CHAPTER 1: ONE GOOD DAY

5.3K 326 37
                                    

 Previously on Paranoid

Berkat sebuah mall yang kosong, Ethan dan kawan-kawannya berhasil menemukan keberadaan rival berat mereka, Cerveau Bang, beserta dengan pemimpinnya, Jacqueline dan Harrison Mo. Mereka terlibat dalam perkelahian sengit yang menyebabkam beberapa anggota terluka. Sesuai dengan target awal mereka, Sierra lah yang dijadikan korban. Berhasil menculik dan nyaris meracuni cewek itu, Ethan dan Carlo terbawa emosi. Cerveau Bang tidak mau melepaskan mereka dengan alasan dendam yang belum terbalaskan. Dengan bantuan seseorang yang tidak mereka duga akan ikut terlibat dalam kasus ini, Pak Evan rupanya adalah ayah dari Alan Valentino, murid baru yang masuk ke Victory Plus. Saat mereka sedang berada di ambang jurang, mendadak sekelompok orang berpakaian serba polisi mengepung tempat itu. Tapi setelah perjalanan berlanjut, Sierra bukanlah korban utama. 

Di saat Jacqueline Mo memiliki urusannya sendiri dengan anak dari Ivan Laney tersebut, rupanya salah satu anggota memanfaatkan posisi keanggotaannya di Cerveau Bang sebagai wadah untuk mencapai tujuan pribadinya. Alan, yang tidak lama menjadi murid di Victory Plus setelah kabarnya dikeluarkan dari sekolah sebelumnya, mengejar seseorang yang tidak lain adalah teman Sierra sendiri, Callensy. Akibat peristiwa di masa lalu, Alan rela mengejar Callensy sementara cewek itu merasa terlalu diikuti oleh Alan. Namun Alan bukannya ingin menganggu Callensy. Sebaliknya, dia hanya ingin meminta maaf atas peristiwa bertahun-tahun yang lalu saat mereka masih kecil. Tidak percaya dengan semua yang terjadi, Callensy nyaris meregang nyawa di tangan Jacqueline dan salah seorang teman sekelasnya yang iri dengan hubungannya dengan Ricco, mengakibatkan hidupnya terancam. Tapi seperti yang dikatakan Alan, dia hanya ingin meminta maaf sekaligus melindungi Callensy. Alan meninggal setelah melindungi Callensy dari serangan mendadak orang yang ingin menyelakainya. 

Kisah berakhir dengan kondisi kritis Sierra di rumah sakit dan bagaimana kakaknya, Sam, amat mengharapkan Jacqueline mendapatkan penanganan khusus setelah berhasil kabur dari penjara. 

• • •

Ethan

Hal paling menyenangkan yang pernah kualami sepanjang hari ini adalah berada bersama seorang cewek dengan senyuman termanis yang pernah kulihat seumur hidupku. Maksudku, ayolah, cewek ini sukses membuatku jatuh hati dan melupakan segala sesuatu yang ada di sekelilingku. Setelah hampir setengah tahun yang lalu, Jacqueline dan gerombolan sok kerennya kembali lagi bagaikan tamu tak diundang, membuatku terpaksa menghadapi mereka, dan nyaris membuat nyawa Sierra melayang, kami sudah bisa kembali bernapas lega untuk yang kesekian kalinya. Setidaknya, Sierra dapat memulihkan tubuh dan kami-kami dapat mengistirahatkan jiwa kami kali ini.

Yep, bicara soal memandangi wajah cewek termanis, aku sedang duduk di atas sebuah mobil bersama Sierra, berdua saja. Aku memutuskan untuk mengajaknya melihat-lihat pemandangan yang bagus. Untung saja dia mau, jadi aku tidak perlu menghadapi Sam, kakaknya yang garang banget itu. 

"Ternyata kamu memang tahu tempat yang bagus ya, tidak salah aku percaya dan ikut sama kamu," kata cewek itu sambil tersenyum padaku. "Aku kira kamu bakal bawa aku ke rumah Carlo atau Callen aja."

Aku mengangkat kedua tanganku. "Aku selalu tahu seleramu."

Dia hanya tersenyum sambil kembali memandangi matahari yang nyaris terbenam.  Rambutnya yang tertiup angin memberi nilai tambah bagi wajahnya yang cantik. Selain itu, pembawaannya begitu kalem dan tenang, seakan-akan dia hampir tidak pernah marah seumur hidup. Sesuatu yang selalu menarik perhatianku. Ketika dia tersenyum, aku pun tersenyum dalam hati, bersyukur kepada Sang Pencipta telah mengizinkan jalan kami bertemu.

"Hari sudah mulai gelap, Than. Mau pulang?" tanyanya tiba-tiba.

"Whatever you want, Sier," kataku sambil turun dari atap mobil yang malang dan membantunya turun.

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant