Chapter 02

1K 650 377
                                    

Akhirnya update juga 😭😭ini karena banyak yang DM aku biar cepet up new version nya ❤❤

🌺Thank you so much 🌺

🌺Thank you so much 🌺

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Krak! Prang! Prang!-

Teriakan menggema diseluruh ruangan, membuat siapa pun keberisikan

Samar-samar terlihat ada sebuah kejadian berdarah...

"Ibu! Ibu!!! IBUU!!!

Tapi tiba-tiba semuanya jadi bayang-bayang...

Tring! Tringg! Triiingg!

Cahaya matahari memasuki kamar apartment Bryan yang gelap. Bryan membelakan mata nya dan mematikan jam weker yang terus berbunyi.

"Hhhh, hhhh... Hhhh..." bryan berusah menghilang kan jantung nya yang berpacu kencang.

Setelah itu bryan langsung saja masuk ke kamar mandi untuk mandi. Ia merendam dirinya di bathtub, lama kelaman seluruh badan nya masuk kedalam air.

Hampir 2 menit Bryan tidak mengeluarkan kepalanya dari bathtub.

Pikiran Bryan yang terhenti kembali tersadar ketika mendengar ponselnya berbunyi.

"Halo?" kata Bryan dengan nafas nya yang tersengal-sengal.

Tut!

"SELAMAT PAGI PANGERAN ES BATU, APA TIDUR MU NYENYAK!"

"A, apa-apaan sih kau ini?!! Kalau kupingku rusak aku akan menyalahkanmu! Ada apa?" Tanya Bryan.

"Kau sendiri yang memintaku bertemu! Jangan bilang kau lupa. Ayoo bangunn!!" Anita bermaksud memberi Bryan semangat tapi seperti nya Bryan salah mengerti.

"Tunggu dulu, kenapa nafas mu seperti itu...?"

"Berisik cebol. Kau sendiri bilang tidak ingin bertemu..." Bryan tersenyum smrik dibalik telepon.

"Huh! Entah kenapa tiba-tiba saja aku berubah pikiran. Aku mengaharapkan yang sama dengan mu! Bilang saja kalau tidak ingin bertemu! Ini kan termasuk perjanjian baru kita." Ucap Anita.

"Tidak janji pun, kita akan bisa bertemu setiap hari. Aku akan segera datang. Jangan tinggalkan aku ok!"

"Akan kutinggal kalau kau tidak muncul 5 menit lagi!" Balas Anita galak namun sebenarnya wajah nya tersenyum jahil.

Bryan mematikan ponsel nya dan segera bersiap-siap sambil terkekeh, sampai dirinya keluar rumah. Ia jadi tidak ingat hal yang tadi ia ingin lakukan.

"Berubah? Memangnya kamu yang  menentukan ku untuk berubah atau tidak. Tapi suara mu jadi lucu saat marah lewat ponsel." Ucap Bryan ketika beberapa langkah lagi sampai digerbang sekolah yang penuh dengan daun ginkgo dari pohon dibelakang sekolah.

INSIDE OUR HEARTS [Slow Update]Where stories live. Discover now