/1/
Pada malam yang di kelilingi angin dingin,
kau bercerita padaku tentang sepasang angsa
yang saling berenang perlahan mendekati.
Mereka mencoba melempar janji suci.
/2/
Setelah berhari-hari yang panjang di lalui, si betina pun mati.
Meninggalkan angsa jantan seorang diri.
Si jantan pun meratapi betina yang ia cintai tak kunjung membuka mata lagi.
Ia masih saja setia menunggu si betina di sisinya,
menjaga tubuh betina itu hingga habis oleh waktu.
/3/
Meski si betina telah pergi dan sudah tak bisa
menemaninya lagi berenang kesana-kemari.
Ia tetap memeluk janji saat pertama mereka berseri-seri.
Tanpa sedikitpun ingin mencari angsa pengganti.
/4/
Aku hanya mengangguk-ngangguk mendengar ceritamu.
Kau pun membalas dengan senyum malu, kemudian berucap
"Jika aku pergi, kamu tetap menantiku kembali atau pergi ke lain hati, ya?"
/5/
Sial, kini malah aku yang tersipu malu.
YOU ARE READING
Fana
PoetryFana selalu menyertai kita. Menciptakan bahagia, lalu hilang seketika menyisakan luka-luka yang menyayat mata.