CHAPTER 11 - WHO THREW THE ROCK

2.4K 239 15
                                    

Ethan


Perutku masih terasa penuh akibat makan malam yang kelewat banyak walaupun sudah aku paksa untuk tidur.  Aku melirik Ernest dan Sam yang masih sibuk dengan gadget masing-masing, kentara sekali mereka sedang melihat Instagram seseorang yang sepertinya menarik perhatian mereka, sementara aku menyalakan TV dan berharap segera tidur karena sudah ngantuk berat.

Aku sedang melihat-lihat foto Sierra—dari HP Sam tentu saja, kalau sampai si siluman buaya itu ngamuk karena aku menyimpan foto adik perempuan satu-satunya, dia bisa mengiraku creepy stalker yang harus diasingkan sebelum adiknya jadi korban kejahatan ped... ah! Kenapa aku jadi berpikir panjang begini, sih?! Mana iya Sam berpikiran seburuk itu tentangku! —saat aku mendengar berita di TV yang mendadak muncul. Dan judul berita itu lagi-lagi membuatku kaget.

Seorang anak menghilang saat sedang bermain bersama seekor kucing. Orang tua korban panik.

"What the f-."

"Apa-apaan? Jaga mulut dong udah malem nih," kata Ernest saat mendengarku nyaris mengatakan mutiara hitam itu.

 Aku tidak memedulikan Ernest yang kembali sibuk dengan ponselnya. Ini adalah berita keempat yang aku lihat, dengan topik dan masalah yang sama, yaitu anak yang hilang saat sedang bermain dengan seekor kucing. Saking seringnya masuk berita, anak-anak sampai rela mengikuti akun-akun gosip yang dengan sigapnya melakukan pekerjaan mereka untuk membuat berita-berita itu viral. 

Beberapa akun yang mendadak seakan dipegang oleh sekelompok Sarjana Konspirasi dan Teori Tidak Masuk Akal tiba-tiba mengutarakan serangkaian teori yang memicu perang mulut di kolom komentar. Ada sebuah teori yang mengatakan kalau kasus penganiayaan kucing beberapa waktu yang lalu yang dilakukan oleh oknum mahasiswa membuat si tersangka dan antek-anteknya merasa terpojok lantaran videonya diviralkan, sehingga jumlah followers nya terjun bebas dan direct message nya penuh dengan umpatan-umpatan pedas, lalu mereka mulai mengambinghitamkan para kucing malang itu seakan-akan kucing-kucing itu sengaja dilepas sepagai umpan agar si korban akhirnya datang sendiri pada si penculik dan berakhir raib bagai di telan bumi. 

Teori yang lain mengatakan kalau sang penculik memang memelihara puluhan kucing dan akhirnya memutuskan telah lelah dengan bau urin kucing-kucingnya (dan kehabisan dana untuk biaya perawatan peliharaannya itu) dan mulai melepas kucing-kucing itu ke jalanan, yang jelas saja menarik perhatian anak-anak kecil karena sebagian besar dari mereka suka kucing, lalu terlintaslah sebuah ide cemerlang untuk menculik mereka agar dapat meminta uang tebusan untuk dapat merawat kembali puluhan kucingnya. 

Namun ada juga yang malah membahas topik yang jauh banget dari topik yang sedang dibicarakan, seperti seorang cowok yang terang-terangan bilang kalau dia bakal pergi ke minimarket terdekat untuk membeli keripik kentang dan menawarkan kepada yang lain barangkali mereka mau titip sesuatu. 

Yang satu itu langsung dapat kecaman dari netizen.

Omong-omong, foto si anak yang menjadi korban dipajang terang-terangan. Seorang gadis kecil bermata superbesar dengan poni rata yang kelihatan imut banget, dia memegang boneka Donald Duck yang tidak kalah lucu. 

"Siapa tuh? Heboh banget dari kemarin. Tapi kok mukanya beda," celetuk Sam sambil bersandar.

Aku langsung duduk tegak saat mendengarnya. "Dari kemarin? Mukanya beda? Apa maksudmu?"

Sam melirikku, masih dengan lirikan tajam dan kejam khas nya yang sampai sekarang masih membuatku deg-deg an sendiri.

"Berita soal anak hilang saat bermain bersama seekor kucing terkutuk itu sudah heboh sejak dua hari yang lalu, memang kamu nggak lihat berita? Tadi pagi aja ada lagi satu anak yang hilang. Gila, lagi booming banget ini."

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang