Marjuanda tidak mencintai siapapun lagi. Dia adalah pemuda yang menghabiskan masa lalunya untuk mencari cinta sejati. Dalam perjalananya, realita menamparnya terlalu keras. Baginya, tidak ada seseorang dengan ketulusan yang tersisa untuknya. Ia juga memutuskan untuk tidak merusak hidup siapapun lagi dengan cintanya. Disisi lain, Gianni merasa terlalu tinggi untuk mau memikirkan perasaan hewani seperti itu. Cinta untuknya tak lain hanya dorongan biologis dari keinginan makhluk hidup untuk bereproduksi. Tidak kurang tidak lebih. Mereka secara sadar memiliki satu benang merah yang sama dalam memandang sebuah hubungan cinta dan pernikahan. Saling memusuhi selama bertahun-tahun tidak menjadi halangan untuk keduanya sepakat saling memanfaatkan satu sama lain. Tapi siapapun tahu, mereka satu-satunya yang tidak memahami perasaan mereka sendiri. Siapapun yang menyadarinya terlebih dulu akan kalah. ⚠️Peringatan⚠️ Konten dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi sebagian orang. Diantaranya kata kasar, alat dan produk illegal, prinsip hidup yang mengganggu dsb. Adegan romansa yang tidak layak ditampilkan akan ditulis secara implisit atau tersurat.
4 parts