yang memang gak tau diri.

anying punya temen gak tau diri amat.

Tawan memarkirkan mobilnya di dekat lapangan kampus. Suasananya cukup sepi karena jam perkuliahan masih berlangsung.

Tay mendudukkan dirinya disebuah bangku kayu yang teduh karena di atasnya terdapat pohon yang rindang. Sambil mengeluarkan kamera dari tasnya, Tay mengedarkan pandangannya ke sekitar lapangan.

Matanya pun tertuju pada kumpulan mahasiswa yang tak jauh dari tempatnya duduk sekarang. Entah kenapa matanya terpaku pada seorang laki-laki berkulit putih bersih yang tengah mengusap peluh di dahinya.

Tanpa melewatkan moment itu, Tay membidikkan lensa kameranya untuk memotret objek barunya. Kemudian tersenyum hingga bibirnya melengkung berbentuk hati saat melihat hasil bidikannya terlihat indah, entah indah objeknya atau indah karena itu hasil bidikannya.

***

"New, udah dapet dosen buat bimbingan PI (penulisan ilmiah)?" Tanya Gun sambil menyedot cheese tea yang dibelinya tadi di kantin fakultas.

"Belum gue submit juga sih. Masih lama ini kan?"

"Ya gak lama-lama juga sih. Tapi kan kalo ditunda-tunda takut lupa."

"Eh eh eh ehhhh." Gun menggoyang-goyangkan tangan New yang berada di sampingnya.

"Apa?" Jawab New malas.

The Simple Things | taynewWhere stories live. Discover now