CHAPTER 12 - "YOU ARE CLOSER TO ME"

1.9K 232 14
                                    

Ethan



Apa itu tadi?" komentar Sierra kaget.

"Bukan apa-apa, paling cuma pemburu nyasar. Di sini sering gitu kok," kataku berusaha menenangkannya dan diriku, meyakinkan diriku bahwa aku mendengar seseorang berteriak demikian tadi. 

Melihat dari ekspresinya yang bingung, jelas Sierra tidak mendengar apa-apa. Namun, Javier yang berada tidak jauh dari kami sepertinya tahu sesuatu. Cowok itu mengawal Belle ke mana-mana selagi berjalan mendekati kami. 

Saat aku kira bunyi itu sudah hilang, mendadak dari atas ada sebuah batu besar yang turun ke bawah dengan cepat. Batu itu berukuran tiga kali lipat dari ukuran batu yang aku duduki saat ini,  mengarah tepat ke atas kepala kami. Spontan saja aku langsung mendorong Sierra dan juga diriku masuk ke dalam air sebelum batu itu meremukkan kami. Aku yakin Sierra bisa berenang (ya, aku melihat sertifikat lomba merenang yang dijuarainya, dan lagipula, Sam tidak bakal membiarkan adik perempuannya dibekali oleh nol talenta apalagi dengan serentetan kejadian yang telah dialami mereka), jadi tidak masalah kalau aku mendorong dia secara mendadak begitu. 

Batu besar yang tadi jatuh, dan masuk ke dalam air, satu senti dekat dengan kakiku. Untung saja kami bisa segera berenang ke atas dan melihat batu itu menghantam seorang anak yang kakinya terjepit. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak melihat ke atas, berharap menemukan sesuatu atau seseorang yang bertanggungjawab atas ini semua. Kalau iya ini memang candaan belaka atau prank demi konten Youtube, aku bakal tuntut orang gila yang nyaris membuat nyawa kami semua habis dalam sekali timpuk. 

"AAAHHH! Mama! Kaki Nino sakit!!!"

"Astaga, kita harus nolong dia, Than!" kata Sierra yang langsung berenang ke arah anak itu. Tanpa dikomando lagi aku mengikuti cewek itu menghampiri si Nino.

Anak itu meronta dengan wajah memerah. Kakinya yang satu disentakkan ke sana kemari, sedangkan yang satu terjepit batu yang tadi jatuh. Sierra yang sudah lebih dulu sampai ke sana langsung menahan badan anak itu agar kepalanya tidak tenggelam, mengingat posisi anak itu yang tertimpa batu saat sedang berenang. Aku dengan sigap langsung meminta bantuan orang-orang bertubuh besar di sekitar sungai untuk membantu menggeser batu sialan itu. Ada tiga orang bapak-bapak berbadan besar—yang sepertinya didominasi oleh lemak—lalu dua orang pemuda berbadan keceng—tapi kelihatan sekuat tiga bapak tadi—dan seorang anak seumuranku yang berbadan bongsor. 

Kami bersama-sama mendorong batu yang tidak bisa dipindahkan itu sekuat mungkin. Di detik-detik terakhir, Javier dan Belle yang sepertinya suka banget ikut-ikutan melakukan pekerjaan yang kasar-kasar begini ikut menolong kami.  Berjalan di air memang tidak enak, tapi aku harus bisa memaksa badanku untuk terus mendorong. Kaki anak itu sekarat, kalau batu itu tidak dipindahkan, bisa jadi dia di amputasi.

"Terus! Dorong kedepan! Dek, minggir kalau nggak mau celaka! Masih sayang mama papa, kan!? Masih mau nikah, kan!? Buruan minggir!" bentak bapak pertama sambil terus mendorong batu itu dan mengusir anak-anak kepo yang semakin menyulitkan usaha kami.

Aku berusaha mendorong batu itu, sekalian membantu agar kaki anak itu bisa lepas dengan cepat. Anak itu tampak sekarat, dan bibirnya pucat.

"Ethan, bisa cepat sedikit?  Badannya gemetar dan dingin sekali!" kata Sierra panik.

"Kita sedang berusaha, Sier!"

Akhirnya, setelah teriakan maut dari si Bapak Satu, batu sialan berlumut dan bolong-bolong itu menjauh juga. Sierra langsung mengamankan si anak dengan berusaha menaikannya ke atas tanah. Ibu si anak yang syok melihat keadaan anak semata wayangnya langsung menjerit saat melihat kondisi kaki si anak yang sedikit horor.

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Where stories live. Discover now