S A T U

19 2 0
                                    

Pagi ini, Nadin bangun dari tidurnya saat jam alarm di kamarnya berbunyi.

Ia lalu bangkit dan bergegas mengambil handuk yang tergantung lalu segera masuk kedalam kamar mandi.

Tak butuh waktu lama, Nadin sudah keluar dengan seragam SMA yang melekat pada tubuhnya.

Ia lalu berjalan menuju meja rias dan mengeringkan rambutnya menggunakan hair dryer dan memoleskan sedikit bedak bayi kewajahnya.

Setelah merasa puas dengan wajahnya, Nadin mengambil tas yang ada di meja belajarnya lalu mengambil sepatu dan segera membuka pintukamarnya.

Nadin menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan berhenti di tangga terakhir lalu memakai sepatu yang sedari tadi di pegangnya.

Setelahnya dia menuju dapur mencari seseorang lalu mendapati Nadia bundanya sedang menyiapkan sarapan.

"Bun,Nadin berangkat yah" Ucapnya mengambil sepotong roti yang sudah dioleskan selai di atasnya.

"Gak sarapan dulu syang?" 

"Ini udah ada roti bun" katanya lalu menyalimi tangan kanan bundanya.

"Ohiya, Abang mana?ayah juga mana?"tanya Nadin bingung karna sedari tadi hanya ada dia dan bundanya didapur

"Abang udah berangkat barusan, kalau ayah masih siap-siap di kamar"jawab Nadia bingung melihat Nadin seperti orang dikejar anjing.

"Kamu kenapa sih?"

"Lagi buru-buru bunda, Nadin pengen pilih tempat duduk dekat jendela di kelas nanti"Ucapnya dengan senyum anehnya lalu berlari kecil menuju tangga rumah karna di sana sudah ada samudra dengan setelan jasnya. terlihat tampan walaupun di usia yang tidak muda lagi.

"Ayah berangkat yuk"

"Lah?Abang mana?" tanya samudra bingung

"kata bunda, udah berangkat"

"Yaudah, ayo" ucap samudra lalu merangkul putrinya kembali kedapur untuk pamit kepada istrinya.

"Sayang, aku berangkat yah"

"Lah?gak sarapan dulu?"

"Gak usah, nanti di kantor aja"

"Yaudah deh" kata Nadia lalu menyalimi tangan samudra dibalas kecupan singkat dikeningnya,di ambah nadin mengecup pipi kanannya.

"Assalamualikum bundaaa"teriak nadin setelah keluar dari pintu utama namun masih di dengar dengan jelas oleh Nadia di dapur.

"Waalaikumsalam"balasnya

"Punya anak kok bar-bar banget sih"sambung Nadia dengan voume pelan sambil menggelengkan kepalanya.

***

Setelah pamit pada samudra, nadin berlari kecil menyusul mira dan amel sahabatnya yang sudah menunggu di gerbang sekolah sambil melambaikan tangannya.

"Masuk yuk" ajak Nadin setelah merangkul kedua sahabatnya.

"Yuk,gak sabaran gue mau milih kelas bareng kalian lagi" jawab amel balas merangkul Nadin di sampingnya.

Hari ini adalah hari pertama mereka menjadi murid kelas XI di SMA Arkana.

Persahabatan mereka sudah terjalin dari SMP mereka selalu berekolah disekolah yang sama,sebenarnya masih kurang satu, yaitu Iwan, sepertinya dia terlambat.

***

Setelah memilih kelas, akhirnya mereka menetap di XI MIPA 3.

Mereka duduk didekat jendela, bagi murid di SMA Arkana duduk di dekat jendela adalah Anugrah dan keberuntungan untuknya, bagaimana tidak?mereka bisa langsung melihat para pentolan sekolah jika sedang bermain basket.

Di kelas, Nadin duduk dengan amel di bangku ketiga dari depan, di depannya ada Mira dengan Iwan.

***

Setelah berkenalan dengan sebagian teman-teman sekelasnya, Nadin dkk kembali duduk di tempatnya.

Tak lama setelahnya, seorang guru masuk disusul empat murid berpakaian osis.

Sekolah arkana memang sangat luas. sekolah ini milik Arkan dan Nadin,dua bersaudara. Wajar saja mereka tidak mengenal murid-murid yang masuk,  kecuali Arkan yang Notabenya Kakak kandung Nadin.

"Pagi anak-anak"sapa bu retha, wali kelas baru Nadin dkk

"Pagii buu" jawab murid kelas XI MIPA 3 serempak

"Mungkin di sini masih ada yang belum kenal dengan ibu, perkenalkan nama ibu Retha Maghfirah, Wali kelaas baru kalian" ucap ibu retha memperkenalkan dirinya sambil menunduk di akhir kalimatnya.

Ia lalu melirik anak osis memberi tanda untuk mereka mengambil alih.

"Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh" ucap Arkan selaku ketua osis SMA Arkana

"Saya selaku ketua osis ingin mengajak adek-adek sekalian untuk bergabung ke organisasi kami, sekertaris saya akan membagikan formulir. Bagi yang berminat silahkan isi formulirnya dan bisa di kumpul besok di ruang osis"  ucap arkan sambil membantu Rini selaku sekertarisnya membagikan formulir.

Saat arkan hendak melewati bangku Nadin, Nadin mengeluarkan suara.

"Tega banget adek sendiri di tinggal ke sekolah" Sindir nadin dengan suara yang dibuat sepelan mungkin sambil melirik sinis arkan

"Salah sendiri keboo" jawab arkan dengan suara pelan sambil mengeluarkan lidahnya mengejek nadin

Membuat nadin menginjak kaki nathan dan nathan yang mengerang kesakitan membuat seisi kelas mengalihkan mata mereka menuju asal suara.

Nathan yang dilihat pun kikuk dan meminta maaf

"Rasain" ledek nadin namun arkan hanya mencubit pelan pipi kirinya lalu kembali berjalan membagikan formulir pendafaran osis.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WannaWhere stories live. Discover now