Prolog Dibawah Pohon Mangga sangat besar dan ditambah ayunan gantung yang menghiasinya membuat gadis kecil saat itu sangat nyaman diposisi memeluk kedua lututnya, ditambah dengan hembusan udara yang sejuk membuatnya hanyut dalam fikiran yang tidak tau apa saat ini yang dia fikirkan. Gadis mungil yang penuh tatapan kosong itu adalah aku. Tidak tau sudah berapa lama aku duduk diposisi saat itu, yang jelas saat aku tersadarkan diri kedua kakiku telah keram. Tidak terasa ada butiran air yang menghangatkan disekitar kelopak hingga ke pipi ku, menyesalkan semua yang pernah terjadi antara aku dan kamu. Proses yang telah membuat kita dekat. Dulu hanya sekedar kamu aku, tetapi nyatanya telah berubah menjadi kita. Dulu hanya sekedar sapa, tetapi nyatanya telah berani saling merindu. Dulu hanya sekedar percakapan biasa, tapi nyatanya sangat luar biasa sehingga tak jarang membuat kita sering bertengkar. Suasana berubah menjadi gelap. Mentari telah menyelesaikan tugasnya saat ini, dan kembali bersembunyi dibalik bumi. Seperti biasa, aku menepati janji ku untuk selalu hadir disini. Meski tampak bodoh, menunggu mu sungguh sangat membuatku lelah. Dan berfikir untuk apa aku menunggu. Nyatanya aku tidak tau dimana tempat dirimu kini singgah.