empat puluh empat. (Kilas balik)

Start from the beginning
                                    

"Bun, nanti abang tahun baruan di rumah Doyoung ya. Mumpung dia pulang juga"

"Boleh bang. Tapi jangan lama lama ya"

"Sekalian nginep aja bang. Takut kalau pulang tengah malam"

"Ini kan tahun baru, Yah. Pasti masih rame jalanan meskipun udah tengah malam"

"Oh iya sih"

"Abang kok pergi? Terus Injun sama siapa dong tahun baruannya"

"Tuh sama samping lo. Lo gak ada kegiatan kan lin? ajak tuh adek gue ngedate"

Renjun kembali berdecak. "Gue mau ngedate aja sama pacar gue"

Guanlin mengerutkan keningnya dan menoleh. "Sama siapa? Lo kan baru putus?"

Renjun kembali berdecak kesal dan menarik telinga Guanlin.

"Ah! Aduh renn"

"Dekkk"

"Tuh bun. Guanlin tuh kayak gitu, suka bikin Renjun kesal!!"

"Gue bicara fakta, Renjun"

"Ck! Tau ah!"

Renjun kembali kesal, masih pagi hari tapi tetangganya sudah membuatnya emosi. Bisa gak sih Guanlin kembali ke Bali dan tidak menganggunya?!

*
*

"Loh? Ayah Bunda mau kemana?" tanya Renjun yang melihat pukul tujuh malam Ayah dan Bundanya itu sudah berpakaian casual namun rapi

"Ayah ada acara sama teman Ayah njun. Gapapa kan kamu di rumah?"

Renjun merengut. "Masa Injun di rumah sendiri? Abang kan juga mau pergi?"

"Bentar lagi Alin kesini kok. Tadi udah minta ijin Ayah Bunda buat ngajak kamu pergi"

"Dih? Apaan? Alin aja gak bilang apa apa ke Injun" Renjun menghentakan kakinya. "Udah ah, Injun juga mau pergi aja. Mau tahun baruan sama teman teman Injun" lanjutnya yang kemudian kembali ke kamar dan mengganti pakaiannya.

Sebenarnya Renjun tidak tau akan pergi kemana, karena masing masing temannya sudah memiliki janji dengan kekasih atau keluarganya masing masing. Renjun melirik ke arah kamar Guanlin sejenak. Ia melihat kamar itu masih menyalah, tandanya Guanlin masih di dalam.

"Gue gak akan mau pergi sama itu tiang!" ucapnya yang kemudian pergi meninggalkan rumahnya sembari membawa motor miliknya.

Renjun melajukan motornya ke sembarang arah. Rasanya ia kini sedang kesal dengan keluarganya. Abangnya yang memilih pergi bersama temannya padahal ia baru saja pulang beberapa hari dari perantauan, dan orang tuanya juga yang memiliki agenda sendiri.

Beberapa kali ia merasakan getaran di ponsel miliknya yang ia letakan di saku jaket, namun tidak ia hiraukan sama sekali. Palingan juga Ayah bundanya.

Renjun berhenti di lampu merah yang jaraknya lumayan jauh dari rumahnya. Ia dapat melihat di ujung sana terdapat café baru yang lumayan sepi meskipun tahun baru seperti ini.

"Kayaknya disana cocok buat gue menyendiri" gumamnya yang kemudian menancap gas menuju café tersebut setelah lampu hijau menyalah.

"Selamat datang di moumou café, bisa di bantu pesanannya kak?" tanya seseorang kepada Renjun yang memasuki café itu

"Choco cake sama caramel macchiato satu ya"

"Choco cake dan caramel macchiato, totalnya lima puluh Sembilan ribu"

Renjun menyerahkan uangnya. "Terimakasih, silahkan di tunggu ya kak"

Renjun mengangguk dan mencari tempat duduk. Ia memilih rooftop sebagai tempat ia akan menghabiskan akhir tahun ini. Rooftop tidak terlalu ramai sekarang. Hanya ada beberapa pasangan yang tengah menikmati waktu mereka.


Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now