EXORDIUM

3.8K 317 10
                                    

PROLOGUE



"Berkomplot dengan iblis, maksudmu?"

Aku berusaha mengendalikan diri dengan memerhatikan lingkungan sekitarku yang kumuh dan tidak terlihat dapat menyelamatkanku dari situasi ini. Lebih buruknya lagi, aku sendiri. Kalau aku tidak bisa menyelamatkan diriku, tamat riwayatku.

"Banyak manusia yang berkomplot dengan iblis seperti katamu, jadi jangan katakan itu dengan nada seolah-olah kamu orang paling suci di planet ini," balasnya kemudian. 

"Kami semua hanya menginginkan liburan yang menyenangkan. Kenapa sekarang aku bertemu denganmu lagi?" 

"Kamu kira aku berharap bertemu denganmu? Kalau bukan karena tugas, aku nggak akan sudi berurusan dengan kalian lagi."

Terdengar bunyi keras yang memekakkan telinga kemudian, membuatku tersentak mundur dan bersatu dengan tembok rusak di belakangku. Sosok di hadapanku juga menoleh ke segala arah, memeriksa dan memastikan tidak ada yang mengetahui lokasi kami. Kemudian, sebelah tangannya yang memegang sebilah pisau diarahkannya padaku, lengkap dengan ancaman yang membuatku terpojok.

"Kamu sudah tahu apa yang kuminta, lakukan saja dengan cepat dan kita akan pikirkan keringanan hukuman untukmu."

"Hukuman?" 

Aku tertawa.

"Ada yang lucu dengan hukuman?"

"Lucu kalau kamu yang mengatakannya, seakan-akan aku sudah melakukan perbuatan dosa yang tak termaafkan. Kutegaskan sekali lagi, apa yang terjadi pada masa laluku nggak ada kaitannya lagi denganku. Jadi daripada membuang waktu mengorek informasi dari orang tak berguna sepertiku, lebih baik ampuni aku."

"Berbicara denganmu membuatku lelah."

Tonjokan ke sekian kembali mendarat di wajahku, diikuti dengan tendangan, pukulan, dan hantaman lainnya yang membuat tubuhku kian melemah. Kalau aku terus bertahan, mungkin aku tidak akan bisa melihat matahari pagi lagi. Apa aku pura-pura pingsan saja agar dia berhenti? 

"Kamu beruntung aku yang ditugaskan untuk menekanmu. Kalau dia yang datang, kamu sudah pasti habis."

"Dia?" tanyaku. "Dia siapa?"

"Seseorang yang dekat denganku."

Aku berusaha berpikir sembari memulihkan diri. Siapa gerangan yang dia maksud?

"Lantas apa hubungannya dengan semua teman-temanku yang lain? Mereka hanya menginginkan liburan yang lancar. Setahuku, mereka tidak salah apa-apa."

"Terkadang, kebodohanmu sungguh menakjubkan. Kamu selalu melewati potongan besarnya kalau hidup kalian bagaikan puzzle. Kalian kira, kalian sudah melengkapi semua lubangnya?"

Aku termenung mendengar ucapannya.

"Ketika kalian pikir kalian sudah selesai, kalian baru saja memulai lagi. Dari semua yang ada di luar sana, kamu termasuk yang paling observatif. Pikirkan sesuatu kalau ingin ini semua berakhir."

Aku baru saja ingin menjawab, ketika sosok lainnya masuk ke dalam ruangan, menyebabkan sosok pertama yang menemaniku langsung pamit dengan wajah muram. Dengan aura baru ini, aku sekarang mengerti kenapa dia bilang aku beruntung diurus olehnya.

"Sudah puas sesi curhatnya?" tanya orang itu dengan suara yang jauh lebih mengintimidasi.

"Belum sih. Berhubung kamu masuk menggantikannya, boleh juga kalau kita lanjutkan sesi curha--"

Sebelum aku sempat menyelesaikan ucapanku, wajahku sudah ditonjok olehnya, membuat kepalaku berputar pusing dan berharap kesadaranku dicabut saja. 

"Seharusnya, kalian tidak datang kemari kalau ingin hidup kalian baik-baik saja untuk sementara. Sekarang, kalian harus mengorbankan seseorang yang tidak bersalah. Bocah-bocah malang. Hidup kalian akan lebih menderita mulai hari ini."



STATUS: EDITED. 

TFV Tetralogy [3] : Lego House (2014)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang