Prolog

9 3 0
                                    

Tentang lelaki, yang berani jatuh cinta namun takut untuk mengutarakan.

- Author side -

Gengsi? Oh sudah jelas sang pemilik mata berwarna hazel tersebut memiliki ego dan gengsi yang begitu tinggi layaknya mercusuar. Siapa lagi kalau bukan, Jareth Deucallion.

Laki-laki yang penuh dengan teka teki ini, sangat menolak dengan adanya pernyataan bahwa 'Laki-laki harus berani nyatain rasa lebih dulu!'. Ia lebih baik menunggu waktu yang tepat, saat si yang menyukai akan menyatakan lebih dahulu.

17 Agustus 2018

"Kenapa lo?" tanya Mayreen yang sedikit terheran melihat Jareth berdiri termenung di depan gerbang

"Enggak, udah sana lo ganggu aja." ketus Jareth saat yang dilihatnya adalah wanita berponi dan sedikit manis saat di gerai rambutnya. 'Sedikit, beneran sedikit? Engga banyak kan?'

Sedikit mengerjap-ngerjapkan matanya, lelaki itu mengalihkan pandangannya. "Jelek lo gitu, biasanya juga dahi lo luas kayak lapangan basket,"

"Agak anjing ya lo." ejek Maureen membuat Jareth ingin mengeluarkan sepatah kata lagi, namun sudah di potong oleh Mayreen lagi.

Mayreen mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. "Nih buat lo, tadi bingung kan gegara ga ada topi. Makanya lain kali jangan teledor, taruh di dalam tas bukannya sok-sok an di pake pas naik motor gitu. Terus, kalo bawa motor ga usah ngebut - ngebutan risih gue liatnya. Ga lucu kan kalo tiba-tiba harus ngasih uang duka buat lo. Pokoknya inget aja sampe disuruh ngasih uang duka buat lo. Ga bakalan gue kasih sumpah deh." ujarnya panjang lebar sembari memaikan topi tersebut di kepala Jareth.

Jareth dengan wajahnya datarnya, sedang berusaha. Berusaha menahan rasa malu di tambah dengan salah tingkahnya yang kian menjadi jadi. Terlihat dari telinganya yang sudah berwarna merah padam.

"Unik banget si Mata bulan itu deh." ujarnya sembari tersenyum.

19, September 2019

"Eh Jar, ini topi Pramuka lo di gue nih. Kemaren mau gue kasih di rumah Lo. Tapi pas gue liat ga ada orang, makanya ga jadi gue kasih,"

"Oalah, thanks." ujar Jareth sembari mengambil topi tersebut.

"Lo udah mau pulang?" tanya lagi Jareth pada gadis yang berdiri di sebelahnya.

"Iya nih, mau ambil barang gue bentar deh di kelas." kata Mayreen.

"Gue tunggu disini."

"Ha, apa?" tanya Mayreen lagi. Sedikit tidak yakin dengan pendengarannya. Dikarenakan jawaban Jareth yang seperti bukan dirinya.

"

Gue tungguin disini." ujarnya sekali lagi.

"Gapapa kok njir, balik aja duluan."

"Gue suka tungguin lo kenapa dah. Suka suka gue dong."

"LAH SAMA JUGA NJIR, SUKA-SUKA GUE DONG MAU PULANG SAMA LO APA ENGGA."

"Kok nyolot njir. Segitunya gak suka gue ya lo?"

"IYA KENAPA??" teriak Mayreen sembari masuk ke dalam kelas.

30 menit berlalu ...

Mayreen melihat ke arah luar kelas. Dan benar saja lelaki itu tidak ada lagi di depan kelasnya. Hanya ia seorang diri saja. Ia pun menghela nafas.

Ia merasa agak sedikit tidak nyaman dengan Jareth, mungkin karena hubungan mereka yang sedikit tidak baik sebelumnya. Sering beradu argumen ataupun hanya sekedar mengejek.

Atau juga karena hal itu...
Hal yang sedikit membuat ia trauma saat kedatangan pertama kalinya di tempat itu.

Ia pun mulai keluar kelas dengan perasaan senang, dan melihat ke arah kursi yang ada disitu. Terdapat satu payung tergeletak disana. Mayreen pun berinisiatif untuk mengambilnya.

"Eh ada suratnya."

'Sorry kalo buat lo gak nyaman sama sikap gue yang tiba-tiba baik, gue cuma kasihan aja sih sama lo. Inget, kasihan doang jangan kepedean. Ini gue tinggalin payung, soalnya kelihatannya bakalan hujan.'

Mayreen mendongakkan kepalanya dan melihat awan yang mulai menghitam.

Dan benar saja, butiran-butiran air yang jatuh dari langit mulai membasahi tempat itu. Ia hanya tersenyum tipis, sembari melihat payung tersebut.

"Si bocil kayaknya udah beda deh."

~📃💐~

Hal itu tidak kejadian sekali namun berkali-kali. Kejadian yang membuat Mayreen sadar bahwa Jareth sudah mulai menjadi pribadi yang lebih baik.

Mulai dari coklat yang tiba-tiba ada saat hari valentine, ajakan pulang bersama, maupun hal-hal lainnya.

Yang membuat Mayreen berpikir bahwa lelaki itu sudah berbeda. Bukan dia yang troublemaker maupun hal lainnya.

EPILOG

"Lo sampe kapan dah, diem diem suka dia mulu. Udah hampir 2 tahun loh." celetuk Jeremi yang sedang sibuk bermain game sejak tadi. Lebih tepatnya Mabar dengan Jareth.

"Selagi gue masih bisa nutupinnya, bakalan gue tutupin perasaan gue buat dia," jawab Jareth.

"Agak beda ya lo, bukannya malah tambah enak kalo dianya tau lo suka sama dia. Biar cepet jadian gitu,"

"Gak segampang itu."

"Kenapa dah? Ada alasan lain?"

"Iya, keknya dia gak suka gue deh. Dia masih mikir kalo gue tuh pembully,"

"Karena masalah waktu itu?"

"Iya Jer."

Ini bukan hanya sekedar gengsi, tapi tentang sebuah kepercayaan yang kian memudar dikarenakan kesalahpahaman.

####

HELLO HELLO GAISSEU!

CUPPA CUPPA DULU DONGG

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN ZEYENK ZEYENL BIAR AUTHOR TAMBAH CINTA KE KALIAAAN😍.

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Jan 23 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Whispers Of Sudden Love ; Jay Enhypen ( SEMI AU )Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum