SECTOR XVI: THE DEATHLY SANCTUARY

10.3K 828 88
                                    

"Szia (halo)," kata sebuah suara saat aku dan Xena sedang berdebat soal mengeluarkan diri dari sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Szia (halo)," kata sebuah suara saat aku dan Xena sedang berdebat soal mengeluarkan diri dari sini.

Tentu saja suara itu sangat familiar di telinga kami, karena itu adalah suara seorang wanita, yang hampir 15 menit yang lalu baru saja mengejar-ngejar kami dan mendesak kami sehingga kami terjatuh masuk ke dalam goa ini. Aku langsung mundur dan Sam maju untuk melindungiku. Dylan segera mengeluarkan crossbow-nya dan bersiaga, sementara Xena bersembunyi di belakang Dylan yang dengan refleks dijaganya dengan membelakangi cewek itu.

Walau saat ini Dylan terlihat berani dan gerakan tubuhnya terlihat seakan-akan dia memang berani, tapi suaranya pecah saat bertanya kepada wanita tua di depan kami.

"S-siapa kamu?" tanya Dylan memberanikan diri bertanya.

Wanita itu memiringkan kepalanya lalu melangkah sedikit lebih maju. Wanita—yang lebih tepatnya disebut nenek, karena usianya yang kuduga sudah tidak muda dan amat tidak pantas disebut sebagai nona muda—itu memainkan rambut pirang keperakannya yang kering dan kusut dengan jari-jemari panjang dan kurusnya yang terlihat seperti taring buaya.

"Mit keresel itt (Apa yang kamu lakukan di sini) ?" jawabnya dengan nada bahagia yang lebih terkesan senang, membuatku sedikit heran karena situasi saat ini sama sekali tidak ada unsur bahagianya dan tidak ada yang patut untuk disenyumi.

Xena menoleh padaku, berharap aku mengerti apa yang dia bicarakan karena sebelumnya aku sempat bilang bahwa aku tahu bahasa yang disembur-semburkan nenek itu—tapi itu murni karena aku benar-benar pernah mendengarnya di National Geography, dan kalau tidak salah aku hanya menebak-nebak tadinya. Aku memberinya tatapan bingung, berharap dia mengerti kalau aku pun tidak mengerti.

"Tudjátok, igaza van, ez az én birodalmam tiszta (Kalian tahu kan, ini adalah daerah kekuasaan saya yang suci) ?" jawabnya lagi dengan suara serak yang terdengar putus-putus.

Sam mulai terlihat jenuh dengan semua itu. Tentu saja itu karena dia tidak mengerti bahasanya, dan terlebih lagi tidak tertarik dengan tampang wanita tua ini.

"Sebenarnya apa kamu bisa berbahasa ... minimal Inggris?" tanya Sam berusaha bersikap setenang mungkin walau kupikir cowok ini sudah tidak sabar ingin pergi dari sini dan minimal menendang nenek ini ke dalam sumur terdekat.

Wanita itu mendesis. "Miféle nyelv ez? Angliában? Milyen ország Ázsiában (Bahasa apa itu? Inggris? Apa negara itu ada di Asia) ?"

"Oke, mungkin artinya adalah Tidak, aku malah tidak bisa menerjemahkan bahasaku sendiri, kalau aku pakai bahasa isyarat saja, kalian mau terima tidak? Oh, aku juga bisa bahasa gorila, lo! , bagaimana menurut kalian?" usul Dylan.

Aku menggeleng padanya.

"Aku tahu kelak kamu akan menjadikan melawak sebagai mata pencaharianmu, tapi saat ini bukan waktunya bercanda, Dyl. Kita tidak tau apakah orang ini berbahaya atau tidak," jawabku singkat dan tenang.

TRAPPED : "The Runic Forest" (2013)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang