Part 1

23.7K 498 50
                                    

“Makanya, selingkuh biar nggak kesepian malam minggu gini.”

“Diam deh...”

“Ishh gue tahu, Bella kan nggak mungkin selingkuh dari Edward-nya.. Aww...”

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, gadis ini mengaduh kesakitan karena cubitan di pinggangnya. Melotot kesal ke arah gadis yang duduk di sampingnya.

“Kalo gue lepas setir dan kecelakaan...”

“Nggak usah drama deh, Steph!” Bella memutar matanya kesal karena melihat reaksi temannya ini yang selalu over menurutnya. “Turunin depan aja, ada cafe baru katanya.”

Gadis yang di panggil Steph ini-pun melirik sekilas dan menggelengkan kepalanya singkat. Temannya ini bisa dibilang sudah mempunyai pacar, tapi kehidupannya bahkan seperti gadis yang tidak mempunyai pacar. Tsk!

“Lo yakin nggak mau ikut gue sama James?” tanya gadis yang bernama Stephanie ini, “Lumayan, gue kenalin deh sama temen deket James, dari pada lo,”

“Steph, please!” potong Bella cepat.

Dia tidak mau menyalahkan temannya ini karena sudah berulangkali Stephanie bahkan sudah mengenalkannya pada teman-temannya yang mungkin bisa saja ia jadikan semacam, gebetan-lah atau teman hang-out. Tapi, dia bukan type gadis yang begitu mudah mempermainkan perasaan. Walaupun perasaannya sering dipermainkan oleh pacarnya sekarang. Akhirnya, hanya sebatas teman-kenal-saja pada kebanyakan cowok yang dikenalkan padanya.

Mengingat Daniel, lagi. Tapi, herannya perasaannya sudah tidak sesakit dulu jika mengingat begitu bodohnya dia. Sudah setahun belakang, bahkan Daniel yang-masih-berstatus-pacaranya lebih mementingkan sahabatnya yang... sedang berjuang melawan maut karena penyakit.

Tapi, setidaknya dia menikmati masa-masa indah hidup tanpa seseorang yang terlalu dekat dengannya, hingga ia bisa pergi kemanapun tanpa ada gangguan. Walaupun saat malam minggu seperti ini, teman-temannya yang lain semua keluar dengan pacarnya masing-masing.

Hmm! Menyedihkan...

“Bellvania!!!”

Bella tersadar dari lamunan ketika teriakan khas temannya ini berdengung di telinganya. Kebiasaan.

“Ish. Iya, gue denger Stephie!” balasnya tidak mau kalah.

“Lo nglamunin kudaniel lagi? Tsk. Cowok banci kayak dia nggak usah dipikirin. Lo sih, kelewat baik jadi mmmpph!”

Bella menutup bibir temannya ini dengan tangannya karena memang terdengar sangat-amat-berisik.

“Stephie yang cantik, udahan ya kalau pidato.” Bella tersenyum sembari melepas tangannya yang menutup bibir Stephanie. Dia kemudian melihat keluar jendela, kelihatannya Cafe baru yang di bilang teman-temannya ini lumayan rame sekarang.

“Yakin mau masuk... sendirian?”

Bella mengangguk, yakin. Dari pada dia kos sendirian, dan mati bosan karena semua penghuni kos kalau malam minggu seperti ini sudah pasti sepi. Semua hang-out dan pasti dengan pasangannya.

This is Love...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang