CHAPTER 7: STARTED TO FEEL UNEASY

4.2K 330 8
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Javier Liem



Aku suka berolahraga, tapi kalau pelatihnya mirip gorila lapar seperti ini, aku jadi berpikir dua kali untuk ikut pelajaran yang menguras keringat satu ini. Sejak setengah jam yang lalu, guru olahraga kami Mr.Joe sibuk berteriak sana-sini dan membuat setengah murid di kelas kami emosi berat dan berpikiran untuk menculik lalu membuangnya di sumur terdekat agar tidak perlu menjadi guru olahraga kami lagi. Lebih bagus kalau diganti dengan sosok yang lebih hot (yang ini sih ide para cewek), seperti John Cena atau yang setaraf Joe Taslim, deh. Sedangkan kami yang cowok-cowok malah mengharapkan guru cewek berbadan kekar yang garang dan disiplin seperti Ronda Roussey saja, Mr.Joe jauh dari kata bugar. Tubuhnya yang berperut buncit, wajahnya yang selalu tampak emosi berat setiap hari, bukan figur guru olahraga yang kami harapkan. Namun, sosok seperti inilah yang mampu meluncurkan semangat olahraga kami, berkat tubuh suburnya, kami jadi termotivasi untuk tidak menjadi "terlalu" subur sepertinya.

"Ayo Hubert! Saya tidak menunggui kamu selama dua jam pelajaran hanya untuk gosip-gosip macam cewek ya!" teriak Mr.Joe meneriaki seorang temanku yang memang agak lemot dan hobi gosip, padahal sudah jelas dia diciptakan sebagai seorang cowok.

Maksudku, cowok tak seharusnya bergosip. Kita lebih senang membicarakan hal-hal yang berbau realistis, seperti mobil, makanan, atau yah, kadang-kadang cewek juga. Memang itu tidak bisa disebut realistis banget sih, karena pada dasarnya pekerjaan kita masih duduk sambil makan-makan dan berburu foto cewek cantik untuk dikecengin. Tapi kami tidak pernah duduk sampai berjam-jam dan membicarakan tentang keburukan seseorang, bagaimana dia pernah berpacaran dengan 10 cowok berbeda, atau bagaimana dia pernah tinggal di apartemen bersama pacarnya, itu sangat bukan kami banget. 

Kecuali kalau mereka adalah kumpulan cowok-cowok bermental tempe, itu lain cerita. Tapi cowok sejati tidak akan membicarakan hal-hal yang tidak penting.

Orang-orang yang bergosip tidak terlalu mendapatkan respekku. Aku tidak pernah menghargai gosip dan orang-orang yang melakukannya. Menurutku, hal itu amat buang-buang waktu. Maksudku, ada banyak sekali jenis kegiatan yang bisa dilakukan, seperti makan, berburu benda langka, atau mungkin travelling dan mendapatkan foto bagus? Itu semua jauh lebih penting dan berguna daripada sekedar duduk dan bergosip dalam waktu yang lama. Tidak ada untung yang bisa didapatkan dari kegiatan itu, selain menambah-nambah dosa dan kelakuan buruk. Memang sebagian orang melakukannya untuk kesenangan sesaat, tapi kesenangan sesaat bisa didapatkan dari hal-hal lain selain bergosip, kan? Lagipula, apa hebatnya sih mengurusi hidup orang yang belum tentu mengurusi hidup kita? Kenapa harus memikirkan orang yang tidak memikirkan kamu sama sekali? Hidup terlalu berharga untuk dibuat begitu, men! 

Terlepas dari ocehan tentang gosip, sudah aku duga hari ini tidak akan bagus. Mr.Joe bolak balik meneriaki kita yang lemot-lemot, terutama yang cewek. Belum lagi gaya teriaknya rada membuatku kepingin secepatnya kabur dari tempat ini. 

TFV Tetralogy [2] : Paranoid (2013)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang