CHAPTER 25 (FINAL) : THE REST OF THE DAY

3.3K 309 18
                                    

Javier Liem

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Javier Liem

Mendengar cerita Callen tentang kehidupan Alan yang sebenarnya membuatku nyaris menitikkan air mata. Oke, dia tidak datang dari keluarga tidak punya, dan oke, dia bukannya sakit keras sehingga akhir hidupnya dipakai untuk meneror orang. Tapi bagaimana ketulusan dia menyukai seseorang bahkan sampai dia rela melindungi orang itu walau orang itu menganggapmu musuh sekalipun. Entah kenapa, di telingaku itu terdengar amat menyentuh dan baik. Memang, dia salah banget sudah meneror orang dan memutuskan untuk terlibat hanya untuk mencapai keinginannya, kalau pun dia harus di penjara, aku bakal mendukung banget. 

But we're talking about how cool it is for a person to have such kindness even in the darkest soul. 

Seperti di dalam sisi terkelam seseorang, dia pasti memiliki sisi terang yang tidak bakal terlihat kalau dia tidak mau menunjukkannya. Dan Alan menunjukkannya. 

Kemudian dia pergi, dan sepanjang perjalanan kembali ke rumah sakit, aku bisa melihat Callen menangis di pundak Ricco dan sesekali berpindah ke pundakku kalau Ricco mulai mengaduh kesakitan akibat luka tusukannya. Sementara Ethan di depan asyik mengobrol dengan si polisi pengabar kematian Alan. 

Setibanya di rumah sakit, kami langsung menyuruh Ricco mendekam di ruang perawatan sementara Callen mendapat penanganan khusus bagi luka tusuknya yang untung saja tidak fatal (makanya dia masih bisa menangis-nangis sepanjang perjalanan, nih, bekas air mata dan ingusnya aja masih menempel di bajuku). Sementara aku dan Ethan langsung menuju kamar tempat Sierra dirawat. 

Belum selesai aku berbincang dengan Ethan dan pihak rumah sakit, bulu kudukku meremang sendiri tatkala melihat sosok wanita berwajah seram muncul dari balik jendela. Untung saja, aku mengenali identitasnya. Aku akhirnya meminta izin keluar dari ruangan itu untuk menemui Irva yang tampaknya sudah menungguku daritadi. Kukatakan padanya bahwa memang Harrison lah yang sudah melakukan ini semua. 

Irva terlihat senang karena aku sudah berusaha jujur dan mengerahkan segala kemampuanku. Sebenarnya masih ada banyak pertanyaan yang berkelebat di kepalaku, mengenai bagaimana bisa Irva berhubungan dengan Harrison, atau berapa banyak lagi korban yang ditimbulkan dari kekacauan yang dibuat oleh Harrison, tapi, saat ini aku benar-benar tidak ingin memikirkan hal itu. Satu masalah baru saja selesai, dan ada baiknya kalau aku menikmati sisa hari ini dengan damai tanpa gangguan kesialan apa pun. 

Walaupun begitu, aku tetap menemui Irva. 

"Maaf sudah merepotkan, terima kasih sebelumnya karena kalian sudah membantu kami secara tidak sengaja," katanya sebelum pergi. "Semoga kamu memiliki hidup yang baik dan damai. Dan terima kasih telah mau repot-repot melakukan ini semua. Aku akan bereskan sendiri masalahku dengan Harrison, temanmu telah membantuku lewat kotak yang dibawanya, itu sudah lebih dari cukup untuk membuatnya dituntut. Sekali lagi, terima kasih, Javier."

Dan ya, Irva dan rekan-rekannya hilang begitu saja dan sejak saat itu, aku tidak pernah lagi melihat mereka muncul di sekolah. Ternyata perasaan paranoid yang dialami Ricco dan Callen hanya karena mereka terlalu takut akan sesuatu. Mereka merasa ada yang memerhatikan padahal sebenarnya tidak. Atau memang iya? 

TFV Tetralogy [2] : Paranoid (2013)Where stories live. Discover now