CHAPTER 6: HARVEST QUENTINE

3.1K 248 21
                                    

JAVIER


Setelah berkumpul bersama Carlo, Bri, dan Ethan, aku segera bergegas ke rumah Sierra untuk menjemput Sam, Sierra, dan Belle sepupunya. Sudah jam tiga kurang dan Ethan masih sibuk makan pisang gorengnya. Setelah memaksa cowok itu dengan mengompori dia menggunakan nama Sierra, dia langsung sigap dan dalam hitungan menit kami sudah berada di depan Sierra.

Hari ini Sierra terlihat cantik seperti biasanya, dengan rambut yang digerai dan tampak bergelombang, serta wajah putihnya yang membuat dia terlihat seperti Ratu Es. Dia tersenyum lalu menyuruh kami menunggu sebentar untuk dia mengambil koper-kopernya. Belle kemudian keluar dengan wajah fresh, membuat Bri langsung kleper-kleper di sampingku.

"Pagi, Belle. Udah mandi?"

Aku menyenggol cowok itu.

"Lo bodoh apa dungu? Ya jelas udah lah, memangnya dia lo yang mandi tiga kali seminggu?"

Bri melotot ke arahku. "Apa-apaan lo? Ya biasanya kan ada orang yang pagi-pagi gini males mandi. Gue misalnya."

Kami semua kontan menoleh pada cowok sok sixpacks itu.

"Jadi lo belum mandi, Bri? Pantes aja tadi di mobil ada bau durian busuk gitu," sahut Ethan sambil membantu Sierra mengeluarkan kopernya serta Sam.

"Enak aja! Lo nyamain gue sama durian busuk? Gue buah anggur! Keren, berkelas, agung!" bentaknya sambil menoleh ke kanan dan kiri. Belle hanya geleng-geleng kepala melihatnya.

"Sudahlah, jangan berdebat soal durian busuk sama anggur yang berkelas. Kita berangkat yuk, Sam udah keluar tuh," kata Belle lalu segera masuk ke mobil bersama Carlo dan Ethan serta Sierra.

"Hei, Jav. Gimana kabarmu?" tanya Sam tiba-tiba.

Aku nyaris melompat karena kaget, tapi segera memasang ekspresi kerenku lagi.

"Baik, Kak. Cuma sedikit ngantuk aja," jawabku sambil tersenyum dan berjalan ke mobil bersamanya.

Sam makin lama makin berubah. Dia menjadi lebih friendly pada aku dan anak-anak. Dulu dia sangat protektif terhadap Sierra, sedikit-sedikit yang diperhatikan adiknya itu, tapi sekarang sejak kami berteman baik dengan si galak ini, kami jadi bisa dekat dengan dia maupun adiknya itu tanpa ada batasan. Apalagi untuk Carlo dan Ethan yang sudah lama naksir Sierra.

Dan mungkin aku juga.

"Sama. Nanti tidur aja di mobil. Perjalanan bukannya tiga jam?"

Aku mengangguk. Setelah kami semua berada didalam  mobil Ethan yang besar, kami segera berangkat. Hari masih gelap, masih jam tiga pagi, dan kami sudah pergi bagaikan tante-tante girang yang sedang menanti "pekerjaan" subuh-subuh seperti ini. Sialan, jadi kebayang wajah tante-tante itu. Aku memutuskan untuk bertanya saja pada Ethan.

"Di villa-mu ada siapa aja, Than?"

Ethan membetulkan spion-nya. "Iya, di sana cuma ada pembantu dua, satpam dua, tukang kebun dua, dan koki di belakang dua. Sama satu sepupuku yang baru pulang dari Singapura. Dia sendiri di sana, liburan. Minggu depan dia udah balik lagi ke Singapura, ngurusin kerjaan papanya."

"Semua kok serba dua? Jadi si sepupumu itu sendiri di sana?" tanya Carlo.

Ethan mengangguk. "Makanya aku ngajak kalian ke sana, sekalian ngenalin kalian sama dia. Kasihan, dia kesepian banget gitu."

"Ya, setidaknya dia punya pacar kan, nggak kayak beberapa orang di sini yang masih jomblo," sahut Bri ogah-ogahan.

"Ceileee, lo frustrasi ya nggak punya pacar?" goda Carlo dengan ekspresi aneh yang jarang sekali dia tunjukkan.

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang