E P I L O G U E

10.7K 765 84
                                    

Bunyi dentingan gelas terdengar di seluruh ruangan. Ruang makan yang biasanya sepi itu menjadi ramai dengan kehadiran seluruh anggota keluarga Ares. Mereka datang berbondong-bondong demi menghadiri pertemuan penting yang dimulai dengan jamuan makan malam mewah.

Ray Adamaris, berambut ikal sebahu dengan raut wajah tenang namun tegas terlihat sibuk berdiskusi dengan salah seorang koleganya.

Frederick Travis, dengan alis tebal dan kulit putih sedang mencicipi belasan jenis makanan di hadapannya, sesekali ia tertawa ringan menanggapi pernyataan orang-orang di sekitarnya.

Jovanna Ivanka, kerutan-kerutan di wajah hangatnya tidak dapat menutupi aura bijak yang mengudara di seluruh ruang makan.

Dua menantu.

Beberapa orang yang tidak pernah terlihat sebelumnya.

Hampir seluruh meja makan penuh dengan hidangan yang telah dimasak oleh koki terbaik di kota. Beberapa hidangan appetizer yang pastinya bakal membuat setiap orang di ruangan gigit jari, dua mangkuk berisi artichoke dip dan pretzel pizza roll, hidangan-hidangan utama dari bahan dasar seafood dan daging merah, hingga hidangan penutup seperti chocolate mint bars dan vanilla cheesecake dan beberapa mixed-juice diletakkan di atas meja.

Keluarga besar itu menikmati hidangan sambil sesekali bercanda gurau. Leena dan Sam duduk berdampingan, tampak sibuk membicarakan sesuatu yang berbau olahraga. Xena duduk di sebelah Patrick dan sedang mengomentari makanan-makanan yang dihidangkan. Ray dan Frederick sibuk membicarakan perkara hubungan bisnis mereka yang selalu terjalin. Beberapa orang lain yang tidak dikenal, kemungkinan besar adalah rekan-rekan keluarga dan kolega dari para ayah, Ray dan Frederick, juga sibuk berbicara sendiri.

Di sisi sebelah kiri, kursi keempat dari depan, Veata duduk sambil memakan sebiji apel, yang langsung ia tawarkan ke Xena, si pecinta Apel sejati.

Selama sepuluh menit setelah hidangan makan malam disajikan, semua orang di ruangan itu sibuk berbincang-bincang sendiri. Lalu, Jovanka, panggilan akrab Jovanna, mengangkat gelas kacanya dengan tangan bergetar dan mendentingkan pisau kecil di permukaannya, menciptakan alarm kecil yang membuat semua perhatian orang di ruangan itu tertuju padanya.

Wanita berambut putih itu tersenyum. Ketika ia berbicara, tidak satu pun orang di ruangan itu yang berani mengucapkan sepatah kata, menunjukkan rasa hormat yang penuh pada istri mendiang Patrick Ares itu. Tatapan matanya masih memancarkan kedamaian, seperti belasan tahun lalu semenjak Ares dibentuk. Cantik, itu mungkin yang dipikirkan semua orang. Gerakan tubuhnya begitu mantap, membuat semua orang di meja makan itu ragu akan usianya yang hampir menginjak kepala tujuh.

"Selamat malam, semuanya," Jovanka menyambut semua orang yang ada di ruangan itu dengan suara serak yang terdengar lembut, "bukan suatu kebetulan kita semua berkumpul di sini. Seluruh hidangan di depan kalian bisa disantap, boleh dimulai dari yang mana saja. Dan selagi kita makan, kita akan membahas sebuah perkara penting yang terjadi diantara keturunan Ares yang termuda."

Jovanka lalu menyuruh Leena yang duduk dua kursi di sebelahnya berdiri.

"Leena Adamaris, anak perempuan dari Ray Adamaris."

Jovanka beralih ke Sam, menyuruhnya melakukan hal yang sama dengan Leena.

"Samuel William, anak dari mendiang Ivan William yang telah meninggal tiga tahun yang lalu."

Lalu Xena yang berdiri malu-malu. "Xena Adrianna, anak dari mendiang Leon Adrian yang telah meninggal dua tahun yang lalu."

Jovanka tersenyum manis pada Xena, lalu beralih ke Veata dan Patrick, menyuruh mereka berdua berdiri.

TRAPPED : "The Runic Forest" (2013)Where stories live. Discover now