Azura penasaran, sejauh ini hubungan keluarga mereka dengan keluarga Sanjaya tidak ada masalah apa-apa.

Lafran juga tak kalah penasaran, dirinya bahkan tak kenal dengan keluarga Sanjaya. Kenapa tiba-tiba mereka mengusik hidupnya.

Dimenit ke sepuluh, hp boba milik Emran berdering.

"Aku meriang~ aku meriang~ aku meriang merindukan kasih sayang~ "

Nomer tak bertuan terpampang di layar hp, membuat Emran mengerutkan dahinya. Tak lama setelah ringtone lagu panggilannya hampir habis akhirnya ia menerima telfon itu.

Seseorang dari sebrang sana mengucapkan salam dengan hormat dan sopan, mengatakan jika mereka berasal dari keluarga Sanjaya.

"Wah, pak Bramantara ternyata. Baru saja diomongin loh pak, panjang umur hahaha"

[......]

"Oh mau bertamu di rumah saya? Boleh-boleh, besok saya ada waktu."

[......]

"Oke saya tunggu..."

Sambungan terputus, Emran kembali merangkul pundak Lafran yang ada di sebelahnya.

"Noh orangnya mau nyamperin ke sini langsung, kamu nginep sini aja sekarang, biar besok kelar masalahnya."

"......"

Hela napas beratnya benar-benar terdengar, beliau hanya ingin hidup tenang kenapa sangat susah. Mau tak mau ia harus menurut untuk menginap di mansion meski agak malas.
.


.
.
.
.
.
.

_____________________

Esok tiba, kini pendiri Sanjaya beserta menantu dan cucunya hadir di ruang tamu milik Aditama. Mereka dijamu dengan baik dan melakukan basa basi di awal mengenai bisnis.

"Jadi begini, sebenarnya kedatangan kami di sini ingin mengucapkan banyak terima kasih terhadap putra kedua dari bapak, yang sudah menyelamatkan anak-anak saya dari peristiwa naas lusa kemarin."

Emran dan Azura membelakan bola matanya lebar. Apa katanya? Anaknya menyelamatkan orang asing? Si Lafran putranya yang tidak peduli pada lingkungan sekitar meski meteor jatuh ke bumi itu??

Awal mereka mengira jika Sanjaya akan menuntut anaknya itu karena sudah berbuat kriminal atau hal yang merugikan keluarga tersebut. Tapi sekarang apa kata mereka? Sangat di luar naskah...

Si pahlawan yang sedang dibicarakan kini hanya menampilkan ekspresi datar tak merespon.

Otaknya memikirkan hal lain, bukannya mereka sudah meretas datanya dari minggu lalu, dan ia baru menyelamatkan kekasihnya itu lusa kemarin. Lantas sebenarnya apa tujuan mereka mencari data-data pribadinya?

"Waduh, diluar nassar ini... Apa benar anak saya yang menyelamatkan anak bapak? Mungkin salah orang pak..."

Herman membenarkan perkataannya barusan pada Emran. Dan menceritakan kembali apa yang sudah terjadi lanjut memberi tau jika kondisi anak-anaknya saat ini sudah lebih baik, kalau saja putra mereka tidak menolongnya, entah apa yang harus mereka lakukan.

Sekali lagi Herman menyampaikan rasa terima kasih dan memberikan beberapa bingkisan entah apa isinya yang pasti bukan barang murah. Juga menawarkan kepada keluarga Aditama bahwa mereka siap untuk melakukan apa saja jika dibutuhkan.

Lafran menatap sinis basa basi yang dilontarkan ayah dari kekasihnya itu.

"Saya tidak butuh itu. Yang saya butuhkan alasan kalian yang tiba-tiba meretas da–"

Ucapannya terpotong sesaat Azura menyikut uluh hati putranya hingga membuat sang empu meringis. Benar-benar tidak bisa lihat situasi dan kondisi si gletser ini.

