CHAPTER 15: THE RAIN IS OVER

3.9K 316 8
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Javier Liem


Aku melihat jam tanganku yang telah menunjukkan jam satu siang, sudah nyaris enam jam kami berada di sini sejak peristiwa si cowok yang keracunan dan cewek malang yang tergantung terbalik di ruang filtrasi. Dan kalau dihitung secara detail, rasanya aku sudah berada di pikiran dan duniaku sendiri selama sepuluh menit. Callen dan Ricco sedang asyik berpacaran, dan untung saja aku sedang melamun, jadi aku tidak merasa diriku sama seperti obat nyamuk, kalau kalian mengerti maksudku. Di mana-mana, aku selalu kebagian peran menjadi obat nyamuk, entah itu saat dengan Ethan atau Sierra, dan Callen serta Ricco. Maksudku, ayolah, tidak bisakkah aku diberi keringanan sedikit dengan mendapatkan cewek yang layak kugandrungi kasih sayang? Aku ini orangnya romantis lo. 

Dan sekarang aku menghibur diri sendiri. 

"Jav, udah jam satu, balik yuk," usul Callen menyenggolku.

Aku mengangguk dan mengikuti mereka masuk ke dalam pabrik. Di dalam, situasi mulai kondusif. Kulihat Ethan sedang berbicara dengan Carlo, sementara Sierra berkonsultasi dengan Ms.Phoebe tentang sesuatu dan tampaknya mereka sedang akrab sekali.  Callen dan Ricco langsung memisahkan diri. Merasa sendirian, akhirnya aku nimbrung ke Ethan dan juga Carlo karena tampang mereka berdua sedang membicarakan sesuatu yang cukup seru.

"Ternyata Alan pernah di DO dari tiga sekolah yang sudah dia masuki!" kata Carlo dengan gaya seperti cewek-cewek yang sedang bergosip, lengkap dengan kaki disilang yang rada membuatku merinding, sebenarnya, terutama dengan gaya berpakaiannya yang sudah horor begitu.

"Gila, itu anak bad boy kelas kakap, ya?" sahut Ethan menimpali.

"Dia pernah menonjok cewek." Ethan mengerutkan kening saat mengatakan itu. "Sampai ceweknya nyaris koma. Itu cerita yang aku dapat dari temen-temen aku di luar, sih."

"Apa?! Tindakan macem apa itu?!" sela Carlo yang melupakan sisi maskulinnya dengan berbicara dengan gaya cewek.

"Dia juga pernah mencuri arsip sekolah," lanjut temannya.

"Ya ampun, dia memang masa depan teroris!"

"Ngomongin Alan nih?" sergahku semangat sambil ikut nimbrung di sekitar mereka.

Barangkali mereka punya info-info yang bagus seputar Alan, aku kan bisa ikutan menambahkan. Lagipula, kami bukan bergosip melainkan berdiskusi.

"Belum banyak, tapi sepertinya sebentar lagi kita akan mengetahui segala sesuatu tentang dia, bahkan teman-temannya juga," sahut Ethan ringan.

"Tunggu, Olive dan Gavin?" tanyaku, teringat pada teman-temannya yang juga patut untuk dicurigai itu.

"Si rambut merah yang lumayan cantik itu?" tanya Carlo sambil menyenggol Ethan yang langsung nyengir kecil.

TFV Tetralogy [2] : Paranoid (2013)Where stories live. Discover now