Prolog

137 2 0
                                    


"Kita harus udahan, Li. Aku gabisa lagi untuk jalanin ini sama kamu. Udah ada dia. Maaf." Pria di depannya menggenggam tangannya erat. Enggan untuk melepaskannya walau pada saatnya ikatan itu harus dilepas.

Dua anak manusia itu saling bertatapan dalam diam setelah itu. Yang perempuan mencoba tidak sesegukan, yang pria bergelut dengan pemikiran di kepalanya.

"Aku ngerti perasaan kamu. Aku ngerti, li. Aku ngerasain juga. Tapi aku harap kamu lebih mengerti aku. Aku gabisa untuk terus sama kamu." Gemetaran pria itu menenangkan kekasihnya, Evelin.

Evelin masih terdiam di tempatnya berdiri. Mencerna perkataan pria di depannya, Oscar. Sakit bila harus mencernanya, mengertinya dan menamkannya di otak. Selama yang Evelin tau, mereka berdua tidak pernah bertengkar hebat tentang hal apapun. Tetapi sesuatu yang mendadak seperti ini membuatnya merasa aneh.

Perlahan Oscar melepaskan ikatan mereka. Ia memutar tubuhnya membelakangi Evelin dan melaju pergi. "Aku harap kamu bahagia." Teriak Evelin sebelum Oscar melangkah terlalu jauh. Pecah suara tangisnya saat itu.

Pada tepian jalan itu kini hanya tinggal Evelin, pohon tinggi itu, dan alunan suara angin malam.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 15, 2015 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Enough To Let GoWhere stories live. Discover now