PART 1

105K 2.4K 65
                                    

                                                NAGITA

        " Kok  pada  belum  tidur  sih?" tanyaku, pada  sekumpulan  anak  kecil  yang  sedang  asyik  bermain  di  halaman  bunga. " Sekarang  kan  sudah  jam 20.00 w.i.b?? Ayo  tidur  sana, ntar  diculik wewe  gombel  loh" rayuku

" Males  ah Mbak" celetuk Ryan. Penghuni  Panti  yang  berbadan  paling  besar  sekaligus  tua  di antara  teman-temannya. " Masakan  jam  segini  kita  disuruh  tidur  sih, lagian  hantu  zaman  sekarang mana  ada  yang  serem. Kalo  kanalikluknya  aja  sama  cakepnya  kayak  Julia  Perez"

Ucapan  Ryan  barusan membuat  teman-temannya, adik-adikku  sesama  penghuni  Panti tertawa  terpingkal-pingkal, nggak  terkecuali  aku.

" Kok  Ryan  ngomongnya  begitu  sih. Lagipula, kanalikluk  itu  apa?" tanyaku  penasaran.

"Mbak  Gita  beneran  nggak  tau?" Lia, si  mungil  secantik  malaikat  dalam  cerita  dongeng  dan masih  berusia 6 tahun  balik  bertanya. Kedua  bola  mata  hitamnya  yang  cantik  melebar  karena  kaget.

" Tidak" aku menggeleng  pelan.

Tawa  ketujuh  anak  kecil  di  depanku  meledak. Bersama-sama  mereka  menjawabku. " Kanalikluk  itu  KUNTILANAKKKK...." teriakan  mereka  seperti  paduan  suara.

" Ihihihihihihihihihihihi......................." Terdengar  suara  cekikikan  nyaring  yang  bisa  membuat  bulu  kudukku  merinding mendadak  muncul di  antara  sesemakan  lebat  serta  pohon  mangga  raksasa  di  ujung  kanan  taman.

Refleks, aku  dan  Ryan  yang  tadinya  berjongkok  segera  berdiri. Kemudian, secara  mengejutkan  sesuatu  berwarna  putih melesat  cepat  di  depan  kami. Ryan  dan  anak-anak menyadari  pertama  kali, spontan  mereka  menjerit  kencang, meneriakkan  kata-kata  seperti  HANTUUUU. Lalu  berlari  tunggang  langgang masuk  ke  dalam  rumah  Panti.

Aku  nyaris melakukan  hal  yang  sama  dengan  adik-adikku, andai  saja  aku  tidak  melihat  sebuah  benda  menarik  perhatianku  di  bagian  bawah  kakinya.

Mr.Popo ( Pocong) di  hadapanku  bergerak  cepat, melompat-lompat  sambil  terus  tertawa  sok  mengerikan. Aku  berjalan  ke  arahnya  dan  meraih  kunciran  di  atas  kepalanya  lalu melucuti  bagian  atas  kain kavan  Tuan  Pocong  KW  ini.

" Nah  ya, ketahuan  kamu. DANANGGGGGGGGGGGGGG...................." teriakku, sambil  menjewer  telinga  pemuda  yang  berpura-pura  menyamar  sebagai  Pocong  di  depanku  ini.

" Ampun...ampun  mbah...eh  mbakkk...ampunnn...." dia memekik, meringis  kesakitan.

" Kamu  tuh  ya, umur  sudah  kepala  dua  tapi  kelakuan  kayak  anak TK nol  besar  sajaaa" ceramahku  tepat  di dekat  lubang  telinga  Danang. Biar  kapok  dia.

" Ampunnn Git....soriiiiii....tapi  kalau  tidak  begini,  anak-anak  tak  bakal  masuk  ke  rumah  kan?" kata  Danang.

Aku  terdiam. Dia  benar  juga.

Melepaskan  jeweranku, aku  pun menjawab. " Ya  sudah, kali  ini  kamu  ku maafkan  tapi  lain  kali  awas  ya  iseng  lagi  seperti itu. Cara  kamu tidak benar  tuh,untung  adik-adik  kita  tak  terkena  serangan  jantung"

" Iya  deh....ampun my princess. Maapin  Danang  yah  cakep....senyum  dong, ntar  cantiknya hilang  lagi" celetuk  Danang, merayu  memegang  daguku.

CONTRAMANDE WIFE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang