10 HARI BERTEMU MANTAN

797 6 0
                                    

10 HARI BERTEMU MANTAN

ANDRI MARDIANI

Hari ke hari suasana semakin sepi, tak ada lagi seorang dambaan hati yang rela menemani dan aku juga sangat rela untuk bangun pagi bahkan sangat pagi untuk mengucapkan pesan singkat "selamat pagi. Jangan lupa sarapan dan mandi." Namun kalimat singkat itu yang dikategorikan sebagai kalimat termanis versi diriku, kini hancur dengan sepenggal kalimat yang ia berikan dan masih terngiang panas dikupingku "Kita putus".

Tanpa ada alasan yang jelas sangat berani sekali mengatakan kalimat itu. Akal pendekku mengatakan bahwa dia memutuskanmu itu karena ada orang ketiga (selingkuh) darimu, namun akal panjang selalu memberikan rasionalnya bahwa dia tidak mungkin memutuskanmu tanpa ada sebab.

Sudah hampir 2 tahun dia menghilang begitu saja tanpa kabar, 2 tahun pula juga aku berusaha untuk mencari kabar dan mencari tau alasannya tentang apa yang ia lakukan. Pencarian demi pencarian aku jalani, tetap saja dia tak kujumpai. Sekarang aku Cuma berusaha mendoakanmu dan berusaha melupakanmu.

Namun apa daya semakin aku memaksakan untuk melupakan semakin aku sangat tidak lepas dari bayang-bayang. Aku tau melupakanmu sangat gampang. Tapi yang sangat sulit untuk aku lupakan adalah kenangan dan kebiasaan-kebiasaan yang dulu kita lakukan yang sekarang sudah hilang.

Penat sudah hari demi hari kulewati bersama bayang-bayangnya yang sangat menakuti. Sungguh malangnya nasib sahabatku sendiri yaitu hati yang sedang terluka karena egonya yang ingin selalu memiliki, tapi untungnya ia selalu dinasehati oleh logika yang membuatnya kembali berdiri meski untuk beberapa hari atau untuk beberapa situasi.

Ingin aku rasanya pergi dari tempat sempit yang mengingatkanku pada seorang kekasih yang sudah lama pamit.

Aku memutuskan untuk pergi ke pameran puisi di Bandung. Meskipun sendiri aku harus bisa menikmatinya. Kabar adanya pemeran itu aku dapat dari instagram yang menjelaskan bahwa akan ada pameran puisi di daerah Dago, Bandung.

Jum'at 20 desember 2017 aku pergi dari kampung halamanku untuk pergi ke Bandung untuk menghadiri acara pameran puisi. Semoga saja dengan aku meninggalkan kampung ini aku bisa melupakannya walau hanya sementara. Dan aku ingin pergi ke tempat baru agar aku bisa mencari kehidupan yang baru.

Sabtu, 21 desember 2017 aku tiba dikota kembang, suasana disini sangat nyaman jauh dari bayang-bayang yang menyeramkan itu meskipun hal-hal sepele mengingatkanku pada dirinya yang dulu.

Aku teringat dengan sodara yang tinggal dibandung namanya Pak Soleh, rumahnya lumayan jauh dari sini, lebih baik aku nginap dirumahnya untuk beberapa hari. Aku coba telpon

"Assalammualaikum pak Soleh"

"waalaikumsalam"

"pak saya Rama anaknya bapak Agus yang dari Malang" kucium tangan pak Agus

"oh Rama, udah gede yah sekarang kamu. Hayu masuk ke dalam"

"mah ini ada jang Rama anaknya pak Agus" sambungnya memberitahu ke yang didalam rumah

"wahhhh ajak masuklah pah, kasian kali anak ini udah datang jauh-jauh ke bandung kau biarkan berdiri terus, macam mana pulalah kau ini pah" Bibi Lusi mendatangiku dengan logatnya yang khas

Akhirnya aku sudah tiba disini, ditemapt yang akan membuatku lupa padanya, lupa dengan segala sisa kenangan yang masih tersimpan dan enggan untuk dibuang. Sekarang aku berusaha untuk menjadi pria yang sudah siap membuka cintanya untuk wanita lain miliki. Semoga saja nanti aku bisa melupakannya dan mendapatkan cinta yang baru.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 21, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

10 HARI BERTEMU DENGAN MANTANWhere stories live. Discover now