CHAPTER 8: SCHOOL HISTORY

4.1K 345 12
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Javier Liem



Singkatnya, jam istirahat dimulai dan kami bisa bebas berkeliaran tanpa harus terkurung di kelas, penjara terkutuk yang nyaris membuatku ketiduran tadi. Seperti yang selalu kami lakukan, aku dan yang lain langsung pergi ke taman sementara beberapa dari kami seperti Jay dan Pierre memilih untuk membeli camilan terlebih dahulu. 

"Yep, yep, yep, berita hot itu benar, teman-teman. Patrice baru kekunci di kamar mandi. Kayaknya bukan orang iseng lagi deh," kata Callen dan Sierra yang baru kembali dari toilet dan langsung bergabung dengan kami.

"Terus apa yang kalian lakukan di dalam?" tanya Ethan yang menyambut Sierra duduk di sebelahnya, di tempat yang telah kami jadikan sebagai markas tetap kami selama istirahat, sebuah taman dengan dua pohon besar yang mengapit bangku taman melingkar berwarna putih yang nampak tua tapi masih kuat untuk menopang tubuh-tubuh kami yang rada bongsor ini.

"Ya, kami bantu dia keluar lah, tapi akhirnya aku bisa pakai tongkat pel buat ngeluarin dia dari dalam, aneh aja. Memang akhir-akhir ini pintu kamar mandi suka terkunci sendiri," kata Callen sambil duduk di sebelah Ricco. "Kalian emang nggak ada perasaan aneh kenapa pintu kamar mandi bisa jadi mistis begitu?"

"Dibilang mistis sih, kita nggak bisa ngomong juga. Tapi lagian kenapa bisa terkunci sendiri? Logikanya, mana bisa orang mengunci diri dari dalam lalu bisa keluar? Apalagi cewek, masak pake acara manjat? Di dalam kan juga nggak ada tangga atau sesuatu yang bisa dibuat manjat-manjat," ujar Callen dengan tampang bingung.

"Masuk akal juga sih, akhir-akhir ini banyak juga kejadian aneh," kata Carlo. Melihat reaksi anak-anak yang jadi penasaran berhubung dia satu-satunya orang yang bisa berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata dan tidak teriak-teriak saat melihat mereka, tentu kita jadi kepingin tahu banyak dari dia. "Begini ya, guys. Beberapa hari ini kepalaku agak pusing, badanku merinding terus. Bukannya karena aku takut atau apa, tapi ini karena aku sedang merasakan sesuatu. Hal ini wajar terjadi saat ada energi selain tubuh manusia yang berada di sekitarku. Kalian mungkin bakal merasakannya seperti hembusan angin biasa, atau bahkan nggak bisa ngerasa apa pun. Tapi aku rada, terlalu peka dengan hal itu. Singkat aja sih, ada makhluk halus di sekolah kita." 

Mendengar penuturan Carlo, Callen langsung menegang. Sierra masih tetap penasaran, dan wajahnya biasa saja bahkan cenderung datar. Kupikir cewek itu berusaha menenangkan diri, tapi mungkin dia sedang memikirkan hal yang lain?

"Makhluk halus? Seperti apa?" tanya Ethan kalem, tidak terlalu terlihat tertarik tapi kepo juga.

Carlo mengacak-acak rambutnya. "Well, saat itu aku ke ruang guru. Sebelum sampai di sana, badanku menegang. Kepalaku berat. Berarti ada medan roh di sana. Aku menoleh ke samping kanan dan kiri, tidak ada apa-apa. Aku nggak bisa takut soalnya kalau tambah takut energi dari orang itu tambah hilang karena aku tidak fokus. Berhubung aku penasaran, aku menoleh ke belakang, lorong belakang di sebelah kanan miniatur sekolah kita itu. Ada seorang wanita yang bertingkah aneh banget. Dia duduk di lantai, mungkin ngambilin kertas-kertasnya kali. Cuma tambah aneh lagi pas wanita itu tiba-tiba nari-nari nggak jelas gitu. Awalnya kukira dia kesurupan sesuatu, setan penari sekolah mungkin. Tapi dia bisa bersikap datar-datar saja setelahnya, seakan tidak ada yang terjadi dengan dia. Hampir setiap hari lagi kejadiannya. Nggak tahu deh dia sadar apa nggak setiap hari aku pelototin."

TFV Tetralogy [2] : Paranoid (2013)Where stories live. Discover now