Fallen

4 1 0
                                    

Di sebuah balkon kamar Istana langit terlihat seorang wanita dengan balutan pakaian putih panjang semu pink sedang menatap ke arah luar. Tatapannya terlihat sayu, kecewa, marah, lelah tapi tidak bisa dikeluarkan. Di balik indahnya pemandangan awan pagi Nirwana, Lamara tau di bawah sana para manusia sedang berperang berebut kekuasaan.

Sebagai Dewi langit dia sedih dan prihatin, kedamaian dunia yang sudah ia jaga selama beribu-ribu tahun lenyap dalam seketika hanya karena masalah pribadi antar saudara. Miris sekali bukan? Hanya permasalahan sepele seperti itu saja membuat jutaan manusia tak bersalah menderita.

Larama telah berfikir ratusan kali, beribu-ribu peluang ia pikirkan dengan rapi. Selama ribuan tahun dia hanya menjalankan tugasnya sebagai Dewi kedamaian tanpa tantangan dan sekarang adalah saatnya. Saat di mana ia benar benar mengabdi kepada semesta yang telah berbaik hati memberikan sebuah anugrah besar untuknya.

Konflik ini mau tidak mau harus Larama yang menyelesaikannya, tugas Dewi kedamaian bukan hanya sebatas menyebarkan benih benih kemurnian agar empati manusia tetap terjaga. Menjaga keseimbangan dunia juga merupakan hal yang paling penting dan paling berat untuk ia lakukan.

Lamunan Larama masih terus berlanjut hingga sebuah surat yang dibawa Glod Pigeon jatuh di hadapannya. Glod Pigeon hanya patuh pada Dewa atau Dewi tingkat tinggi saja, dan benar surat itu datang dari Kaisar langit yang mengajaknya berbicara. Namun anehnya tempat dimana Kaisar langit mengajaknya berbicara adalah Saddnes lake atau Telaga kesedihan. Tempat paling sepi dan sunyi di Nirwana juga sekaligus tempat paling di hindari para Dewa sebab disanalah tercipta semua kesedihan manusia. Dewa tidak boleh sekalipun menyentuh atau tersentuh air telaga kesedihan karena Dewa tersebut bisa gila dan akhirnya musnah.

"Siapkan pakaian ku, aku akan segera menemui kaisar langit". Larama berseru kepada pengikut setianya.

" Baik dewi". Pengikutnya membungkuk dan berlalu pergi meninggalkan Larama yang masih tenggelam dalam pikirannya sendiri.

****

Saddnes lake terlihat sunyi dan suram. Pohon pohon di hutam Saddnes lake memang rindang akan tetapi mereka bisa saja membunuh mu dengan racun atau jebakan yang memang tumbuh bersama pohon pohon di sana. Larama lebih memilih menggunakan teleportasinya daripada mengambil resiko melukai roh dewanya.

"Ternyata anda sudah di sini Yang Mulia Kaisar Lazerius. Maafkan hamba karena membuat Anda menunggu." Sambil menundukkan kepalanya Larama membungkukan badannya rendah.

"Larama kau tidak berubah sedari dulu ya, masih naif dan sedikit terlalu nyaman." Lazerius berkata tanpa menatap Larama, pandangannya masih tertuju pada ketenangan sadness lake.

"Hamba memang seperti ini sejak dulu Yang Mulia, akan lebih baik jika Yang Mulia langsung mengatakan maksud dan tujuan anda pada saya." Kalimat nya memang lancang untuk di tunjukkan pada kaisar langit, namun kalimat itu di bungkus dengan penataan bahasa yang santun.

"Bahkan kau berani berkata se sarkas itu pada Kaisar? " Jubah putih dengan nuansa hitam emas milik Kaisar tiba tiba tertiup angin lembut, namun Larama tau Kaisar sedang sedikit menahan amarah dan arogansi nya.

"Mohon maaf atas kelancangan hamba yang mulia." Tanpa melanjutkan kata kata nya, tanpa perintah dari siapapun Larama langsung bersujud untuk Kaisar.

Kaisar berbalik langsung menatap Larama yang sedang bersujud menghadapnya. Dia melangkah menuju Larama yang tepat enam langkah di belakangnya. Dia membungkukkan badannya mengangkat wajah Larama yang masih bersujud kemudian berkata.

"Bahkan kau masih tidak mau mengakui betapa menyedihkan nya dirimu yang malang ini Larama. Tahukah engkau? Akibat ketidakbecusan mu menjalankan tugas mu seluruh alam semesta menanggungnya. Tidak mengherankan bahkan kau tidak becus menjaga satu perasaan yang tulus padamu." Kaisar mengatakannya sambil mencengkram erat dagunya. Bahkan rambut seputih perak Kaisar sempat mengenai bagian wajahnya.

Larama tersentak hatinya begitu sakit, ketika Kaisar mengungkit hal itu lagi. Bagaimana bisa cerita remaja ribuan tahun yang lalu masih meninggalkan bekas di hatinya? Bahkan seorang Kaisar pun tak bisa menyembuhkan luka di hatinya.

"Larama kau harus memenuhi tugas mu sebagaimana dewi kedamaian menjalankan tugasnya selama ribuan tahun. Kekacauan kali ini tidak bisa hanya kau atasi hanya dengan menebar bubuk bodoh dari atas langit. Kau harus mempertanggungjawabkan nya Dewi." Sepersekian detik sebelum Larama mampu menjawab perkataan sang Kaisar. Tubuhnya tiba tiba kaku dan kemudian rasanya jiwanya di tarik dengan paksa menuju sesuatu yang sangat jauh hingga seluruh tubuh nya sarasa remuk.

Kaisar langit memandang pusaran dimensi yang melenyapkan seluruh tubuh Larama. Dia memandang dengan senyum tipis yang lebih pantas di sebut seringai.

"Selamat menjalani hukuman dan tugasmu, cinta pertamaku". Saat itu juga Kaisar sudah tak tampak lagi di sadness lake.

To be continue

Halo ini cerita pertama aku tentang dewa dewi, apabila ada typo atau kata dan kalimat tidak sesuai bisa di ingatkan ya. Terimakasih

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Apr 17 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Goddes of PieceUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum