DEMESNE III : INTRIGUE

8.2K 548 43
                                    

in·trigue

/inˈtrēg/

arouse the curiosity, interest of by unusual ; fascinating.



Sejak zaman perang dingin, ada tiga hal krusial yang dibutuhkan wanita saat akan tampil di muka umum di suatu pesta bertaburkan ratusan pasang mata:

1. Gaun indah berhiaskan permata Swarovski yang akan membuat cewek saling iri melihat penampilan satu sama lain.

2. Aksesoris yang mendukung gaun agar terlihat lebih menonjol (dan tentunya menarik perhatian oknum-oknum gila berlian).

3. Riasan wajah dan rambut yang sempurna untuk mempercantik penampilan.

Masalahnya, sejak zaman perang dingin juga, aku sama sekali tidak memiliki satu dari ketiga hal penting plus krusial tersebut.

Bukannya aku bangkrut dan jatuh miskin dalam sedetik, tapi kata "pesta" seakan jauh dari kamusku, bahkan bisa dibilang, aku tidak pernah ke pesta. Pesta terakhir yang aku hadiri adalah pesta ulang tahun Marie-Anne ke Dua Belas yang diadakan semegah-megahnya di kediaman mewah keluarga Alpins yang terhormat, jauh dari keramaian kota, tepat di atas sebuah bukit dengan bintang tamu David Bowie Palsu, jadi, undangan dari Natasha kemarin cukup membuatku kebingungan. Dengan gaun apa aku akan datang ke pestanya yang bertemakan Parisian Night? Bukannya aku tidak setuju dengan tema pestanya yang sangat high class itu, tapi susah untuk mencari gaun tepat yang membuatmu seakan sedang berada di tengah-tengah jalanan menara Eiffel. Aku pun tidak ingin datang mempermalukan diriku dengan baju jalang yang menampakkan separuh dadaku (khawatirnya, tangan-tangan jahil bisa saja menampar bokongku tanpa izin kalau panjang gaunnya hanya sepuluh senti di bawah perut).

Namun, berkat Xander dan Chloe yang memaksaku untuk tampil cantik, kuhabiskan hariku sepulang sekolah untuk duduk di depan laptop dan browsing sana-sini seputar baju bertemakan keindahan Paris yang romantis. Lima menitku yang berharga sampai harus habis di depan sebuah situs kencan buta yang menawarkan makan malam gratis di Paris untuk dua pasangan beruntung, belum lagi yang liburan ke Barbados selama tiga hari dua malam (gratis astagaakutidakpercayakumengatakanhalini kondom) untuk pasangan muda yang memutuskan untuk berkencan betulan setelah bertemu di situs itu.

Jadi, karena Chloe pikir aku menghabiskan waktu terlalu lama di depan layar, cewek itu memaksaku pergi ke butik terdekat favoritnya untuk memilih-milih secara live saja.

"Lebih baik kau ikut denganku, pilihan di kota ada banyak. Aku tidak sudi datang bersamamu yang mengenakan kain sisa yang ditaburi gliter murahan. Bisa-bisa, kau pun kupecat jadi sahabatku," kata Chloe sambil menyisir rambutnya yang berwarna pirang dengan semburat cokelat di bagian atasnya.

"Tapi aku tidak akan membeli baju mahal kalau hanya diperlukan untuk satu malam, Chloe, bukan aku banget!" sahutku sambil tiduran dan mendengarkan lagu. "Tidakkah kau lebih tergiur dengan pizza truffle?"

"Begini ya, nona sok hemat," aku kontan melirik temanku itu, "Aku tidak buta untuk mengetahui kalau pamanmu meninggalkan kau jumlah uang yang cukup banyak untuk biaya pendidikanmu sampai setidaknya kau dilamar orang, daripada kau habiskan uang itu untuk beli pizza saus truffle setiap minggu, lebih baik gunakan untuk berpesta! Kau ini perempuan, Al! Bersenang-senanglah sedikit. Kau kan tidak pernah ke pesta," ujar Chloe sekenanya.

"Seperti kau sering saja. Anak titisan iblis seperti kita tidak bakal sering-sering diundang ke pesta yang penuh dengan parfum Chanel, jadi, terima nasib saja."

Chloe mencibir. "Well, itu benar. Tapi kau tahu keluargaku. Hampir setiap tiga minggu sekali, aku selalu diseret ke pesta. Tidak bisa kupungkiri kalau aku jadi menyukai pesta. Pesta kan ... keren. Bisa menari sepuasnya tanpa peduli akan disebut gila. Enak deh, pokoknya. Ayo, pakai jaketmu, kita ke butik itu sekarang," kata Chloe sambill meletakkan sisirku dengan kasar.

TPE : Seven Rivalry (2014)Where stories live. Discover now