"Ahaha maaf-maaf... Iya saya juga berterima kasih sudah repot-repot datang ke sini hanya untuk berterima kasih ke anak saya yang kurang tau cara berterima kasih ini. Saya juga senang anak bapak baik-baik saja."

Mereka mengangguk tersenyum canggung, sepertinya Aditama sudah tau jika Sanjaya mengutak atik data pribadi putranya itu. Nicholas juga sudah mempersiapkan diri jika hal ini akan terjadi.

Si sulung itu akan mengatakan yang sebenarnya untuk segera menjauhi si bungsu, meskipun pria ini sudah menyelamatkan adiknya.

"Sebelumnya saya meminta maaf sudah dengan lancang meretas data pribadi putra bapak. Maksud saya melakukan itu hanya untuk melindungi adik bungsu saya. Jadi saya mohon pada putra bapak untuk menjaga jarak dengan adik saya Neil, pada saat di sekolah."

Oke pasangan Aditama langsung paham, ini baru kelakuan normal si Lafran. Bukan kali pertamanya para orang tua yang tak segan-segan datang meminta mereka untuk segera menjauhi putranya itu dengan anak mereka. Ini normal. Keduanya juga sudah tau kelakuan Lafran saat di sekolahnya.

Lafran yang dibicarakan tentu tidak terima, apa-apaan itu? Padahal mereka dulu yang mendekatinya. Tapi selalu dirinya yang disalahkan. Keadilan hanya omong kosong baginya.

Emran menyuruh anaknya itu untuk segera pamit dari sini sebelum keributan terjadi. Setelah putranya berhasil diamankan, barulah mereka memutuskan untuk berdamai, toh masalahnya tidak akan besar jika dari kedua belah pihak tidak mempermasalahkannya.

Singkat cerita kunjungan dari keluarga Sanjaya berakhir dan mereka sudah kembali meninggalkan kediaman Aditama. Kini menyisakan dua insan kian masih duduk di ruang tamu itu.

"Hadeh, by... Anakmu itu kapan tobatnya? Hayati sudah letih..."

"Dih, anak lo juga itu! Tapi gua agak bangga dikit, ini rekor dia pernah bantuin orang loh. Harus tumpengan ga sih?..."

Emran mengangguk setuju lalu menduselkan kepalanya di ceruk leher sang omega.
.
.
.
.
.

_________________________

Delapan ekor binatang kian sudah hancur sehancurnya. Sekolah, rumah, keluarga, masa depan benar-benar sudah dimusnahkan tak luput satu orang pun. Ini balasan karna mereka sudah berani macam-macam dengan keluar itu.
Entah cara seperti apa yang mereka lakukan.

Sudah seminggu lamanya circle heat Neil berjalan. Kini dia sudah dalam kondisi normal dan telah diizikan masuk sekolah.

Seminggu lamanya juga bocah itu tidak bertemu dengan kekasihnya. Pesan dan panggilannya sama sekali tidak dinotice.

Dipikiran Neil apa yang diperbuat hyungnya itu, pasti selingkuh. Beliau juga bilang akan tetap main bersama kitten-kittennya meskipun mereka tengah menjalani hubungan.

Saat ini pun dia berusaha menghubungi Lafran. Nihil tidak diangkat.

"Huh! ni orang kemane aje dah? Apa abang atau ayah waktu itu ngomong yang enggak-enggak ke hyung?"

Neil mendesis dan mengacak surainya yang sebelumnya sudah tertata rapi. Ia lebih berharap jika dighosting gegara kekasihnya itu selingkuh, dari pada hyungnya memutuskan secara sepihak hubungan ini.

Dari arah pintu kamar terlihat abang ketiganya yang ngomel-ngomel mengatakan jika jam sudah semakin siang, beberapa menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

Neil hanya berharap saat bertemu di sekolah nanti, hyungnya itu tidak mengatakan kalimat kramat. Dia masih ingin menikmati drama ini.
.
.
.
.
.

TBC........

Janlup untuk selalu vote dan komen yang banyak, soalnya aku suka baca komen dari kalian😊

12 Mei 2023

Dom Omega Gesrek (END) ☑️Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora