1

17 1 0
                                    

"Selamat pagi Mah." Sapa gadis cantik yang berjalan menghampiri wanita paruh baya yang tersenyum hangat kepadanya.

"Pagi juga sayang. Ayo bersiap untuk sarapan. Papa sama dia udah nungguin kamu di meja makan."
Gadis itu mengangguk dan bergegas ke meja makan.

Lyla mengambil tempat tepat disamping seorang lelaki tampan dengan seragam putih abu-abu dilapisi jaket denim yang tampak terlihat sempurna dikenakannya.

"Maaf lama ya Gib. Belum telat kan?"

"Belum ly santai, sarapan aja dulu. Laper banget gua." Gibran tersenyum geli.

"Iya iya. Mau nasi goreng apa roti?"

"Roti aja Ly, selainya nanas ya."
Lyla menggangguk dan segera membuatkan roti selai untuk gibran.

Disela-sela sarapan, Gibran dan Lyla tampak berbincang-bincang dan bercanda satu sama lain.
Kedua orang tua Lyla menatap hangat kedua remaja yang ada di depan mereka. Bagi mereka, ini sudah biasa terjadi setiap harinya. Mereka senang, Lyla memiliki sahabat yang begitu menyayanginya.

15 menit berlalu, Lyla dan Gibran bersiap untuk berangkat ke sekolah.

"Mah,Pah Lyla sama gib pamit ya." Setelah mengecup punggung tangan kedua orang tuanya, Lyra dan Gibran berjalan menuju garasi.

"Tumben bawa mobil Gib. Motor lu kemana?" Lyra cukup terkejut ini pertama kalinya Gibran menjemputnya dengan mobil.

"Sama abang Ly. Gua disuruh pakai mobilnya dulu beberapa hari ke depan. Enak juga kan, biar lu nya gak kepanasan."

"Yaelah Gib, biasa ae kali."

" Wkwk. Yaudah masuk, ntar telat lagi."
Gibran segera menarik tangan Lyra dan menuju ke mobil.

Di dalam perjalanan keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Tanpa sadar Lyla tertidur.

Setelah memasuki lingkungan sekolah, Gibran mencari tempat untuk memakirkan mobilnya.

"Dah sampai."
Sesaat kemudian Gibran menemukan sahabatnya tertidur pulas.

"Kesayangan gua kebo banget sih." Gibran mengelus pelan pucuk rambut Lyla dengan tertawa pelan.

Merasa terganggu Lyra pun meraih tangan Gibran untuk mencari kenyamanan.

"Astaga Ly, kebo banget emang."
Gibran melirik jam yang telah menunjukkan pukul 06.40.
5 menit lagi akan segera apel. Dengan berat hati Gibran terpaksa membangunkan Lyla.

"Ly bangun. Udah di sekolah nih."
Gibran membangunkan dengan amat hati-hati sambil menepuk pipi Lyla pelan.

Setelah beberapa kali dibangunkan, akhirnya Lyla membuka matanya. Dengan cepat Lyla mengumpulkan kesadarannya.

"Dah sampai? Kenapa gak bangunin dari tadi gib?"

"Makanya jangan kebo. Udah dibangunin dari tadi tapi kaga bangun bangun. Kirain dah modar."

"Enak aja." Lyla memukul lengan Gibran dengan tasnya.

"Sakit yang. Yaudah ayo masuk ntar lagi apel. " Setelah mengatur rambutnya yang tampak berantakan Gibran keluar dari mobil.

"Yang yang palalu peyang." gumam Lyla yang tampaknya mampu didengar oleh Gibran. Gibran terkekeh.

Lyra bergegas mengikuti Gibran menuju ruang kelas. Nampaknya kedatangan mereka telah dinanti oleh sahabat sahabat mereka.

-Tbc-







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MistakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang