"Semalem bibir gue udah lo obrak abrik masih aja kurang"

"Kurang lah, mana puas gue?"

Renjun mencebik, menarik pelan tengkuk Guanlin dan menyatukan bibir mereka cepat. "Udah" ucapnya setelah melepas kecupannya.

"Yahhh apa tuh? Itu bukan ciuman!"

Renjun yang hendak masuk ke kamar mandi sontak kembali menoleh. "Berisik, Guanlin! Cepetan beresin atau besok besok gak ada jatah?!"

"Yahh, ngancem"

Pukul 7 pagi Ayden sudah siap dengan seragam sekolahnya, tas yang ia bawa juga sudah siap semua. Renjun tidak tau kalau sebenarnya yang berada di tas anak sulungnya itu hanya berisi mainan dan semua barang yang ia siapkan sudah dikeluarkan semua oleh Ayden.

"Papaa, dedek macih ngantuk.." ucap Rui sembari meletakan kepalanya di bahu Guanlin.

"Bobo aja udah nanti di mobil"

"Kakak udah siap kak?"

"Sudah!"

Ayden dengan riang berjalan menggandeng Papinya menuju mobil. Sekolah mereka tergolong dekat, hanya perlu 30 menit dari rumah.

"Mana nih icung sama lele?" Tanya Ayden sesampainya mereka di sekolah barunya.

"Masih dijalan kak"

"Seneng banget yang udah masuk SD" Goda Guanlin membuat Ayden tertawa.

"Nanti kakak mau cari teman baru yang buanyaakkkkkk"

"Iya sayang, cari teman yang banyak ya"

Tidak lama, Chenle dan Jisung datang dengan keluarganya masing masing. Hari pertama sekolah memang selalu mereka sempatkan untuk mengambil hari libur agar bisa menemani anak-anak mereka melangkah menuju tempat baru untuk masa depan mereka.

Ayden-Jisung-Chenle bergandengan masuk menuju kelas mereka, Ayden dan Chenle yang paling gampang berbaur menyapa teman teman barunya. Sedangkan Jisung ia lebih suka mengekor di belakang kedua sahabatnya itu.

Guanlin masih menggendong Rui yang masih tidur itu, entah tidur jam berapa anak bungsunya itu hingga masih mengantuk jam segini.

"Pa, tunggu di kantin aja. Jajanin adek, kasian itu ngantuk banget kayaknya" ucap Renjun sembari mengusap pelan kepala Rui.

"Eh gue ikut, ngopi lah kita disana" saut Jeno.

"Ajakin anaknya juga Jen"

"Iya, Na" Jeno menarik Logan mendekat padanya. Mereka pun pergi ke kantin disusul dengan Mark.

"Lah? Hao mana?"

"Gak mau ikut, mau sama Aminya" saut Mark.

Jeno dan Guanlin hanya mengangguk, Rui pun terbangun namun mengusap pelan dada Guanlin dengan mata masih mencoba terpejam. "Heh! Ini Papa, gak ada nenennya" ucap Guanlin menyingkirkan tangan Rui membuat Jeno dan Mark terbahak.

"Papaaa, mau cucu"

"Waduh, gak bawa dek. Beli susu kotak aja ya?"

"Gak usah beli, ini gue bawa nih punya Logan" saut Jeno

"Lui mau?" Tanya Logan sembari memberikan susu yang memang tadi Jaemin siapkan untuknya.

Rui mengangguk. "Telimakacih ya ogan"

Ayden, Chenle dan juga Jisung kini berada di kelas yang sama karena mereka bertiga mendaftar bersamaan. "Halo, nama aku Nio, kamu siapa?" Tanya seseorang menghampiri Chenle.

"Aku Chenle"

"Chen.. chen.. hm susah ya namanya"

"Panggil Lele aja, aku dirumah biasanya dipanggil Lele"

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now