CHAPTER 11: THE ABANDONED MALL

4.8K 329 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Callensy Reece



Untung saja, untung aku bisa menjelaskannya pada Ricco. Kupikir cowok itu bakal marah karena aku dan Alan saling lihat-melihat, tapi setelah kujelaskan ketakutanku, Ricco langsung mengelus puncak kepalaku dan tersenyum tabah melihatku. Aku sedikit merasa bersalah, tapi toh buktinya kami berlima dengan Javier sudah duduk-duduk di kantin untuk beristirahat.

"Semoga saja aku keterima jadi pengurus OSIS ," kata Sierra sambil memakan baksonya dengan girang.

Ethan mengangguk menyetujui. "Supaya kamu bisa melakukan perubahan-perubahan yang nggak bisa dilakukan pengurus terdahulu? Hmm?" tanya Ethan sambil meminum es jeruknya cepat. "You're good. Lain denganku yang lupa hampir setengah paragraf."

"Bukan untuk pembalasan buat Patrice sih, tapi supaya Sam nggak ngata-ngatain aku di rumah."

"Memang kalau kamu nggak masuk, dia bakal murka?" tanya Ethan mewakili perasaan kami semua.

"Bukan begitu sih, tapi dia bisa malu banget sebagai kakak, dan aku bisa jadi bahan bully setahun penuh lantaran gagal," kata cewek itu sambil tersenyum kecut.

"Kalau dia sampai begitu, aku yang marahin dia deh."

"Kalau kamu mau penyet bagaikan tempe sih, silahkan?" balasnya geli. 

"Tega banget," tukas Ethan cuek, kembali seperti Ethan yang dulu.

"Makanya, jangan aneh-aneh, ntar orang pada nggak suka."

"Mustahil. Aku banyak kelebihan. Udah jago judo, ganteng, banyak yang suka lagi..." 

"Sana, cari cewek banyak-banyak, ajak nge date satu-satu!" 

Tanpa kuduga, Ethan tertawa cukup keras sehingga membuat aku, Ricco, bahkan Javier terkejut luar biasa. Kami bertiga hanya saling menatap dan menahan tawa.

"Cemburu ya?!"

Oh ya ampun, aku jadi kepingin ketawa sampai ngiler-ngiler sekarang. Sejak kapan Ethan berani eksplisit begitu?!

"Ya ampun!" Aku akhirnya menengahi. "Kalian ini awalnya cuma membahas soal pidato malah jadi perang. Mana manis bener lagi! Jadian deh sana!" Ethan tertawa pelan, tampaknya dia juga setuju dengan ideku, sementara Sierra membereskan kertas-kertasnya sambil pura-pura tidak dengar.

Omong-omong soal mereka berdua, banyak sekali perubahan semenjak pertama mereka bertemu. Sierra jadi lebih terbuka, sementara Ethan jadi lebih santai. Pertama kali aku kenal cowok itu, dia tidak banyak bicara. Dia lebih memilih diam daripada ikut campur pembicaraan kami. Tapi sejak dia kenal dekat dengan Sierra, dan juga menyatakan perasaannya pada cewek itu (seperti yang aku ketahui dari Sierra), dia berubah. Kebetulan yang manis, kan, karena dua orang itu saling berubah semenjak mereka bertemu satu sama lain. Rasanya mereka bakal cocok. Semoga aja Sierra sadar kalau di depannya ada cowok idaman yang nungguin dia sampai dia mau menerimanya. Beruntung banget sih dia dapet cowok seperti itu?

TFV Tetralogy [2] : Paranoid (2013)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang