23

790 165 26
                                    

"Catatannya berakhir sampai di sini." Ruby membalikkan halaman buku itu berulang kali, mencoba mencari apakah ada tulisan rahasia lain di halaman belakang, tetapi tetap tidak menemukan apapun di sana.

"Itu terakhir kali Tuan Putri menulis catatan rahasia, sebelum terjadi kerusuhan di Kerajaan Ilusi." Vladimir mengucapkannya dengan hati-hati. Pemuda itu mencoba membaca reaksi Ruby lebih jauh, tetapi tak mendapati petunjuk yang diharapkannya. "Apa ingatan Anda telah kembali?"

Ruby menggelengkan kepala. Ia tahu bahwa itu adalah tulisan tangannya dan pemikirannya, tetapi bahkan setelah selesai membaca semua catatan rahasianya sendiri, Ruby masih merasa seperti Ruby yang biasanya.

Terlepas dari Vladimir yang mengatakan bahwa semua hal yang ada di dalam ingatannya saat ini hanyalah ilusi buatannya, nyatanya hanya itulah yang tersisa dalam ingatannya.

Dan juga, Ruby tahu bahwa semua kejanggalan yang selama ini terjadi ..., semua itu memang terjadi sesuai keinginannya.

Ruby pikir dirinya berusaha menyiapkan mentalnya sebaik mungkin, tetapi hati tidak bisa mengkhianati perasaannya. Jauh dari lubuk hatinya yang terdalam, mengetahui bahwa hal indah yang terjadi selama ini ..., semua itu hanyalah imajinasinya. Semua iu hanyalah keinginan terdalamnya yang tidak akan bisa terwujud.

Gadis itu yakin mata merahnya semakin merah. Ia merasakan panas yang menyebar di sekitar area matanya. Ia ingin menangis, tetapi tahu semua itu tak akan bisa membuat semua keinginannya menjadi nyata.

Semua kehangatan yang ia rasakan selama ini hanyalah ilusinya.

Kata-kata dari Ayah dan Ibu-nya seperti menusuk jantungnya.

"Meskipun kita tidak terikat oleh darah dan daging, kau tetap putri kami."

"Semoga saja suatu hari kita bisa dipertemukan kembali."

"Kami akan selalu merindukanmu, Ruby."

Ruby merasa begitu hancur. Semuanya adalah ilusi. Semuanya adalah kebohongannya yang dibuatnya sendiri. Tenggorokannya terasa menyempit dan rasanya menyakitkan. Napasnya mulai sulit dikendalikan.

Vladimir yang menyadari kesulitan yang dialami Ruby, langsung menepuk pelan punggungnya. "Kendalikan diri Anda, bernapaslah seperti biasa."

Dan fakta bahwa Ruby langsung baik-baik saja setelah mengikuti petunjuk Vladimir, membuktikan bahwa dirinya memang bisa mengendalikan segala hal di dunia ini.

Di dunia ilusi-nya.

"Aku tidak mengerti," keluh Ruby sambil mengatur napasnya pelan-pelan, kali ini air matanya menetes, ia segera menghapusnya. Rasanya tidak lagi semenyakitkan itu.

Ia tidak memiliki ingatan apapun tentang Kerajaan Ilusi, tetapi mengapa ia tidak merasa kehilangan? Bahkan, ketika Ruby berpikir bahwa ia terbuang dari Kerajaan Ilusi, perasaan itu tidak sesakit setelah mengetahui bahwa semua ini hanyalah ilusi belaka.

Itu menjelaskan sesuatu. Mungkin lebih baik dirinya terbuang, daripada harus berada di tempat terkutuk itu.

Vladimir hanya diam, menunggu Ruby memberikan pertanyaan.

"Jika semua ini hanya ilusi ...," Gadis itu menghentikan kata-katanya, takut tiba-tiba perkataannya langsung terkabul.

Ruby memperhatikan permadani rumput yang ada di sekitarnya. Dirinya yang sedang menduduki permadani rerumputan empuk, detail rerumputan yang masuk ke sela-sela jemarinya, kehangatan mentari yang menyirami kulitnya, semuanya terasa sangat jelas. Masih sulit baginya untuk percaya bahwa semua ini hanyalah ilusi.

"Bukan 'jika', Tuan Putri, tapi semua ini memang ilusi." Vladimir mempertegas tanpa sedikitpun belas kasihan. Padahal Ruby baru saja menangis dan masih perlu waktu untuk mencerna semua hal yang terjadi saat ini.

ETHEREAL - The Kingdom of Illusion [END]Место, где живут истории. Откройте их для себя