Sembilan puluh tiga.

Bắt đầu từ đầu
                                    

Mingrui hanya mengangguk seolah mengerti. Mereka berdua kembali bermain bersama hingga mata Ayden beralih kepada anak yang mungkin usianya beberapa tahun di atasnya membawa sebuah nampan dengan isi makanan disana.

"Hei hei kamuu, cini cini" panggilnya. Yang dipanggilpun mendekat.

"Kenapa? Kamu manggil aku ya? Mau beli?" Tanyanya kemudian berjongkok meletakan dagangannya disamping Ayden dan Mingrui.

"Itu apa?" Tanya Ayden menunjuk yang di bawa anak itu.

"Gorengan. Ini ada lumpia sama bakwan"

"Kayakna enak deh. Tapi boleh ndak ya cama Papi?"

"Eh!" Mingrui lebih dulu mengambil salah satu bakwan dan langsung melahapnya.

"Yahhhh dedek tanan kamu kotol"

"Eh bayar!"

"Bayal? Pake uwang ya?"

"Iya lah! Masa pakai daun?"

Ayden kemudian membuka tas yang ia bawa. "Iii, aku ndak ada uang. Belapa cih? Lebih mahal dali kindeljoy ndak? Ini aku adanya kindeljoy"

"Satunya tiga ribu. Lebih mahal kinderjoy, tapi aku harus dapat uang gak mau kinderjoy"

"Kenapa ndak mau? Kindeljoy tuh enak loh"

"Aku gak pernah ngerasain.."

"Ih kenapa? Ndak pelnah dibeliin papa kamu kah?"

Anak itu menggeleng. "Itu mahal"

Ayden menghela pelan, "tunggu cini ya? Aku mintain Papi aku uang dulu buat bayal ini. Jagain dedek aku dulu ya? Janan campe dia lali ke laut, nanti ilang Papa aku nangis" Ucap Ayden kemudian berlari menghampiri Renjun. Ia meminta uang kepada Papinya itu. Awalnya Renjun enggan memberikannya karena ia tidak mau Ayden atau Mingrui jajan sembarangan. Namun setelah Ayden cerita Mingrui sudah lebih dulu memakannya, Renjun pun memberikan uang pecahan 50 ribu kepada Ayden.

"Gak usah minta kembalian ya kak. Kasih semuanya ke kakaknya"

"Ciyap!"

Ayden kembali berlari menghampiri adik dan teman barunya itu. "Ini, buat bayal golengan yang dimakan dedek"

"Aku gak ada kembalian. Uangnya terlalu besar"

"Kata Papi ndak ucak kembali. Buat kamu cemua"

"Beneran?"

Ayden pun mengangguk. "Ini juga kindeljoy buat kamu"

"Serius? Buat aku?"

Ayden mengangguk dan tersenyum sangat manis. "Terimakasih ya" ia mengambil kinderjoy dari tangan Ayden. "Nama kamu siapa?" Tanyanya.

"Nama aku Aden Lai"

"Aden? Terimakasih ya Aden. Nama aku Albi"

"Albi? Kak Albi haloooo"

Albi terkekeh. "Kamu disini liburan? Atau tinggal disini?" Tanyanya

"Ndak tau. Papa Papi ajak kecini"

"Oh berarti bukan orang sini?"

Ayden menggeleng. "Lumah aku ada di Jakada. Kak Albi tau jakada gak? Itu jauh halus naik pecawat telbang loh"

"Jakada? Jakarta?"

"Iya, di Jakada"

Albi terkekeh, ia gemas sekali dengan anak di depannya. "Kamu beruntung ya, orang tua kamu kaya"

Ayden kembali menoleh. "Olang tua kamu ndak kaya? Cucah ya belalti?"

Albi mengangguk. "Ini aku lagi kerja jualan ini. Aku sekarang kelas 2, kalau sore aku jualan kalau pagi aku sekolah"

Kisah Papa Papi - GuanrenNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