💜²

216 23 6
                                    



--Euphoria--

dia jeon jungkook seorang idol yg menempati nama nomer 1 di dunia kalangan pria. dia telah sampai di apartemen miliknya,  menghentikan langkahnya menatap sebentar pada gadis berkaki putih mulus karena hanya memakai rok mini atas paha dengan senyuman yg tidak sama sekali membuat nya untuk membalas senyumannya.

ia mengambil tas ranselnya yg terselampir di satu bahu kirinya dengan begitu ia melangkah pelan pada sang gadis, hingga gadis yg bernama naeyeon itu mundur sedikit² dengan senyuman malunya hingga sampai pada himpitan tembok.

“sudah berapa kali ku katakan untuk tidak datang ketempat ku, jangan mengusikku lagi”

setelah mengatakan itu, dia langsung menggeser tubuhnya menekan tombol sandi apartemen miliknya di iringi seokjin yg terdiam menatap naeyeon yg sepertinya salah langkah jika mendekati lebih dulu.

“apa belum cukup untuk idol ku mengatakannya? kau boleh pergi tau letak liftnya bukan?”

ia menggeram marah ketika mendengar seokjin mengatakan pengusiran untuknya. menghentakkan kakinya berjalan menuju lift untuk turun.

didalam apartemen peribadi jungkook. seokjin tentu tau batas²an yg harus ia tahan untuk tidak mengusik rana privasi dari idol nya. seperti kamar pribadi dan juga kamar kerjanya.

seokjin sendiri sudah kebal dengan sifat jungkook meski pendiam dan jarang bicara, jungkook orang yg baik tidak pernah ikut campur urusan orang lain dan berkomentar pedas pada staf jika kedapatan salah.

dibalik diamnya, seokjin mengerti ada yg di sembunyikan oleh jungkook. tapi lagi, seokjin hanya mampu diam tidak ingin bertanya lebih.

“besok aku akan ke makam kedua orangtua ku, apa hyung mau ikut?”  tanya nya pada seokjin sebelum memasuki kamarnya.
inilah yg seokjin suka dari jungkook, karena dia itu benar² menghormati yg lebih tua, tidak pernah sedikitpun berlaku kasar. hanya saja jika dalam tidak mood atau hal tidak penting dia akan diam dan terkadang tidak ingin di ganggu.

“jika kau tak keberatan” jawabnya, membuat jungkook mengangguk setuju.

“baiklah, hyung bisa istirahat” ucapnya lalu meninggalkan seokjin.

didalam kamar milik jungkook yg hanya bercat abu² dan gelap seperti terkesan dirinya yg tidak memiliki warna. padahal jika dia mampu membuka mata lebar untuk melihat dunia yg luas, dia akan melihat bagaimana lautan ungu mewarnainya di setiap perjalanannya. namun sekali lagi jungkook menekankan, jika ia belum bisa mengganti warnanya. ia belum bisa menemukan sejati dirinya.

setelah kembali ke busan waktu itu. beberapa tahun kemudian ia meminta ijin untuk pergi keluar negeri, permintaan itu terlalu mendadak untuk kedua orang tuanya. mereka juga masih khawatir akan pergaulan jungkook jika nanti akan menyimpang lagi, hingga akhirnya mereka melarang dan membuat jungkook mematuhi dan berupaya tersenyum dihadapan mereka tanpa tau kesedihan yg ia rasakan saat itu.





--



dia kim taehyung, seorang pria yg sukses di bidang perkantoran yg ia rintis selama 10 th ini berhasil menduduki no.5 di dunia. meski begitu perusahaannya termasuk jajaran nomor 1 di korea. bahkan ia merasa semua hanya mimpi, karena semua ini ia wujudkan tanpa kesengajaan karena ia harus membunuh waktu untuk merindu.

waktu dimana kedua orangtuanya memergoki waktu itu, ia langsung di bawah pulang tanpa komunikasi lagi dengannya. ia benar² tidak bisa tau kabar dan bagaimana keadaan orang yg ia anggap teman ternyata lebih dari itu.

rasa itu datang begitu saja. mengingat dimana masalalunya disaat ia harus membintangi model gay, ia nyaris terkekeh hingga tak percaya sampai sekarang ia tidak bisa tertarik dengan wanita.

“kau melamun?” disela rapat, taehyung kedapatan melamun oleh hoseok selaku sekretarisnya. membuatnya terkejut lalu menjatuhkan pulpen yg ia buat mainan di sela jarinya.

“apa ada yg belum di sampaikan?” jawabnya mencoba tetap tenang.

hoseok mengangguk. “ya, kita akan melakukan proyek besar dengan melibatkan idol terkenal yg sedang naik daun”

“siapa?”

“jeon jungkook”

uhuk” taehyung langsung terbatuk.

“apa kau perlu air?”

taehyung menggeleng. “lakukan saja, aku harus pulang”

semua yg melihat perilaku aneh dari atasannya pun hanya diam tidak berani berkomentar.

“sudah jangan di buat pikiran, mungkin sajangnim sedang banyak pikiran”

mereka semua setuju dan tidak membahasnya. apa lagi mereka tau, istri dari sajangnim-nya itu sekarang sedang berada di rumah sakit.





--Euphoria--



gapapa dikit dulu ya..

  EuphoriaWhere stories live. Discover now