SECTOR XVII: BEATING AEROPHOBIA

8.3K 820 34
                                    


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Ini gawat, cewek ini bisa mati kalau tidak bangun-bangun! Lee, bangun! Kita harus segera kabur dari sini, oh akhirnya matanya terbuka, kita harus segera pergi, Lee, aku akan gendong kamu," kata Sam sambil menepuk pelan pipiku.

Aku terbangun.

Iya, aku terbangun.

Dan itu perasaan yang normal—terkejut-kejut karena aku baru saja membuka mata dan sasar sepenuhnya setelah jatuh dari atas—dan berusaha menyesuaikan penglihatanku dengan keadaan sekitar. Kami sudah berada di puncak goa, tinggal sedikit lagi menuju lubang tempat air itu memancar.

"T-tadi, aku terjatuh..."

"Iya, dan Sam menangkapmu. Untung saja dia rajin berolahraga angkat beban, eh benar tidak kamu olahraga angkat beban? Apapun itu, yang penting olahragamu itu lumayan berguna. Kalau tidak, tangannya pasti sudah patah sekarang," timpal Dylan sambil membantuku duduk.

Aku menoleh pada Sam, bertanya padanya apa Dylan benar.

"Sayang sekali, dia benar, Lee," katanya singkat.

"Trims, Sam! Aku, tadi, ada kaki seribu..."

"Aku tahu, dan kita sudah menemukan kira-kira 20 ekor selama kamu pingsan, lima diantara berukuran massive," jawabnya datar.

"Dan sudah kami bunuh semua,"celetuk Xena yang sedang berusaha melubangi area itu." Jadi kamu tidak perlu khawatir. Aku jauh lebih baik berhadapan dengan kaki seribu daripada harus bertemu dengan ular, serius deh."

Aku berusaha berdiri, dibantu oleh Sam dan Dylan lalu segera membantu Xena yang tampak kesulitan.

"Kenapa jatuh saja membuatku pingsan ya," gumamku tidak percaya.

Terakhir kali papa bilang kalau aku sudah tidak pernah pingsan lagi (iya, aku memiliki kecenderungan tak sadarkan diri setiap kali ketakutan melihat sesuatu walaupun aku tahu aku jarang benar-benar takut akan sesuatu). Namun kaki seribu tadi benar-benar nyaris merobek jantungku. Rupanya, penyelamatku itu mendengar apa yang aku katakan.

"Kamu syok. Tidak salah kamu sampai pingsan, apalagi kamu tadi jatuh. Kamu panic dan tidak karuan sekali waktu melihat binatang sebesar itu," katanya.

Aku menoleh padanya, tersenyum.

"Ada bakat menjadi terapis, rupanya."

Dia menoleh padaku dengan cepat. "Tidak! Aku lebih memilih menjadi astronot!"

"Tidak cocok sekali," sahut Dylan di belakangnya. "Bisa-bisa seluruh luar angkasa meledak kalau kamu yang berkunjung."

"Dyl, Sam, bisa bantu aku di sini?" tanya Xena yang secara tak langsung baru saja memisahkan mereka dari kemungkinan bertengkar.

Kedua cowok itu langsung menghampiri Xena. Cewek itu menyodorkan dua buah batu yang cukup besar pada Sam dan Dylan, lalu memukul-mukul tempat keluarnya air itu. Lima menit, sepuluh menit, lubang itu mulai membesar. Dan tiga menit berikutnya, air mulai memancar keluar dari sana. Bajuku langsung basah kuyup terkena pancuran air yang kadang deras dan tidak itu.

TRAPPED : "The Runic Forest" (2013)Where stories live. Discover now