"Iya bun"

Guanlin memperhatikan Renjun yang tengah fokus dengan masakannya di depan kompor itu. Ia tadi hanya menoleh ke Guanlin, namun tidak kunjung membuka suaranya.

Guanlin mendekat dan memeluk Renjun dari belakang. Ia lingkarkan tangannya di perut Renjun dan menyandarkan kepalanya di pundak Renjun sembari beberapa kali membarikan kecupan di leher Renjun.

"Shhh.. L-linn. Jangan gini ah. Malu di lihat Bunda"

"Bunda lagi ke belakang, sayang"

Renjun kemudian berdecak dan kembali fokus dengan masakannya.

"Diem aja? Gue ada salah ya?" tanya Guanlin yang hanya di jawab dengan Gelengan oleh Renjun

Guanlin menghela pelan, kembali menegakan tubuhnya. Ia kemudian memposisikan tangannya di bawah perut Renjun dan mengangkat pelan perut Renjun.

"Hhhhh.." Renjun memejam dan menyandarkan kepalanya di dada Guanlin tak kala suaminya itu mengangkat perutnya yang sungguh sangat berat dan membuatnya begah karena usia kehamilannya yang menginjak usia Sembilan bulan.

"Enak?"

Renjun mengangguk. "Rasanya enteng banget"

Guanlin terkekeh dan memberikan satu kecupan di pipi Renjun. Selang beberapa menit, Guanlin menghentikan aktifitasnya itu dengan di akhiri usapan halus pada perut Renjun.

"Mandi dulu sana deh, Lin. Habis itu makan" Guanlin mengangguk, ia mencuri satu kecupan sebelum pergi meninggalkan Renjun untuk mandi.

Selang dua puluh menit, Guanlin kembali turun, dan ternyata masakan Renjun sudah siap beserta kopi untuknya dan mertuanya.

"Ayo makan" ajak Renjun

"Nunggu Ayah Bunda deh yang. Gak enak makan duluan"

"Ayah sama Bunda udah makan tadi pagi, makan pecel di depan sekalian ke pasar tadi"

Guanlin membulatkan mulutnya membentuk huruf O , ia kemudian duduk di samping Renjun.

"Nasinya segini cukup?" tanya Renjun setelah ia mengambil dua centong nasi untuk Guanlin

"Cukup"

"Mau telur?"

"Mau. Makasih Papi" ucap Guanlin setelah menerima semangkuk soto ayam dari Renjun

"Bocil udah berangkat?" tanya Guanlin di sela makan mereka

"Udah, barusan. Gue suruh nunggu lo kelar mandi tapi gak mau. Heboh bener dia padahal Cuma mau ke ragunan"

"Namanya juga anak anak yang"

"Lagi makan nih?" ucap Ayah Renjun yang baru saja kembali setelah mencuci mobil dengan Bunda di belakangnya

"Makan yah, bun"

"Iya makan yang banyak, ya" Ayah mendudukan dirinya di hadapan Guanlin dan mengambil kopinya.

"Habis ini Ayah sama Bunda mau kondangan, Ren"

"Kondangan dimana?"

"Anaknya teman Ayah nikah, di Depok"

"Jauh banget" ucap Renjun

"Iya, makanya mau berangkat sekarang. Nunggu Bunda kamu dandan. Kalian gapapa kan di rumah berdua?"

"Gapapa, Yah" jawab Guanlin

Guanlin dan Renjun menyelesaikan makannya bertepatan dengan Ayah dan Bunda yang berangkat pergi kondangan.

"Gue aja yang" ucap Guanlin yang melihat Renjun hendak mencuci piring bekas makan mereka

"Lo kalo nyuci gak bersih!!"

Kisah Papa Papi - GuanrenWhere stories live. Discover now