karena kematian orang tuanya, rumah dan sawahnya ada yang dijual ada pula yang diberikan
kepada orang lain, ia ingin mengandalkan kepandaian sendiri untuk berkelana dalam dunia
persilatan.
Tentu saja ia bukan seorang pedagang yang ulung, dia sama sekali tak berharap bisa menjadi
seorang pedagang ulung, maka sawah sehektar yang seharusnya laku dijual tiga ratus tahil, hanya
dijual seharga seratus tujuh tahil, ditambah pula uang yang dibagi-bagikan kepada sanak
keluarganya yang miskin, sisa yang ada dalam sakunya tinggal tak seberapa.
Tapi itu masih cukup untuk membeli seekor kuda jempolan, sebilah pedang mestika, membuat
beberapa stel baju yang indah, tinggal di losmen kelas satu dan makan di rumah makan nomor
wahid.
Waktu itu musim semi telah tiba. Orang bilang musim semi musim yang terindah, saat itu
merupakan saat yang paling baik buat perusahaan ekspedisi untuk mengeruk untung.
Saat perusahaan ekspedisi paling baik, berarti saat panen pula bagi para pembegal dan
perampok.
Cong-piautau dari perusahaan Tionggoan-piaukiok, Lo Ceng-gi meski belum tua umurnya,
pengalamannya cukup matang, diapun tahu akan teori tersebut.
Maka sepanjang jalan ia selalu berhati-hati, apalagi barang kawalannya kali ini tak sedikit
jumlahnya.
Untuk mengawal barang belum cukup hanya berhati-hati saja, orang harus berilmu tinggi dan
bernasib mujur.
Ilmu silat Lo Ceng-gi tidak jelek, sayang nasibnya kurang mujur, apa mau dikata ia telah
berjumpa dengan Ouyang heng-te, seorang manusia golongan hitam dari dua tepi sungai besar
yang paling memusingkan kepala.
Ouyang hengte atau Ouyang bersaudara bukan terdiri dari dua orang, bukan pula tiga atau
empat orang....
Ouyang hengte cuma seorang diri.
Orang ini memang bernama Ouyang Hengte!
Meski cuma seorang, tapi justru lebih sulit dilayani daripada melayani empat puluh orang.
Tangan kirinya memainkan golok pendek, tangan kanannya memainkan golok panjang, selain itu
pada saat yang bersamaan dapat pula melancarkan tujuh-delapan macam senjata rahasia, jarang
ada orang yang bisa melihat darimana senjata rahasia itu dilepaskan.
Lo Ceng-gi juga tidak mampu. Baru saja ia menghindari tiga batang anak panah setabung
jarum lembut, tahu-tahu Ouyang Hengte sudah memutar goloknya sambil melepaskan sepasang
jarum Cu-bu-ban-ciam.
Koleksi Kang Zusi
Jarum yang mematikan, muncul dari tempat yang sama sekali tak terduga oleh siapapun.
Bahu kanan Lo Ceng-gi termakan dua batang jarum itu, betul tak sampai mematikan, namun
dia hanya bisa menunggu Ouyang hengte datang untuk merenggut jiwanya.
pendekar riang
Start from the beginning