(31)rumah baru Malvin

Start from the beginning
                                    

Naysilla sekarang tepat berada di sebelah makam Malvin, gadis itu menaburi bunga yang berwarna warni untuk menghiasi rumah baru seseorang yang sangat ia sayang.

Sekarang ia harus belajar menerima keadaan tanpa harus membenci kenyataannya bahwa Malvin sudah tidak ada lagi di dunia.

Ia juga harus membiasakan diri untuk tetap hidup tanpa bayang-bayang Malvin, harus berjalan sendirian tanpa di temani oleh orang yang sangat Naysilla cinta

Naysilla juga tidak pernah menyangka kalau pertemuan ia dengan Malvin di rumah sakit kemarin itu adalah pertemuan terakhirnya dengan Malvin.

Jika saja ia bisa mengulang waktu pada saat mereka berada di rumah sakit, Naysilla akan memeluk Malvin dengan erat dan mengatakan pada Malvin kalau Naysilla sangat mencintainya.

Naysilla memegang batu nissan bertuliskan nama Malvin Alexandro, ia tersenyum kecil seakan merasakan kehadiran Malvin di dekatnya.

Ardy, Mutiara dan ketiga kakak Malvin baru saja pergi dari tempat yang sepi itu. Di sana hanya ada Naysilla, Marsya dan Rafka. Karena Herlind, Razan dan teman-teman Naysilla yang ikut mengantar Malvin ke rumah barunya, sekarang sedang menunggu Naysilla di mobil.

Marsya menghampiri Naysilla, ia merasa bersalah kepada Naysilla karena sudah menuduh gadis itu penyebab kematian Malvin.

Marsya memegang kedua pundak milik Naysilla, kemudian Naysilla menoleh sekilas ke arah Marsya .

"Malvin sayang banget sama lo, Nay."

"Melebihi sayang Malvin ke gue"

Apa maksud dari pernyataan Marsya barusan?bukankah selama hidup Malvin hanya mencintai Marsya dan bukan Naysilla?

"Gue benci sama diri gue sendiri"

"Gue bodoh karena gak pernah percaya sama Malvin"

"Mungkin gara-gara gue dia sampe kaya gini"

"Mungkin gue penyebab kematian Malvin"

"Dia gak mau nyakitin lo terus, Nay."

"Selama Malvin hidup, Malvin selalu sebut nama Naysilla, Naysilla dan Naysilla"

"Makanya gue benci sama lo, karena cuma lo yang ada di hidupnya Malvin"

"Maafin gue, Nay. Maaf kalo gue udah ngerebut seseorang yang seharusnya emang milik lo"

Naysilla menatap wajah Marsya yang penuh dengan rasa bersalah, jika Malvin mencintai Naysilla kenapa selalu nama Marsya yang di sebut oleh Malvin ketika ia berada bersama Naysilla?

Tidak banyak bicara, Naysilla langsung memeluk Marsya, ia mencoba memaafkan semua orang yang pernah menyakitinya dan mengikhlaskan apapun yang sudah pernah terjadi di dalam hidupnya.

Malvin, aku mencintaimu sampai kamu mencintai ku.
tetapi hari dimana aku tau kalau kamu mencintaiku,
ialah hari dimana aku sudah tidak bisa lagi melihatmu.

Malvin, aku harus apa?
haruskah aku berpura-pura untuk terlihat baik di depan semua orang
Malvin, kenapa kamu gak bisa tepatin janji kamu ke aku untuk terus hidup?

Naysilla menangis di pelukan Marsya dan begitu pula sebaliknya. Mereka berdua menangisi seseorang yang mereka cintai, namun seseorang itu sudah tidak ada lagi di dunia ini.

"Maafin gue, Marsya"

Marsya mengakhiri pelukan itu, ia beranjak dari makam Malvin dan pergi meninggalkan Naysilla bersama dengan Rafka.

Hanya mereka berdua.

Rafka menatap batu nisan itu, mengingat kejadian kemarin sebelum kepergian Malvin.
Pertemuan Malvin dengan Rafka saat mereka berada di rumah sakit adalah pertemuan terakhir.

Malvin meminta Rafka untuk menjaga Naysilla selama Malvin tidak ada di samping Naysilla. Tapi sekarang, Malvin justru pergi untuk selamanya.

Rafka melirikan matanya ke arah Naysilla yang sedang menatap makam itu, tanpa panjang lebar. Pria itu kembali memeluk Naysilla.

"Everything is gonna be okay, Nay. I promise"

"Jangan, Rafka."

"Kenapa jangan?."

"Jangan pernah mengucap janji untuk sesuatu yang gak bisa lo tepati"

"Why?."

"Gue gak mau ada Malvin yang kedua"

"Tapi gue Rafka, Nay."

"Gue udah gak percaya sama janji, Raf."

"Tolong izinin gue untuk jadi bagian dari hidup lo, Nay"

"Untuk apa?."

"Untuk jagain lo"

"Such a sweet bullshit, Rafka. Because people come and go"

MetanoiaWhere stories live. Discover now