Akulah Penggemar Rahasiamu

27 1 0
                                    

Satu tahun aku mengenali wajahmu, namun baru kali ini aku tahu nama aslimu . Selama ini aku hanya bisa membaca karya puisimu yang terpampang di mading sekolah. Engkaulah wanita yang selama ini aku cari. Namamu ternyata Lista Anggraini. Sebuah nama yang terdengar cantik dan anggun. Aku tak sengaja mengenalmu. Lewat karya puisi yang engkau tulis setiap hari senin pagi. Akulah orang pertama yang membaca karya puisimu. Mungkin engkau belum tahu siapa aku. Namun, aku tahu seluk – beluk dan tindak-tanduk kelakuanmu.

Menurutku engkau adalah gadis yang natural. Tak ada wanita lain di sekolah ini yang senatural kamu . Wajahmu terlihat sangat sederhana. Jauh dari kata menor dengan bedak tebal serta lipstick yang mengangar. Aku baru mengenalmu tadi sore. Engkau datang tergopoh-gopoh membawa tongkat dan bendera semaphore. Pak Ilyas memanggil satu persatu anggota pramuka setingkat bantara. "Lista Anggraeni." ucap Pak Ilyas. Begitu nama itu di panggil aku langsung berdiri dan sedikit agak maju ke depan. Mataku sedikit menyipit melihat dan memastikan kalau itu benar – benar Lista. Ternyata benar seperti apa yang aku rasakan. Lista akhirnya lolos seleksi. Bulan depan dia akan mengikuti Jambore Nasional di Kota Semarang.

Dalam hati aku berharap agar bisa mengikuti jejak Lista. Hatiku berdegup kencang tak menentu. Bulir keringat keluar dari wajahku. Rasa cemas, takut dan tegang menyelimuti hati. Pak Ilyas sudah berancang - ancang untuk memanggil nama yang terakhir. Seluruh teman – teman bantara yang berada di lapangan basket, menunggu keputusan terakhir dari Pak Ilyas. Mereka rela berpanas – panasan menunggu pengumuman seleksi ini. "Farel Pratama." ucap Pak Ilyas dengan nada tinggi. Mendengar nama Farel yang di panggil hatiku sedikit kecewa. Mentang – mentang dia anaknya kepala sekolah, dengan mudahnya dia bisa ikut Jambore Nasional. Hari ini aku kecewa berat. Aku hampir frustasi. Mengapa harus Farel yang terpilih?. Dunia seakan tidak adil. Selama ini akulah yang selalu menorehkan prestasi di bidang kepramukaan. Namun, apa timbal balik dari semua ini?.

Keesokan harinya aku berencana menemui Pak Ilyas di Kantor. Tampak dari sudut pintu kantor, Pak Ilyas tengah sibuk mengoreksi tugas karya ilmiah. Tumpukan kertas dan buku menjulang ke atas sedikit menutupi wajahnya. Aku datang dengan perasaan ragu. Kalau aku paksakan kesana, takutnya menganggu pekerjaan beliau. Lantas, aku batalin pertemuanku dengan Pak Ilyas. "Kenapa kok balik lagi?" ucap salah seorang guru. "Pak Ilyas sedang sibuk, mungkin kalau jam istirahat saja, Pak." ucap aku sembari melangkah keluar kantor. Tiba – tiba dari arah belakang ada seseorang yang menabrak aku. "Kalau jalan lihat – lihat, dong!" ucap aku dengan nada agak keras. "Maaf, aku sedang terburu – buru." jawab Lista. "Oh my god!" ucap aku dalam hati. Aku menyesal. Sangat amat menyesal. Ternyata orang yang menabrakku namanya Lista. Sang penyair puisi pujaan hatiku.

"Lista?" ucap aku sok kenal.

"Tahu namaku darimana?"jawab Lista sedikit tersinggung.

"Baru kemarin sore." ucap aku dengan nada gugup.

Saat itu Lista mengajak aku berjabat tangan. Tangan kananya terasa lembut dan dingin. "Kenalin namaku Erwin Saputra. Anak kelas 11 IPS." Wajah Lista tampak canggung melihatku. "Ouh, dari penampilanmu seperti anak IPA." ujar Lista tanpa maksud yang jelas. "Emang bedanya apa sih, anak IPA sama anak IPS?" tanya aku dengan mengeryitkan wajah. "Entahlah, pokoknya anak IPA itu lebih rapi dan bersih kayak kamu." jawab Lista dan aku masih belum mengerti dengan maksud hatinya.

Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Seluruh siswa dan siswi berbondong – bondong meninggalkan kelas. Seperti hari - hari biasanya. Setelah pulang sekolah aku nongkrong di Kantinya Pak Nardi. Kantin ini menyediakan menu makan andalanya yaitu : nasi pecel liwet. Harganya tetap murah meriah walau harga BBM tahun ini sedikit melonjak. Warung Pak Nardi selalu ramai. Kebanyakan di penuhi anak – anak cowok. Selain ramai dan menu makananya yang murah, Warung Pak Nardi mempunyai base camp tersembunyi bagi siapa saja yang ingin merokok. Kali ini aku di ajak temenku ngrokok, tapi aku langsung menolaknya. Bagiku, ngrokok hanya menghambur – hamburkan uang dan bisa terkena penyakit kanker, alias kantong kering.

Cinta Rasa KejuWhere stories live. Discover now